16. Karna Sayang

3.4K 204 0
                                    

Diruangan nisa kini nisa sendiri, dia membuka matanya. Tadi saat fano dan dokter andi ngobrol nisa mendengarkan semuanya, nisa hanya pura pura tidur

"Hah? Fano kasih gue nafas buatan? Hiiih lancang, tap... Tapi kalau di nggak gitu gue udah mati kali ya, dia udah rela pertaruhin kesehatannya buat gue, bahkan dia berani hadapin resiko mati demi gue biar nggak mati? Kenapa dia lakuin itu semua buat gue? Dia kasian sama gue? Tapi kasian nggak sampai korbanin nyawa, atau dia... Dia suka sama gue,. Nggak nggak, tauah"nisa heran dengan fano, dia sangat khawatir dengan nisa

*****
Setelah fano diperiksa oleh dokter andi, fano dipasang alat yang biasanya dia pakai dan tambahan alat yang mungkin sangat penting. Alat yang 2 bulan lalu dia pakai, saat dia mengalami suatu kejadian sampai dia tidak kuat dan hampir mati. Kini dia memakai alat itu lagi

Dokter andi meninggalkan fano dengan alat alatnya yang masih tertata rapi ditubuh tubuh fano.

Meninggalkan fano sendirian untuk membiarkan fano istirahat dokter andi pergi keruangan nisa

"Nisa, kamu udah bangun?"tanya dokter andi melihat nisa sudah membuka matanya

"Iya dok"jawab nisa

"Gimana keadaan kamu? Masih ada yang sakit didadanya?"

"Enggak dok, udah baik kok"

"Syukurlah, fano khawatir banget sama kamu"

"I.. Iya dok"

"Beruntung kamu punya pacar kaya fano, dia berani menaruhkan nyawanya demi nylamepin nyawa kamu"

"Pa.. Pacar?saya bukan pacar fano dok"

"Nggak mungkin kalau kamu bukan pacarnya, mana mungkin fano mau nglakuin itu buat kamu. Dengerin saya ya, saya kenal fano leih dari kamu kenal fano atau temannya atau keluarga ya mungkin. Fano slalu cerita apa aja dengan saya, penyakitnya, masalahnya, tentang indigonya, tentang apa aja. Fano itu manja, egois, keras kepala, ruangan ini pribadi untuk dia, dia nggak pernah mau ruangan ini dipakai orang lain selain dia, tapi  kamu bisa tempatin ini. Mungkin kamu udah tau tentang penyakitnya fano"

"Iya dok saya tau, kemarin fano cerita sama saya kalau dia punya sakit paru paru"

"Nah, itu rahasia terbesar dia dan hanya saya dan kamu yang tau itu"

"Trus sekarang fano dimana dok?"

"Fano lagi proses pemeriksaan"

"Bukannya ruangannya disininya dok?"

"Dia pakai ruang biasa"

"Boleh saya liat dok?"

"Mari saya antar"

Dokter andi membawa nisa keruangan fano. Disana nisa melihat fano dengan banyak alat ditubuhnya.

"It... Itu fano?"kaget nisa

"Iya"

"Bo.. Boleh saya mendekat?"

"Silahkan, dia juga bisa kamu aja bicara"

"Tapi mulutnya ada alat nafas"

"Fano bisa mencopotnya dulu"

"Baik dok"

"Saya masih ada kerjaan, saya pamit dulu"

"Iya dok makasih"

Sepeninggal dokter andi nisa mendekati fano. Semakin jelas kondisi fano sangat memprihatinkan. Nisa meneteskan air matanya

Sebuh tangan terulur menghapus air mata nisa

"Fano"nisa terkejut melihat fano menghapus air matanya.

Cold Ketua Basket (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang