Dinda Yang Murka

28 2 0
                                    

Memasuki malam hari di hari Senin tempat dengan bangunan megah bernuansa putih ini nampak ramai di kunjungi banyak orang,juga beberapa teman yang tentu Dinda kenal

Termasuk Rara yang kini menjadi musuh bebuyutan nya,mulai sekarang ok.

Acara biasa ini sengaja Dinda buat,tentu untuk melihat bagaimana jika Rara dan dzikra di satukan dengan keadaan begini

Perkiraan Dinda mungkin benar,ia sengaja pergi dari sana tempat seharusnya memang dia di sana,namun Dinda melihat nya dari balkon yang mengarah pada kolam renang nya ia mengamati setiap gerak gerik dzikra dari sini.

Senyum terukir,ia mengangkat tangan orang yang berada di belakang mengangguk yang semulanya ramai kini sepi,saat lampu mati semua berteriak histeris namun senter yang Dinda pegang menunjuk ke arah dzikra juga Rara,gadis itu tengah memegang lengan dzikra mesra,dzikra nya menerima dia sama sekali tak mengelak

"Wahahahahahah,ngakak jir"tawa Dinda menggelegar di penjuru kolam ini,juga ruangan atas yang ia tempati

"Setidaknya,kalo mau ngerebut tuh pake cara yang manusiawi dong,masih jaman ya sembunyi sembunyi?jijik tau gak"ucap Dinda di selingi tawa,tatapannya beralih pada dzikra

"Lo tau kra?awalnya gue yakin Lo ga akan bikin gue sakit hati,kalo gue tau ujungnya gini,gue ga akan terperangkap sama omongan Lo yang isinya kek hati Lo,kosong."ucap Dinda,ia berbalik ia hendak turun

Acara yang ia buat mendadak ini ternyata berguna juga,niatnya hanya ingin mengajak teman yang ia kenal agar lebih dekat dengannya

Namun,disisi lain ia juga berniat membuktikan apakah benar dzikra diam diam mengkhianati dirinya,juga Rara si manusia munafik yang selalu berbagi cerita dengannya mengenai dzikra

"Temen gue mana?hello gayss!!!"ucap Dinda,yang lain pun keluar semuanya kompak dengan topi hitam di kuncir satu dengan pakaian hitam semua

"Kek mau ngelayat aja Lo pada,nyet!"ucap Dinda dengan santai

"Dinda,purba ku,jangan banyak bacot cepet deh selesain gue laper!"ucap nindi kesal

"Bawel lu."Dinda mulai meluncur kan aksinya.

"Nona Rara Ariana,Lo tau?terkadang liat muka Lo bikin gue muak,dan denger Lo ngomongin nih bekteri,kuping gue ngeluarin cairan merah yang lebih parah dari congek!"yang Dinda sebut bekteri itu dzikra yooo

"Lo ternyata gak jauh beda sama sampah di luar sana ya,mulut Lo minta gue tarik emang biar panjang kek belalai gajah,dan muka Lo yang begitu mulus bagai aspal,ya ampun minta gue tumpahin sampah ya,heh kesel gue!"ucap Dinda ia memijat Pangkal hidungnya

"Dah sana Lo berdua pergi,kra,kamu jahat sama aku,Ra,jangan pernah tunjukkin diri Lo lagi,kalian berdua,udah termasuk ke dalam orang yang gue cap MUNAFIK."ucap Dinda menekan kata terakhir nya

"Terima nasib Lo Din,gue milih Rara atas perintah hati"ucap dzikra dengan wajah dingin seperti biasa

"Sejak kapan gue ngeyel,terus ga Nerima nasib?mimpi apa Lo?najis banget kalo gue harus ngeyel di depan orang muna,"ucap Dinda meleset Rara

"Terserah."dzikra menarik Rara keluar dari acara Dinda itu

Dinda berbalik ia berjalan menuju satu ruangan kedap suara,ia bebas di sana meluapkan isi hatinya di temani semua temannya yang tentu menunggu di luar

---

Di pagi hari yang nampak suram bagi Dinda,ia terbangun kala melihat semua makhluk pengikutnya ada dalam kamar dirinya

Menatap datar para sahabatnya,lalu berlalu menuju kamar mandi,namun teringat akan kejadian nya di malam hari mungkin bolos satu hari tak jadi masalah

Anak Ayam VS SerigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang