17] ❄

799 64 10
                                    

Inget Vote.

" aku pernah bersumpah, dan aku sangat mengingat hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" aku pernah bersumpah, dan aku sangat mengingat hal itu. Tapi,... Apa yang harus aku lakukan jika kau sendiri yang mendorongku menjauh untuk mengingkari sumpahku dulu? "
- Suho

Halaman rumah sakit terlihat sayu dengan awan keabu-abuan yang menghiasi langit sore kota Seoul, Jisoo hanya melihat malas kolam yang berada di teman tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halaman rumah sakit terlihat sayu dengan awan keabu-abuan yang menghiasi langit sore kota Seoul, Jisoo hanya melihat malas kolam yang berada di teman tersebut. Beberapa orang dengan pakaian sama terlihat saling mengobrol tanpa memperdulikan suhu dingin yang menyayat tulang. Butiran es putih yang disebut salju memang belum terlihat, tapi dinginya sudah bisa dirasakan.

Mantel dengan warna biru laut itu singgah di bahu Jisoo dengan lembut, terlihat tangan kekar seorang pria yang Jisoo tunggu beberapa menit lalu dengan wajah khawatir bersamaan dengan kalimat ocehan yang Jisoo sukai. Suho terus berbicara banyak sambil menggiring Jisoo menuju mobil, berbicara mengenai semua larangan dan perkataan dokter yang Jisoo perhatikan satu larangan saja Suho meyebutnya lima kali.

Jisoo pikir Suho akan sangat dibenci oleh para pasiennya jika menjadi seorang dokter karena terlalu banyak larangan. Atau dia akan digilai karena ketampananya.

" Dokter bilang, kandunganmu lebih baik dari sebelumnya. Jisoo kau dengar aku kan? " Suho melembaikan tangan di depan wajah Jisoo karena wanita itu terlihat melamun.

Jisoo mengangguk cepat. Terlalu memalukan jika ia ketahuan terpesona oleh lelaki ini untuk sekian kaliya.

Mobil berjalan dengan pelan, Suho terlihat santai karena hari ini dia free dan memiliki waktu banyak untuk bersama anaknya. Restoran dengan hiasan tanaman yang memenuhi jendela menjadi tujuannya. Jisoo tidak membantah sekalipun sayuran bukanlah makanan yang ia suka, tapi demi anaknya — bayi di dalam perutnya — Ayah bayi ini — dia akan dengan senang hati menurutinya.

Mereka disambut dengan warna hijau cerah dengan hiasan tanaman di setiap meja. Suho melempar senyum saat Jisoo duduk di depannya, mantel biru milik Suho terlihat begitu memberikan kenyaman untuk suhu dingin kota.

" makan semuanya, apa ada tempat yang ingin kau kunjungi malam ini? " Suho membuka pembicaraan sesaat sesudah menyeruput kopinya, masih mengawasi Jisoo dengan sepiring salad di depannya.

PERJURY || 🅂🅄🄷🄾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang