10. Indigo

4.3K 236 2
                                    

Fano pergi ke uks, dia ingin menenangkan dirinya mungkin ingin menghindari rasa malu dari teman temannya

Saat fano sedang tiduran dia merasa ada yang membuka pintu, fano terkejud lalu melihat siapa yang datang. Saat fano membuka korden

"Lo ngapain disini?"tanya fano

"Lo yang ngapain disini?"tanya nisa

"Gue capek mau tidur"jawab fano lalu kembali tiduran diranjang

"Lo bolos ya?"tanya nisa

"Yain aja biar cepet"jawab fano santay

"Gue bilangin lo ke bp"

"Bilang aja"

"Dih bandel"

"Lo ngapain kesini?"

"Ya gue... Gue... "

"Lo juga mau bolos kan?pke segala mau bilangin"

"Hehehehe"

"Lo bisa pergi nggak?"

"Enak aja ngusir ngusir"

"Gue nggak ngusir"

"Itu tadi ngusir, emang ini uks nenek moyang lo?"

"Gue nyuruh, udah sana pergi"

"Nggak"

"Yaudah gue aja yang pergi"

"Yaudah sana"

Fano pergi meninggalkan uks, ada sesuatu yang harus dia lakukan dan tidak boleh ada orang tau

Fano pergi ke roftoop sekolah. Dia duduk disebuah sofa, menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Dadanya terasa sesak, kepalanya pusing, tatapannya buram. Dia mengeluarkan sebuah wadah obat kecil. Ya ini yang dia sembunyikan dari siapapun, penyakitnya.

Fano mempunyai penyakit paru paru. Sebelumnya dia hanya mempunyai sakit asma tapi karna dia banyak kegiatan dan tidak bisa menjaga dirinya, akhirnya penyakitnya menjadi paru paru.

Tidak ada yang tau tentang penyakitnya ini, bahkan keluarga dan teman temannyapun. Fano memang sengaja menyembuyikan ini, entahlah mungkin dia tidak ingin merepotkan orang lain.

Fano merasa capek karna berlari mengelilingi lapangan tadi, tidak biasanya dia kaya gini, mungkin karna dia belum sarapan tadi pagi untung dia membawa obat cadanganya yang bia dia minum kapan saja

Fano meminum obat itu dengab sebotol air mineral yang dibawanya.

"Sampai kapan gue sembunyiin ini semua? Sakit tuh nggak enak ya, apalagi kaya gue"ucap fano

"Tama harus kuat"ningsih tiba tiba muncul disampingnya

"Astaughfirllah setan"kaget fano

"Akukan memang setan"jawab ningsih

"Iyain dah"

"Tama jangan sedih ya, tama semangat. Tama jangan kalah sama penyakit tama, aku yakin tama bisa lawan penyakit tama, tama bisa sembuh"

"Makasih, cuman lo yang tau soal ini, lo yang slalu semangatin gue"

"Iya tama, tugas akukan lindungi tama"

"Aku juga kali'"dito muncul tiba tiba disamping fano

"Iya dit lo juga slalu ada, makasih"ucap fano ke dito

"Sama sama"jawab dito

Saat fano melihat sekeliling roftoop dia melihat seorang anak kecil menangis

Cold Ketua Basket (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang