22.00

28 2 0
                                    

Ini sudah mulai larut malam,Dilla masih setia menunggu pahlawan nya yang tengah berbaring lemah di ranjang rumah sakit itu,selang infus sudah menempel di tangan laki laki itu

Dilla masih setia duduk di pinggir ranjang lelaki itu,ini baru jam 7 malam tapi di luar sudah hujan lebat ia mungkin akan izin tidak masuk esok jika masih hujan

"Dil,"panggil ezar Dilla yang sedang mengelus rambut ayahnya di hentikan ia melihat ke arah ezar yang sedang duduk di sofa

"Makan dulu,"ezar membuka kotak bekal yang tadi ia bawa,ia mengantar ibunya pulang tadi biarkan gadis itu beristirahat

"Lu nginep?"tanya Dilla

"Entah,kalo Lo mau nginep silahkan aja,gua jagain"ucap ezar

"Jagain?Lo tidur dimana?"tanya Dilla

"Gua duduk aja tidur nya,Lo di sofa"ucap ezar

"Ga papa?"tanya Dilla

"Yes"balas ezar

Dilla bangkit lalu menghampiri ezar dan mulai memakan bekal bersama setelahnya Dilla ingin ke toilet ezar sudah memberi tau nya beberapa kali jika di dalam ruangan ini pun ada toilet tapi Dilla keras kepala ingin toilet yang lain dengan alasan ingin jalan jalan

"Yaudah serah Lo,kalo ada apa apa telfon gua,nih pake"ezar memberikan jaket yang ia kenakan

"Kegedean kak"ucap Dilla

"Badan lo kekecilan!"balas ezar ketus,mendengus namun Dilla menerima ucapan ezar tadi

"Yaudah bay"gadis itu keluar menyisakan ezar dan lelaki yang tengah berbaring

Gadis yang berjalan di antara beberapa suster yang masih sibuk itu tetap santai dengan memainkan lengan jaket yang kepanjangan di badannya

Langkahnya berhenti saat ia mengenal tempat ini matanya melihat ke arah kiri tempat di mana jahra berdiri

"Dan disitu gue yakin dia bukan jahra!"ucap Dilla,ia melihat tulisan di atas nya

"Kamar jenazah"gumam Dilla,ia melihat sedikit ke arah dalam sunyi namun merinding juga saat ia mengingat jahra yang berdiri tanpa ada bayangan

Yah sebenarnya hanya itu yang ia ingin pastikan benar jahra atau bukan tapi kurang juga sih ia tak pandai menyelesaikan hal semacam ini baginya ini terlalu ribet untuk otaknya yang di bawah rata rata

"Dan kenapa,ini beda jalannya jir"ia melihat kesana kemari apa ia sedang di jaili?kenapa di rumah sakit ia tak pernah hapal jalan rumah sakit ini meskipun ayah nya sudah sering masuk ke gedung ini

"Nolep tetap nolep,ga akan bisa di ubah"gumam Dilla,ia masih diam ada rasa menyesal juga ia membantah perintah ezar

"Kalo ada apa apa telfon gua"

Hanya itu yang sedari tadi ia pikirkan, sebenarnya ia ingin membiarkan ezar istirahat namun ia sudah tak tau arah jalan pulang

Ia mencari nomor ezar dan dapat ia menelfon laki laki itu lumayan lama namun di angkat oleh ezar

"Halo kak,nyasar nih"

"Dimana?!"

"Santai kak,kamar jenazah kak"

"Lo ngapain di sana curut buduk!sampe di rumah gua ga akan beliin Lo makanan jir jadi gembel lu!"

"Kak,ini tuh lagi nyasar kak,aku minta Kaka bantu cari bukan ceramah"

"Tunggu."

Tut...

Gadis itu menatap ponselnya yang sudah terputus sambungan nya dengan ezar ia duduk di sebelah ruangan jenazah tak ada kursi di sini entah kenapa tak di sediakan

Anak Ayam VS SerigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang