Beberapa hari berlalu sekolah berjalan kembali seperti semula,kini di kelas 11 IPS 4 sedang freeclass mereka nampak tenang untuk pertama kalinya tak seperti di jam pelajaran yang selalu ribut
Memang aneh,semua keanehan terkumpul pada salah satu ruangan ini,kelas yang unik dengan beberapa piala di kelas mereka murid berbakat memang rata rata terkumpul pada kelas ini juga pada angkatan mereka
Uno adalah tema permainan kali ini untuk mereka,nampak diselingi tawa dan juga kebodohan yang ada di antara mereka
Kartu terakhir yang di keluarkan oleh Dinda adalah kartu biru dengan angka nomor 8,giliran jahra yang mengeluarkan kartu
Ia sempat terlihat bingung ia mengeluarkan warna biru namun dengan angka yang masing masing berbeda,tentu saja mengundang tawa semuanya yang sedang bermain uno
"Jih!"ketus Risti,dia menatap lurus ke arah jahra,ah,lebih tepatnya menatap tajam
"Apa?"beo jahra sambil menatap Risti datar juga di ikuti jari kelingking yang tengah mengorek hidung nya
"Dengerin!kalo Dinda keluarin warna biru dengan angka no 8,Lo cukup keluarin angka delapan atau warna yang sama,bukan ngeluarin warna biru dengan angka yang beda semua,kalo mau keluarin angka yang sama lagi dengan warna yang beda itu ga papa,ngerti?"tanya Risti lembut,namun siapa sangka ia sedang menahan emosinya terhadap salah satu makhluk di depannya ini
"Males."balas jahra,dengan santai
Risti diam membeku seperti es,susah memang jika memberi tahu informasi pada seorang jahra fatia yang ujung ujungnya tak akan ia respon dengan baik
"Terserah Lo."balas Risti,kemudian game kartu ini berlangsung hingga bel istirahat berbunyi merdu di telinga para zombie sekolah
---
Berbaring di hamparan rumput memang yang terbaik kedua setelah kasur,Dilla dia menatap langit biru yang sedikit mendung itu ia berharap kali ini turun hujan agar pulangnya dilambatkan,berbeda dari yang lain gadis ini lebih memilih untuk menetap di sekolah dari pada di rumah,jika di rumah ia sama sekali tak memiliki pekerjaan,rasa malasnya terlalu kuat untuk ia lawan
Kini matanya mulai menutup,namun,sial dia terkena suatu yang jatuh dari atas entah kenapa jika sedang ingin bersantai selalu ada penghalang
"Apaan nih?"ia mengeluarkan ponsel nya,ia berdecak sebal
"Shit!"umpatnya ia bangkit dan berjalan ke arah wastafel yang berada tak jauh dari tempat ia berbaring
Sebenernya,dia sedang ada jam pelajaran namun karna lupa membawa buku Inggris ia di keluarkan dari kelas,yah ia tak keberatan toh ia sedang tak niat mengikuti pelajaran,bisa di bilang ia hanya numpang absen saja setiap pelajaran yang ia lewati tak pernah masuk ke otak,hanya jika sedang malas
Ia mencuci muka nya sampai kotoran burung itu hilang dari wajahnya,menjijikan memang tapi ia tak perduli asal ia bisa terbebas dari perkumpulan orang orang seperti tadi di kantin,tak membuatnya jadi masalah
Ia menutup keran,lalu menarik lengan baju nya ke atas,hari ini dingin namun dia masih saja merasa panas,menyesal,ia menyesal memakai dua baju apalagi baju dalam yang ia kenakan berwarna hitam bertentangan dengan seragam yang ia gunakan
Jika melihatnya itu membuat Dilla nampak aneh,jika sedang berjalan pun tak sedikit orang yang berbisik saat gadis itu melewati segerombol anak perempuan yang gila akan gosip
"Oy"tegur seseorang,Dilla menengok,ia kembali memainkan air keran yang beberapa menit lalu ia buka lagi
"Buang buang air lu"omel Ardi,Dilla tak menggubris ucapan Ardi,asal ia senang ia tak perduli dengan omongan orang

KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Ayam VS Serigala
Teen FictionHanya kisah sehari hari delapan gadis ceria,dengan kegilaan yang melebihi batas maksimal. -solidaritas gak menjamin terus bersama.-