Bilang saja ia lemah sekarang,sikap nya berubah drastis saat memasuki kehidupan baru di SMA ia tak menyangka masalah baru datang lagi,di taman belakang ia sekarang informasi yang di sampaikan oleh grup nya membuat hatinya berdenyut sakit kini tangisnya pecah
"Dil udah,ini bukan salah Lo kok"ucap jahra prihatin dengan sahabatnya ini,Dilla belum berhenti juga ia merasa sangat bersalah tentunya orang yang ia sayang yang selalu membuatnya tersenyum walaupun tak sesering itu masuk di rawat oleh rumah sakit
"Ma-maafin aku kak..."lirihnya,ia masih belum bisa meredakan tangisnya
"Tanya aja yuk sama orangnya"ucap Risti memberi usul,tidak Dilla tak ingin melihat wajah laki laki sialan itu ia salah mengira laki laki itu memiliki sisi baik ia melihatnya dengan kejahatan yang begitu besar
"Ga mau nti,males banget liat mukanya!aku pengen ke rumah sakit aja,ka ezar sendiri di sana aku ga mau kalo ezar sendiri!"ucap Dilla meminta semuanya mengerti
"Yaudah kita izin ya,bangun dong katanya Mikasa ko lemah sih!"kesal Zaskia Dilla bangkit ia menghapus air matanya
"Gila jelek banget lebih lebih dari monyet Dil sumpah!"ucap nindi,Dilla menatap sinis ke arah nindi
"Suntay,aku berkata jujur ok"ucapnya mengacungkan jempolnya
"Terserah upil deh takut nya tar kalo ga ngalah purtasi tambah pendek."ucap Dilla
"Bangke."
---
Mereka sudah mendapat izin,di saat mereka akan keluar sekolah mereka berpapasan dengan hibi geng pengrusuh yang berhasil mengalahkan QuTo mereka melewati hibi begitu saja mereka tak menganggap adanya grup sialan itu
"Tumben kaga ngebacot mereka"ucap Angga sambil terus menatap kepergian segerombolan perempuan itu
"Maaf Dil,gue ga bermaksud bikin Lo sedih"ucap Ardi dalam hati, sebenarnya yang membuat ezar masuk rumah sakit adalah Ardi ia kesal dengan ezar hanya karna hal sepele
Flashback on
"Ngajak ribut banget sih Lo?!mati Lo di tangan gue!"bentak Ardi di tengah lapangan
Ezar masih diam,ia nampak bingung apa yang membuat Ardi marah?padahal ia tak melakukan apapun sekarang tapi laki laki ini menuduhnya
"Mau gimana cara matinya?maen?atau langsung aja gue cincang,oh jangan deh gue manfaatin dulu aja ya organ lu kan bisa gue jual"ucap Ardi asal yah emosinya memuncak sekarang
"Masalah apa yang gue punya sama Lo?"tanya ezar yang masih terlihat santai
Ardi bertepuk tangan ia nampak seperti orang yang hilang akal sekarang emosi membuatnya nampak gila
"Woy!lu pancing gue kan buat emosi?!!Lo bilang kalau Lo itu ketua geng ravange!apa maksudnya Lo ancem kalau grup gua ga Dateng taruhannya geng QuTo?!"ucap Ardi panjang lebar,ezar menautkan kedua alisnya apa apaan adik kelasnya ini?
"Woy!lu tuduh gue!apa apaan gue tau aja kaga no lu yang mana!"ucapnya balas dengan bentakan
"Alah sok ngelak Lo!udah tau gue bro!ngehindar itu percuma!"Ardi langsung melayangkan satu pukulannya di rahang ezar,ia tersungkur memegangi ujung bibirnya yang sedikit sobek,dan mengeluarkan darah
"Cuma banci yang ancem ya pake cewek!"ia kembali menghajar ezar hingga babak belur ezar sama sekali tak membalas ia ingat kata kata Dilla saat kecil
"Kalau Kaka ga salah lebih baik diem aja,kasih peluang buat orang yang fitnah Kaka itu kalau udah beres dia marah marah baru Kaka yang jelasin deh,itu usul aku kak"kata kata itu teringat oleh ezar ia tersenyum membayangkan wajah polos gadis itu dulu yang sekarang menjadi salah satu sumber bahagianya
"Lemah!"ucapnya saat sudah puas melihat ezar babak belur,ia nampak tak bergerak,Ardi tak menyesal sama sekali ia malah pergi meninggalkan ezar yang masih tersungkur
"Maafin gue Dil,"ucap ezar dia pun menutup matanya
Flashback off
Sampai di rumah sakit Dilla melihat dari kaca betapa menyedihkannya ezar,sosok laki laki yang sudah ia anggap Kaka nya sendiri sosok pelindungnya setelah ayahnya
Dilla masuk ia melihat banyak alat yang menempel di tubuh laki laki itu,nafasnya sesak melihat laki laki ini berbaring lemah karena fitnahan seorang laki laki yang sedikit ia percaya
"Maafin aku kak"gumam Dilla sambil duduk di bangku yang terletak di pinggir ranjang rumah sakit
"Gara gara aku kan?aku bakal tanggung jawab kak"ucap Dilla air matanya keluar lagi tak bisa ia tahan sekarang sakit rasanya melihat laki laki ini berbaring di sini
"Ayah Diki,lagi kerja ya?kapan pulangnya kak?"tanya Dilla tak ada jawaban masih hening
"Kaka,mau tinggal bareng aku?Kaka bisa pake kamar satu lagi di sebelah kamar aku kak,"ucap Dilla idaman sudah terdengar dari gadis itu
"Sekali lagi maaf kak"tangan memegang bahunya sahabatnya masuk Dilla menunduk menahan sakit di hatinya
"Dil,udah kita keluar ya?besok ke sini lagi okey?lu butuh refreshing kita jalan jalan yuk?"ajak Dinda,Dilla menggeleng berat untuk dirinya meninggal seorang ezar sendiri di ruangan ini
"Kasian kak ezar sendiri"ucap dilla
"Ada suster Dil,kita keluar dulu ya"bujuk Risti,Dilla diam sulit sekali untuk bergerak
Dilla bangkit kali ini ia harus menurut,semuanya keluar dari ruangan dengan bau obat itu meninggalkan ezar sendiri berbaring di ranjang rumah sakit
"Dil,makasih"ucap ezar ia bangkit dan melepaskan semua alat yang ada di tubuhnya,apa apaan ini sangat tak menyenangkan ia harus kembali masuk ke sekolah memantau gadis itu baik baik aja atau tidak
Ia kabur.
~••••••~
Mereka bukannya mencari tempat untuk mengembalikan mood malah kembali ke sekolah,hal apa yang membawa mereka kembali pada tempat ini?adakah yang menarik untuk menjadikan nya pembajakan mood?nampaknya bukan itu alasannya
"Maksudnya apa?"tanya Dilla dengan tatapan datar,ia berada di kelas 10 IPA 3 kelas Ardi juga sahabatnya,nampaknya sedang free tak ada sosok guru yang mengajar sekarang
"Apa maksudnya kamu bikin kak ezar babak belur?punya salah apa kak ezar sama kamu?!"ucapnya menaikkan suaranya kini terdengar menggelegar di seluruh penjuru ruangan
"Dia yang ngirim pesan gak jelas! seharusnya lu berterima kasih sama kita!udah mau bantuin lu pada dari bahaya!"ucapnya,Dilla tersenyum ia tak percaya dengan ucapan Ardi
"Peduli amat tentang bahaya!fitnah lu tuh kondisikan!lu kira gue ga bisa gitu ngehindar dari bahaya yang akan datang?fitnah lu itu yang bikin gue bahaya!bahaya gue bakal bikin rusuh!gue bisa jadi brutal secara tiba tiba!"ucap Dilla,Ardi kaget dengan perubahan gaya bicara Dilla yang awalnya aku-kamu kini menjadi lu-gue apa efek emosi?jika iya sih itu harus menjadi kebiasaannya menghadapi gadis ini
"Lu berubah"ucap Ardi,Dilla tersentak berubah?bukankah Ardi lah yang berubah?kenapa laki laki ini membuat naik pitam
Dilla menggebrak meja,ia tak bisa menahan emosinya sekarang,sudah tak dapat ia tahan lagi
"Keluar anj*ng!lakuin hal yang lu lakuin ke ka ezar ke gue juga!"Ardi tersentak dengan ucapan kasar yang di lontarkan oleh gadis yang ada di depannya
Kemana sosok Dilla yang tak pernah terbawa emosi,yang selalu sabar menghadapi semua masalah sosok konyol yang selalu mengganggunya,semuanya lenyap begitu saja saat memasuki SMA semuanya menjadi kebalikan ia nampak lebih gampang emosi sosok nya menjadi lebih serius tak seperti dulu nampak brutal mulai sekarang
"Banci kek Lo pantes gue lenyapin!"itu adalah kalimat terakhir mereka, seterusnya mereka tak pernah bicara lagi sampai kenaikan kelas pun mereka tak berbicara
♪♪Anak Ayam VS Serigala♪♪
Typo maap
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Ayam VS Serigala
Teen FictionHanya kisah sehari hari delapan gadis ceria,dengan kegilaan yang melebihi batas maksimal. -solidaritas gak menjamin terus bersama.-