[34]

6.9K 707 319
                                    

Malam tahun baru yang dilalui seorang diri mungkin menyenangkan. Ditemani lagu-lagu mellow dari radio butut, hujan, dan ruangan gelap yang sunyi. Oh, tak lupa dengan demam dan flu yang menyerang. Langit-langit ruangan yang dipenuhi stiker bintang glow in the dark tampak buram. Bintang-bintang itu bergerak memutar, berkunang-kunang di matanya yang berair dan panas.

Entah apa yang merasukinya hingga bisa menempelkan stiker-stiker itu ke langit-langit ruang TV.

Xuhao rebahan di sofa cokelat kesayangannya, membiarkan dirinya tenggelam dalam ambang kewarasan selagi si radio ribut sendiri kehilangan sinyal. Ia bergelung di bawah selimut tebalnya, bergidik kecil saat angin dingin dari luar jendela menggelitik lehernya.

Harusnya Xuhao ikut teman-temannya di alun-alun kota saat ini. Dia sudah janjian dengan Garuda dan lainnya bakal ikut countdown tahun baru. Eh tak disangka, tiba-tiba dia demam gara-gara ikut ice bucket challenge.

Sebenarnya dia masih bisa keluyuran, masih bisa lari-lari, masih bisa tumbling dan koprol 10 putaran. Tapi sekali Om Surya bilang tidak ya tidak. Pria itu kalau sudah menyangkut kesehatan dan keselamatan jiwa bakal jadi sangat posesif. Lagipula, beliau juga terjebak di kantornya malam ini. Jadi keduanya impas.

Xuhao meraih tissue di atas meja seraya membuang lendir yang menggumpal gatal di hidungnya.

Ini masih jam setengah sebelas, satu setengah jam lagi menuju 2020.

Sambil mendesah penuh keluh kesah karena suaranya bindeng, ia membuka hape untuk melihat spam chat di grup kelasnya.

Ah, enaknya bisa kumpul bareng teman.

So sad:(

Garuda tiba-tiba telfon.

"Hao."

"Hm," jawab Xuhao.

"Lo yakin gamau gue jemput?"

"Mau sih mau, tapi jangan," kata Hao. "Ntar lo digibeng sama om Surya."

"Om Surya ga bakal tau kok! Ayolah, gue kangen banget sama lu," suara Dika menyahut.

Xuhao terkikik. Ia menendang selimutnya ke lantai, lalu split di udara.

"Enggak, beb. Kasih gue foto kalian aja gue udah seneng kok."

Hiya muna. Padahal Xuhao mau banget ikut. Panggilan dimatikan satu pihak. Hao menatap hapenya bingung. Kepalanya memikirkan rencana-rencana jahat sebagai balasan karena Garuda berani mematikan panggilan sebelum bilang dadah.

Tapi semenit kemudian, dia dikirimi foto.

Foto pertama foto Garuda, Dika, dan Udin.

Foto kedua foto Dika, Pak Joshua, dan sepupunya yang kalau tidak salah namanya Johan.

Foto ketiga foto Garuda, abang Jon, dan bang Bintang.

Foto keempat foto bang Aji.

Xuhao mendelik. Kurang ajar sekali manusia ini bisa jalan-jalan padahal dia dikurung di rumah. Nanti bakal Hao spam chat si Ajisaka itu.

Foto kelima foto Ekwan dan Bonon.

Foto keenam foto Naya, Caca, dan Pipo, yang mana tidak pernah muncul dalam cerita.

Garuda mengirim banyak sekali foto sampai hape Xuhao ngelag. Dan berkat radiasi dari hapenya itu pula, Xuhao jatuh tertidur.

Seingat Xuhao, kali terakhir ia membuka matanya, apartemennya sedikit bercahaya. Ia membiarkan lampu depan dan ruang belakang menyala. Tapi saat petir menggelegar kencang dan membangunkannya dari tidur singkatnya, keadaan sudah gelap gulita.

Lesson To Learn | Junhao[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang