16] 🌺

833 63 5
                                    

Up KALO VOTE UDAH 30++

" keyataan lebih meyakitkan daripada mimpi, dan saat mimpi itu datang,aku berharap tidak ada orang yang membangunkanku "
- Jisoo


Suho mengusap wajahnya dengan kasar, terus mondar mandir di depan pintu pemeriksaan sambil berharap sesuatu yang baik terjadi. Pikiranya terbayang pada masa lalu, saat ia meninggalkan Irene dan mendapatkan telpon dari kakak iparnya jika Irene terjatuh. Suho menggeram, menjambak rambutnya sendiri, sekarang hal itu terjadi lagi. Bagaimana Jisoo ia dapatkan tidak sadarkan diri di ranjang dengan noda darah pada wanita itu. Kesalahan yang sama ia lakukan lagi, dia terlalu lalai untuk menjaga wanita dan anaknya. Mungkin itu alasan belum ada Kim junior untuk rumah megahnya. Menjambak rambutnya prustasi dengan melapalkan doa sebanyak mungkin.

Pintu terbuka, dokter yang ia percayai untuk memeriksa Jisoo keluar dengan wajah tenang. Suho melebarkan langkah untuk mendekat, melepari dokter tersebut dengan pertanyaan beruntun. Reaksi si dokter hanya tersenyum. Mungkin, bukan hanya Suho yang seperti di sepanjang karirnya sebagi dokter kandungan.

" istri anda baik-baik saja " Dokter kembali melempar senyum. Namun reaksi  si pria terlihat bungkam. Mengubah senyuman di wajahnya menjadi terlihat biasa " Dan bayinya juga baik-baik saja. Ini dipengaruhi oleh kebiasaan buruk istri anda pada masa lalu. Maaf sebelumnya, apa istri anda punya kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak atau ia mengosumsinya secara rutin? "

Entah sudah berapa kali dokter itu menyebut kata istri  Yang membuat Suho masih terdiam, sebelum akhirnya menerima peran bohongan ini.

Pertayaan si dokter Suho jawab dengan gelengan, kebiasaan minum alkohol? Siapa Jisoo sebenarnya? Dari mana Irene kenal dengan wanita pecinta alkohol dan akhirnya akan memberi dampak pada bayinya.

" apa itu berakibat buruk pada bayinya? "

" tentu saja. Ukuran janinnya lebih kecil dari ukuran seharusnya di usianya ini. Tuan Kim, anda tak perlu khawatir. Nyonya Jisoo hanya perlu banyak istirahat dan memperbanyak makanan bergizi agar nutrisi bisa didapatkan oleh kandungannya " jelas si dokter. Suho merasa lega, setidaknya ia tidak kehilangan bayi untuk kedua kalinya.

Sesudah menerima masukan Dan nasihat dari dokter tersebut. Suho memilih untuk melihat keadaan Jisoo di ruang pemeriksaan. Dokter bilang wanita itu bisa pulang hari ini, tanpa adanya rawat inap seperti yang Suho pikirkan.

Jisoo berbaring di ranjang pemeriksaan dengan wajah pucat, namun keadaannya terlihat lebih baik dari sebelumnya. Menoleh kearah Suho yang terlihat membantu diam tak jauh darinya.
Suho dapat melihat bibir tipis Jisoo melapalkan permintaan maaf walau tidak ada suara yang terdengar. Suho terdiam, seharunya dialah yang minta maaf disini, karena dialah laki-laki pengecut dan tidak bertanggung jawab. Sayang, permintaan maafnya hanya terbatas di otaknya saja.

" perlu sesuatu? "

" pulang " guman Jisoo, tatapan keduanya bertemu. Kesunyian kembali terjadi seakan mereka orang yang tidak saling mengenal.

Suho mendekat, meraih tubuh Jisoo ke dalam dekapanya untuk di gendong. Mengabaikan tatapan bingung Jisoo, Suho masih diam, memindahkan tubuh Jisoo ke kursi roda. Hingga tiba di area parkir. Sentuhan fisik yang terasa canggung sesudah begitu lama berlalu.

Suho meletakkan tubuh Jisoo di kusri mobil bahian depan di sebelah krusi pengemudi, memasangkan sabuk pengaman. Jisoo dan Suho masih diam sepanjang perjalanan bahkan sesudah di dalam apartemen.

Jisoo merinsuk ke dalam selimut saat bertemu dengan ranjang, walau ini apartemenya tapi bukan kamarnya, seperti yang Irene bilang, kamar Suho. Jisoo pikir kamarnya belum dibersihkan hingga Suho membawanya ke kamar lelaki ini.

PERJURY || 🅂🅄🄷🄾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang