Persiapan ujian (3)

14 0 0
                                    

"bego lu mah ah!"umpat Dinda yang kesal akibat buku nya yang basah terkena tumpahan minuman... Yang di sebabkan oleh.

"Gua Mulu lu mah!oy pikir lah gue ada di atas Lo di bawah nyet!"balas nya,Dinda makin sinis menatap Nindi,entah kenapa ia merasa kesal setiap ada dalam jangkauan pendek nya dengan nindi.

Nindi kembali berbaring santai di atas sofa setelah ocehan Dinda berhenti,entah apa alasan berhentinya yang penting nindi kenyang saja.

Nindi merasa ini sudah terlalu lama Dinda berhenti mengoceh,ia tak akan bisa diam walau pun sedang menghafal materi.

Nih anak kenapa jadi alim sih? Batin nindi tanpa menoleh,ia penasaran namun juga ribet jika harus menengok ke arah sobatnya.

"Din?"akhirnya ia memutuskan untuk memanggil.

Tak ada sahutan.

"Lo jadi alim sih Din?"ujarnya,kembali tak ada sahutan.

Entah kenapa malasnya hilang ketika tau penasaran lah yang kini menghantui.

Ia menengok ke kanan dimana Dinda seharusnya berada.

"Lah Lo kok nangis sih?eh Lo kenapa dot?oy Lo nangis gara gara apaan??"suara itu terus menerus masuk ke dalam Indra pendengaran Dinda,ia menunduk dalam menyembunyikan air mata yang terus membanjiri pipinya.

"Din... Ayo lah Lo kenapa,oy!"lagi tak ada sahutan nindi menunduk melihat wajah sang sobat,merah dan sesegukan.

"Dot Lo nangis gara gara buku Lo basah?"Dinda lantas menggeleng mendengar penuturan nindi,walau kesal ia tak mungkin sampai menangis hanya karna buku nya basah,toh catatan nindi tak kalah lengkap dengan yang ia miliki.

"Lo sakit,hm?"ia kembali menggeleng,jika ia sakit pun ia tak akan datang ke rumah si pemalas ini.

"Laper?"jangan di tanya lagi,Dinda itu akan langsung ambil makan jika ada di rumah para sobat nya.

Nindi kehabisan pertanyaan,lantas apa yang membuat gadis ini menangis sampai tak mau mengangkat kepalanya?apakah sejelek itu wajah nindi sampai orang pun tak kuasa menahannya?.

Dinda bangkit tanpa sedikitpun menengok ke arah nindi,ia berjalan menuju toilet rumah nindi,jika di lihat rumah ini besar,bersih,wangi dan nyaman tentunya,namun sayang nya sepi.

Nindi kembali duduk saat tau Dinda sudah menghilang dari pandangannya,tatapan nya kosong mengarah ke atas pikirannya di penuhi oleh Dinda yang bersikap aneh hari ini.

"Anjir... Ini bahkan lebih bikin hati gelisah ketimbang di tinggal LDR!"ujarnya,ia menutup mata menghembuskan nafas,susah jika harus memperbaiki sikap seorang adinda Nabila sangat susah!.

"Aduuhhh dooottt... Lo bikin gue jadi gila ya ampun!!oh..."pikirannya mulai kacau.

"Dia pasti gelisah di tinggal sama dzikra!"

"DODOTTT!!LO GELISAH KAN DI TINGGAL DZIKRA MAKANNYA JADI SADGIRL GINI?!!"teriakan itu menggema di seluruh rumah,ia mungkin tak akan dapat jatah makan jika orang rumahnya tau suara itu.

Dinda berjalan lesu ke arah nindi,ia  kembali dengan membawa...

"Anjir doot... Istighfar ya Allah,Lo gak marah sampe segitu nya kan iya kan??ayo lah ini gak lucu Lo mau gue ganti catatannya kan?iya gue ganti tapi gak sampe marah besar gini ah Lo mah!"ia lantas menghindar menjauhi Dinda yang berjalan mendekat ke arah tempat nindi berada.

Dinda malah mengangkat satu alisnya,memiringkan kepala mungkin menambah kesan seram dalam dirinya.

"Ah Lo gak lucu Din!males ah gue ga suka ah!"

Berhenti.

Dinda berhenti,ia duduk di sofa sambil menahan tangisnya.

"Dot?oy Din?"kembali tak ada sahutan,ia kepo sangat kepo!

Ia mendekat agar bisa melihat apa yang akan Dinda lakukan.

"Din?Lo... Ngapain?"pertanyaan itu membuat Dinda mengangkat kepalanya menatap nindi sendu.

"Jangan nangis lagi Din,Lo bikin gue khawatir sama sikap Lo"ujar nindi tersirat khawatir dalam ungkapan nya.

Seringai itu muncul,membuat bulu kuduk berdiri saja,nindi mengusap lengannya yang...

"Reminding gue Din..."ujar nindi.

"Merinding goblok."hanya itu lah yang Dinda keluarkan,senyum mengembang di bibir nindi.

Ia bersorak antusias lalu mendekat dan memeluk gadis itu erat.

"Aaaaa!!!dindaaa Lo bikin gue ga bisa tenang aja kampret Lo!!kenapa si?!"kesal nindi pada akhirnya.

Dinda termenung,ia lalu menunjukkan kakinya di bagian jempol nya.

"Kuku gue... Hampir copot"ujar nya,nindi melihat ke bawah dimana kaki gadis itu berada,benar ada darah di dalam kukunya,patah,kuku itu memang sudah ingin copot.

"Lo diemin gue cuma gara gara kuku Lo yang mau copot?!"oktaf nya naik,ia kesal sekaligus marah.

"Gue itu nahan sakit."

Nindi melempar buku yang ada di meja,Dinda melihat buku itu.

"Sakitan mana anjing sama di kacangin?!gue bales lu nanti!"pandangan Dinda tak berubah,ia melihat ke arah buku itu terus menerus.

"Sekarang apa lagi hah?!gigi Lo mau copot?ambil tali aja sana Lo kaitin sama kenop pintu Lo tarik ompong semua tuh gigi!biarin Lo jadi Oma Oma!nyet!"umpatan itu tak membuat Dinda bergerak sedikit pun.

"Kampret Lo kacangin gue lag—"

"Anjing!gantiin buku gue!"ujarnya mengarahkan tangannya pada leher nindi.

"Hah?ap—"

"Buku gue anjing."

Teringat akan buku yang ia lempar,ia pun melihat ke arah buku itu,begitu malang...

Sampul robek,cover nya copot,kertas nya pun sudah tak utuh sudah hampir lepas semua.

Menyedihkan.

"Din,buku Lo gak sampe jutaan kan?kalau Lo mau tau gue miskin Din,gue makan aja makan sisa ayam gue Din,sumpah Din ya ampuni gue,di—"

"Belajar anjir,Lo dapet 5 besar di kelas baru gue ampuni Lo."

"WHA—hmmpp!"

"Gak ada penolakan atau tawaran apapun,karna itu gak akan ubah tujuan awal gue,ngerti Lo?."kenapa gadis ini menjadi gadis tsundere -maybe ya- dengan cepat?

"Hm!hm!"ia mengangguk mengerti menyetujui apa yang akan ia lakukan untuk beberapa hari ini,belajar penuh!

Kenapa temen gue jadi makhluk kejam sih?!

Anak Ayam•

Anak Ayam VS SerigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang