Pt.18

336 66 7
                                    

Peringatan!! Kata lebih dari 1k!

———————————————

🌦Heartbeat

Hari ini seperti biasa, hanya menelan materi-materi kosong lalu akan kembali pulang dan tertidur dan kembali lagi hari esok lalu seterusnya. Dunia memang berputar, hingga membuat kehidupan juga berputar tetap pada porosnya.

Luna ingin sekali marah pada pemuda dibelakangnya yang saat ini sedang mengikuti langkah cepatnya. Pemuda itu memiliki bonyok dibagian pipi dekat bibirnya, itu juga sama terlukanya seperti bibir Luna. Itu Hoseok, pemuda yang terus mengikutinya.

Hingga Luna menyerah untuk menahan emosi liarnya. "Ya! Berhenti mengikutiku seperti itu." Tubuhnya berbalik menghadap Hoseok yang saat ini sedang menghela nafas.

Hoseok masih terdiam sembari terus menatap Luna begitu lekat. Luna kembali berbicara, "Aku tidak mengerti, kau itu kenapa?"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, Luna. Ada apa denganmu? Kenapa kau terus menghindariku?"

Luna terkekeh sarkastik. "Kau gila? Kau menamparku sampai-sampai bibirku juga terluka. Kau juga menghancurkan perasaanku, Hoseok. Kau masih bisa bertanya mengapa aku menghindarimu?" Jawab Luna begitu menekan disetiap kalimatnya. Lantas, ia memilih berlari menjauh dari Hoseok yang masih mengkukuhkan kedua kakinya, enggan untuk bergerak selangkah.

Entahlah, teriakan yang di suarakan Luna membuat relung itu juga sama terlukanya. Bodohnya, kemarin ia memperlakukan Luna begitu kasar hanya karena ia tidak mau Luna menyukai seorang pemuda lain, apalagi itu Jeon Jungkook. Hoseok Hanya begitu mencintainya—sekaligus ingin melindunginya.

Sempat meneteskan liquid, hingga menapaki gerbang sekolah, ia menghapusnya begitu cepat. Berjalan menuju koridor dimana loker berjajar dengan rapi, ia harus mengambil beberapa bukunya yang tertinggal.

Sialnya, kelopak mata itu tidak mau berhenti mengeluarkan keluhannya. Ia sempat menarik nafasnya sebelum membuka pintu loker dan mengambil beberapa benda yang dibutuhkannya.

Lagi-lagi terdiam sendu, menunduk menatap lirih pada kedua punggung tangannya yang sedang menggantung penuh pada sisi loker yang terbuka. Memikirkan sebuah hal yang merusak hati dan perasaannya, seperti Hoseok yang benar-benar-jahat? Mungkin, Luna tidak tahu.

Hingga, begitu mendadak pintu loker yang seharusnya terdiam, tiba-tiba bergerak menutup dengan keras dan membuat kedua tangannya terjepit. Luna berteriak mengaduh kesakitan karena sialnya pintu itu ditahan oleh siku orang tidak waras yang kini sedang tersenyum senang menatapnya.

"Oh, ini Luna?" Orang itu berlagak seperti tidak terjadi sesuatu dan tetap biasa saja pada sikunya yang sedang menahan pintu loker.

"Lepaskan!" Ucap Luna menekan suaranya. Menatap marah pada si empu yang kini terkekeh.

"Ternyata kau yang membuat temanku menangis ya? Menyebalkan sekali."

Dasar sialan, pintu itu semakin ditekannya. Membuat jari jemari Luna semakin berdarah dan memar. Luna mengigit bibir bawahnya menahan perih yang menyerangnya sekarang secara brutal.

"Lepaskan!" Sekali lagi Luna menekan suaranya.

"Oh, kau tidak mengenal temanku ya? Dami, Kang Dami, kau tentu mengenalnya kan? Kau membuatnya menangis, Luna."

Peduli apa Luna pada topik yang sedang di dengarkannya sekarang. Ia sibuk menahan rasa sakit pada metacarpal jari jemarinya. Entahlah, ia sudah tidak kuat lagi, hingga mau tidak mau Luna mendorong pintu itu dengan sisa kekuatannya. Sayangnya, itu mengenai tulang hidung gadis dihadapannya kini.

Jamais Vu || Jeon Jungkook Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang