12] 🏛

702 57 1
                                    

Yang Vote and Comment moga ketemu bias!!

Matahari bersinar dengan begitu teriknya, namun beguna sebagai penghangat yang pas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari bersinar dengan begitu teriknya, namun beguna sebagai penghangat yang pas. Kota Ankara di pagi hari terlihat luar biasa, terletak di tengah dataran tinggi Anatolia memberikan kesejukan.

Jisoo hanya melihat ke luar jendela mobil, duduk sendiri di kursi penumpang bagian belakang membuatnya terasa seperti nyamuk untuk pasangan suami-istri di depannya.

" oh.. Apa sekarang hari kemerdekaan Turki? Kenapa banyak sekali bendera Turki di setiap rumah? " tidak terlalu peduli, hanya saja kesunyian yang terjadi sedikit membuat Jisoo risih

" tidak. Kapanpun kau datang ke Turki bendera itu akan tetap terpajang " timbal Suho. Terfokus pada jalan dengan Irene di sebelahnya

" mereka memiliki rasa Nasionalisme yang luar biasa " gumam Jisoo, sebuah pengetahuan yang lumayan membantu.

" aku lebih tertarik dengan suasana kota " Sahut Irene

Mobil berhenti di depan sebuah restoran  besar dengan keadaan restoran cukup renggang, mungkin jika hari libur restoran ini akan penuh atau memang hanya orang tertentu yang bisa datang kesini.

" Hoş geldızın " seorang pelayan menyambut mereka dengan senyuman mengunakan bahasa Turki.

Senyuman pelayan itu membuat Jisoo dan Irene melihatnya heran dan kesal. Mereka masuk bertiga, tetapi pelayanan itu hanya tersenyum manis pada Suho. Restoran tidak dalam keadaan ramai namun Irene semakin kesal saat beberapa pelanggan lain melihat kearah suaminya dengan tatapan memuja.

Resiko jalan dengan pria tampan.

" kita makan di luar saja,cuaca hari ini sangat Bagus " Irene menarik Jisoo menuju meja yang berada di bawah pohon rindang.

Restoran ini menyediakan dua tempat dimana pelanggan ingin menghabiskan makananya. Di dalam dengan cahaya Mentari sebagai penerang alami yang masuk melalui jendela besar dengan lambu remang kuning menambah kesan mewah. Lalu, di luar menggunakan pohon besar sebagai pelindung dari panas matahari secara langsung, bahan baku kayu menjadikannya terlihat alami dan mungkin bisa disebut sebagai taman daripada restoran.

" humus dan minu.... "

" tidak. Lidahku tidak menerima Humus " protes Irene menghentikan kalimat Suho yang sedang memesan makanan

" kita di Turki, dan harus mencicipi makanan khas Turki juga "

" aku tidak berpikir untuk makan siang dengan selai kacang itu. Hanya cemilan. Tidak ada makanan lain? " Irene bertanya pada pelayan yang menunggu dengan sabar perdebatan suami-istri.

" aku memilih Yarasiz yang hanya menyediakan makanan khas mediterania dan Turki selainya tidak ada menu dari negara manapun " perdebatan kecil terjadi antara suami-istri ini.

PERJURY || 🅂🅄🄷🄾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang