11] 🌆

805 58 7
                                    

Ankara

Pesawat Turkish Airline mendarat tepat jam tiga sore waktu Turki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesawat Turkish Airline mendarat tepat jam tiga sore waktu Turki. Setelah Sebelumnya transit di Istambul. Rasa sejuk langsung saja menerpa wajah lelah kedua pasangan tersebut di bandara Ankara Esenboga. Masa lalu seakan berputar kembali memenuhi otak pasangan tersebut dengan opsi pikir yang berbeda-beda.

Suho mengeratkan pegangan tangannya pada Irene dengan wajah datar, menarik Irene menuju mobil yang terparkir dengan seorang pria paruh baya yang membawa koper dan kebutuhan lainya yang tengah menata barang di bagasi mobil.

Irene hanya melirik tangan yang masih bertaut dengan diam, melihat Suho berubah menjadi begitu pendiam dan terlihat tidak peduli. Spontan Irene menahan napas saat Suho mendekatinya, rasa canggung tercipta saat tatapan mata mereka bertemu.

" tidurlah! " Suho menarik kepala Irene dengan pelan pada bahunya sesekali mencium punggung tangan Irene yang masih ia genggam

Irene melakukan tanpa menolak, walaupun perjalanan di pesawat tadi ia hanya tidur " masih marah? "

" menurutmu? " tanya singkat Suho

Kebahagiaan Suho saat mendengar perjalanan ke Turki sirna saat mendengar Irene menjelaskan alasannya. Dan Suho masih belum bisa untuk menerimanya, dan mungkin tidak akan pernah.

Lamunan keduanya terhenti saat mobil berhenti di depan bangunan dua lantai yang terletak di komplek perumahan perbukitan di kelilingi pepohonan dan perbukitan hijau. Rumah bercat putih kapur dengan pagar tingginya yang cukup menjelaskan berapa uang yang Suho keluarkan untuk memilikinya demi sang istri?. Bukan untuk pertama kalinya, Irene merasakan kehangatan yang tersebar di seluruh bagian Rumah dalam setiap langkahnya, Rumah ini bisa menjadi alasan terkuat untuknya agar kembali menginjakkan kaki di Turki.

" Hoş geldiniz " ucap Pria paruh baya dengan kemeja putih dan celana bahan, membukakan pintu coklar besar khas bangunan turki pada tuan dan nyaonya.

" teşekkür ederim " balas Irene deng bahasa Turki yang ia bisa. Lain dengan Irene membalas dengan senyum, Suho dengan wajah datarnya.

Berbeda dengan Irene, Suho langsung menuju kamar untuk istirahat dan terbangun malam nanti.

Irene berjalan ke arah belakang rumah yang di sana keberadaan sebuah danau mampu mempercantik halaman belakang, jika dulu ia melihat danau ini hampir membeku karena suhu dingin maka hari ini Irene melihatnya dengan warna hijau cerah dengan air yang jernih. Beberapa Kursi di bawah pohon membuatnya terlihat begitu alami, layaknya daerah tropis. Tidak ada awan hitam hanya langit yang terlihat biru cerah dengan gumpalan awan putih di sisi Utara.

Kegiatan menikmati kesejukan rumah yang Irene lakukan terhenti saat mendengar dering panggilan di Hp-nya.

" aku ada di depan, apa aku boleh masuk? "

" tunggu aku! "

Dengan cepat Irene melangkah menghampiri pintu utama, tersenyum tipis pada pelayanan yang sudah ia anggap keluarga dan ia berikan kepercayaan pada istananya.

PERJURY || 🅂🅄🄷🄾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang