10] 😰

877 58 7
                                    

EXO vs X-EXO

Goresan demi goresan hitam menghiasai kertas putih, mengeluarkan pikiran di otaknya melalui setiap goresan yang terlihat mempesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Goresan demi goresan hitam menghiasai kertas putih, mengeluarkan pikiran di otaknya melalui setiap goresan yang terlihat mempesona. Bisa dibilang terlambat, tapi itulah mimpi sejak awal.

" eonni " panggil Hyuna sambil membawa jus di napan dengan beberapa biskuit kesukaan kakaknya

" terimakasih " Irene hanya melihatnya sekilas lalu kembali ke kegiatannya. Menyadari kehadiran Hyuna di sisi kirinya dengan wajah serius dan penasaran, sisi remaja yang penuh dengan keingintahuan milik adiknya itu.

" sebentar lagi umurku 18, bisakah eonni membuat gaun atau dress untuk aku gunakan di hari special itu? " mungkin itu adalah kalimat yang berusaha Hyuna rangkai di dalam otaknya saat melihat hasil goresan pensil di buku sketsa milik Irene. Nyonya Bae tiba-tiba hadir di pembicaraan kedua sodara itu dengan membawa beberapa berkas yang Irene butuhkan

" jangan mengacaukan kakakmu! 18 tahun itu masih jauh Hyuna. Sekarang pergi ke kamarmu biarkan Eomma dan Kakakmu disini "

Irene menegang saat ibunya menginginkan sebuah pembicaraan serius dengannya, pembicaraan ini pernah terjadi dua minggu lalu dan berakhir dengan ia menangis di kamar mandi.

" Irene kemari! " perintah Nyonya Bae, duduk di ranjang yang sebelumnya adalah kamar milik Irene sebelum menikah. Sebelumnya ia menaruh berkas di atas meja.

Tujuan Irene datang ke kediaman Bae hanya untuk mengambil beberapa berkas, sambil menunggu Ibunya ia memilih menunggu di dalam bekas kamarnya, tak sengaja membuka lemari dan menemukan buku sketsa miliknya pada saat kuliah dulu.

Seketika suhu ruangan yang mulanya terasa sejuk dengan aroma tanah basah bekas hujan menghilang dan tergantikan dengan suhu dingin sekaligus rasa gerah hingga mengakibatkan tumbuh Irene dipenuhi keringat.

Irene duduk dengan pelan, rancangan gaun di otaknya tadi tiba-tiba menghilang saat melihat mata ibunya.

Nyonya Bae tersenyum " dari tatapanmu, Eomma rasa kau tahu apa yang akan Eomma bicarakan "

Irene hanya membalas dengan anggukan kepala, spontan ia meremas seprai putih tersebut.

" ini sudah lima bulan, Eomma tau kesedihan mu. Tapi kau tidak bisa terus seperti ini dan Eomma rasa kau tau apa yang Suho harapankan bukan? Dan untuk mertuamu. Nyonya Kim hanya memiliki Suho sebagai putra dan keturunan dari Suho adalah penerus mereka satu-satunya. Irene-ah apa kau tidak berencana untuk memiliki anak lagi? "

Iya, aku berencana, tapi apa Eomma tahu? Manusia hanya bisa merencanakannya tapi terjadi tidaknya hanya tuhan yang mengatur segalanya.

Dan tuhan telah memberikan keberlanjutan dari rencanaku yang telah gagal total sebelum aku membayangkannya

Sebisa mungkin Irene mengeluarkan sebuah senyum dan menormalkan detak jantungnya yang entah sejak kapan menjadi semakin cepat.

" tentu saja."

PERJURY || 🅂🅄🄷🄾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang