47. Pindah

736 69 10
                                    

Karna menurut aku spesial udah 100k readers jadi aku double up ya hehe. Maaf kalau part kali ini gaje atau aneh.

VOTE SEBELUM MEMBACA!!
hy gaes sebelumnya aku minta tolong ke kalian yg belum follow hhe follow ya, sama minta tolong bantu share/promotin cerita ini ketemen temen kalian, bantu ramein ya gays. tq kalian masih mau nunggu cerita aku up, maaf banget aku upnya lama2 hhe. pokoknya i love yu gaes ♥️

*****

Anis berlari sambil menangis meninggalkan kerumunan itu. Ia berlari ketaman belakang sekolah dan duduk dibawah pohon besar disana dengan tangan memeluk kakinya yang ditekuk dan kepalanya yang menunduk dikakinya. Sebuah tangan terulur mengeles kepalanya sangat lembut.

"Tuan putri gaboleh nangis lagi"ucap Roy lembut

Anis langsung memeluk Roy erat, menangis meluapkan air matanya

"Gua malu Roy, orang-orang manggil gua anak haram gua malu"ucap Anis ditengah tangisannya

"Udah jangan nangis, jangan dengerin kata orang ya"

"Gua takut"

"Takut apa?"

"Gua takut temen-temen gua bahkan lu jauhin gua karna gua bukan anak papa gua anak pungut aslinya gua miskin gapunya apa-apa gua anak haram"

"Heh, kenapa ngomong gitu hm? Siapa yang bilang? Dengerin gua"Roy menggenggam tangan Anis dan menatapnya

"Gua sayang sama lo, gapeduli Lo anak siapa Lo miskin atau kaya dan gua gamau Lo nyebut diri lu sendiri anak haram oke? Gua tulus sayang sama lo nis gua ga mandang lu dari yang lain. Jadi stop berpikir yang aneh-aneh oke?gua janji sama lo gua ga akan tinggalin lo"

"Janji?"

"Janji"Roy menangkup wajah Anis dan mengelus pipi Anis menghapus air matanya

Anis tersenyum manis kearah Roy. Roy mengeluarkan airpod dari saku seragamnya dan memberikannya kepada Anis

"Pake ini biar lu ga denger apa yang orang-orang itu bilang. inget, lu harus terima semua ini karna ini udah takdir Tuhan buat Lo. Gua juga gamau liat Lo nangis lagi"

Anis menangguk dan mengambil airpod tersebut. Tak terasa ternyata sekarang udah jam masuk.

"Mau masuk kelas apa bolos?"tanya Roy

"Lu?"

"Kalau lu mau ke kelas ya gua juga ke kelas tapi kalau lu gamau kekelas dulu gua bakal temenin lu"

"Gua laper, kekantin aja yuk"

"Yaudah ayo"

Anis dan Roy beranjak dari sana. Saat perjalanan menuju kantin mereka melihat Fano sedang memaki-maki Okta yang sudah menangis di pojok tembok belakang sekolah.  Melihat mereka berdua dari kejauhan,saat mereka merasa Fano sudah berlebihan mereka menghampiri Fano, dan saat Fano ingin menampar Okta Roy menahan tangan fano

"Fan, udah cukup"lerai Roy

"Apasih Lo"ucap Fano

"Lu yang apa anj, dia cewe lu dah keterlaluan banget  tamparin dia kaya gitu sampe pipinya merah memar gitu"

"Dia lebih keterlaluan Roy. Lu gausah belain dia, dia tuh dah jahat banget"sahut Fano

"Iya gua tau tapi ga gini balesnya, gua sama Anis daritadi liat Lo dari jauh, kasian fan"

"Gua gapeduli, kalau sampe lu bikin ulah lagi gua gasegan segan buat bunuh lu ngerti"ancam Fano ke okta

Fano mendorong Roy hingga Roy jatuh lalu ia pergi darisana. Anispun membantu Roy berdiri. Anis melihat Okta yang sudah ketakutan terduduk sambil menangis pun tidak tega dan menghampirinya

Cold Ketua Basket (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang