Pt.36

325 54 26
                                    

🌦Persona

Ada yang bilang bahwa hujan saja akan berhenti bila sudah waktunya, namun mengapa hujan dalam kehidupan Jungkook tidak lekas berhenti. Jungkook sangat lelah, ia menginginkan sebuah ketenangan untuk sebentar saja, hanya sebentar saja. Sayangnya, Jungkook tidak bisa, ia harus menemukan kebahagiaannya, Luna.

Jungkook sadar bila dirinya saat ini sedang berada di ruangan unit kesehatan sekolah. Entah siapa yang sudah membawanya, namun Jungkook lebih memilih menyembunyikan wajahnya dengan lengannya, lalu menangis disana. Menahan segala kebingungan sekaligus perih yang meradang diantara kepalanya dan juga wajahnya.

Berulang kali ia bertanya tentang siapa Lily? Mengapa Hoseok menganggap bahwa Luna adalah Lily? Siapa sebenarnya orang itu. Jungkook tidak tahu akan bagaimana kabar Luna, Jungkook khawatir.

"Jeon, kau sudah sadar?"

Itu Namjoon, Jungkook masih mengenal suaranya. Jungkook hanya berdehem singkat menanggapi pertanyaan Namjoon. Kemudian Jungkook kembali mendengar Namjoon melanjutkan kalimatnya.

"Dami yang menemukanmu tergeletak sendirian di dekat loker, jadi dia yang membawamu kemari." Jelas Namjoon. Jungkook masih belum membuka lengannya dari wajahnya itu dan terus berusaha memalingkan pandangan.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau terluka seperti itu?" Tanya Namjoon penasaran. Bahkan Namjoon bisa mendengar suara Jungkook yang sedang menahan tangis.

Baru kali ini Namjoon melihat Jungkook yang sangat menyedihkan. Entah apa yang menjadi masalahnya hingga membuat Jungkook menangis seperti itu. Namun, Namjoon akan menebaknya, Luna. Gadis itu benar-benar membuat Jungkook menjadi sosok yang lemah seperti ini, luar biasa.

"Bolehkah aku bicara dengan Dami?" Jungkook berbisik, tidak melepaskan lengannya itu dari wajahnya. Namjoon mengangguk, sekaligus berjalan keluar ruangan untuk bertemu dengan Dami yang sedang menunggu.

Setelah memanggil Dami untuk segera masuk, gadis itu melangkah mendekati ranjang Jungkook dan berdiri di dekat nya. "Jungkook, kau siuman? Syukurlah."

Jungkook tiba-tiba menurunkan lengannya dan menatap Dami di sampingnya saat ini. Kemudian, dengan susah payah, Jungkook mencoba untuk merubah posisinya menjadi terduduk. "Apa kau melihat Luna saat kau menolongku?" Tanya Jungkook begitu intens memandang Dami.

Dami menggeleng dengan tegas, "Aku tidak melihatnya, Jungkook. Kau sendirian saat aku menemukanmu. Tunggu, apa kau bersama Luna?" Tiba-tiba Dami jadi mengingat tentang Luna. Bahkan perasaannya menjadi tidak menentu mendengar penuturan Jungkook. Dami khawatir terhadap Luna.

Jungkook menunduk, ia mengusap rambutnya kesal. Ia mengepalkan kedua tangannya begitu kuat. Benar, Jungkook sudah menduganya, Luna dibawa oleh Hoseok entah kemana. Jungkook gagal untuk melindungi Luna, sialan.

"Jungkook, ada hal yang harus kau ketahui tentang Luna," Dami membuat Jungkook segera mengadah, menatap serius. "Jika kau pernah mendengar berita bahwa guru kang mengalami kecelakaan yang tidak wajar, dan banyak yang berspekulasi bahwa guru Kang di bunuh. Itu memang benar, Jeon." Jelas Dami. Sedangkan Jungkook semakin tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Dami tentang guru Kang dan Luna.

"Pembunuh itu adalah Luna."

Itu bohong, kan? Sedari tadi Jungkook hanya menggumamkan kalimat tersebut di dalam kepalanya, bahwa apa yang dijelaskan Dami kepadanya adalah sebuah kebohongan. Ia bahkan terkekeh renyah menanggapi ucapan Dami. "Kau berbohong."

"Aku tidak berbohong, Jeon. Yang membunuh guru Kang memang tubuh Luna, namun yang bermain adalah Lily." Jelas Dami meyakinkan Jungkook, semakin saja membuat Jungkook tidak pernah bisa memahami hal ini.

Jamais Vu || Jeon Jungkook Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang