Pt.25

338 50 2
                                    

🌦Shadow

Tubuh itu masih membeku, terdiam membisu bagai tak memiliki suara. Luna benar-benar bungkam, apalagi jika mengingat apa yang dikatakan Jungkook dengan suara halusnya. Oh ayolah, kata tidur memiliki definisi yang sangat banyak, kan? Katakan saja tidur itu adalah sebuah kegiatan menutup mata di malam hari, bukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan, kan? Luna memang payah, ia terlalu banyak membaca novel dewasa.

Jungkook tiba-tiba meninggalkannya sendirian di sebuah taman dengan lampu yang temaram. Entah mengapa, Jungkook hanya memberinya alasan bahwa ia harus cepat pulang, hanya itu. Lagipula memang benar, ini sudah sangat larut, Jungkook juga memiliki keluarga, sedangkan ia.. Sudahlah tidak perlu diungkit lagi.

Luna menepuk pipinya sendiri yang memanas secara mengejutkan. Ey, kenapa juga jantungnya berdetak sangat cepat, itu keterlaluan. Membuat nafasnya jadi terasa begitu sesak.

Hingga sepanjang melamun hal-hal yang tidak berguna, ponsel di saku seragamnya berdering beberapa kali. Notifikasinya sih terdengar seperti suara grup kelasnya yang berisik. Lantas, Luna merogohnya dan menemukan ponselnya yang terus berdenting.

Luna yang memang penasaran, cepat membuka pesan itu. Lalu, kemudian jantungnya benar-benar hilang.

Kecelakaan tunggal pada lalu lintas Seoul yang tenang.

Salah satu teman sekelasnya memberikan sebuah artikel tentang kecelakaan. Namun, yang membuat Luna sangat terkejut adalah fakta bahwa yang mengalami kecelakaan itu seorang guru disekolahnya, yaitu guru Kang.

Bagai De Javu yang menghantam ingatannya, Luna tidak akan melupakan apa yang sudah ia alami saat dikelas tadi. Mimpi—atau imajinasi khayalan nya yang gila, ternyata berlangsung dengan cepat. Guru Kang benar-benar mati tepat hari ini.

Lagi-lagi ponselnya berdenting, banyak teman-temannya yang berisik mengucapkan bela sungkawa. Namun, Luna terpaku pada salah satu pesan yang berisikan :

"Ku dengar guru Kang tidak meminum alkohol saat mengemudi. Mobil yang dikendarai mengalami masalah dan yang lebih mengejutkan adalah ketika polisi memeriksa keadaan di dalam mobil, guru Kang sedang menggenggam pisau dengan gagang silver. Aku tidak mengerti, apakah ia sendiri pelakunya?"

Pisau dengan gagang silver? Bukankah pisau yang sama dengan yang ia lihat saat di taman belakang sekolahnya dan juga di dalam mimpinya? Siapa sebenarnya orang itu? Apa hubungannya dengan guru Kang? Siapa sebenarnya yang ia sudutkan, dirinya atau orang lain?

Jika memang Luna adalah pusatnya, mengapa orang itu malah membunuh guru Kang? Semuanya menjadi berantakan seperti ini. Membuat Luna setengah kalang kabut karena rasa takutnya.

Luna cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku dan bangkit dari sebuah bangku taman yang begitu lama ia duduki. Berlari menuju rumahnya dengan tenaga yang tersisa. Entah mengapa, Luna merasakan kejanggalan yang aneh.

Jamais Vu

Satu langkah lagi, maka semuanya akan terbuka dengan segala cerita di dalamnya. Entah apa akhirnya, Jungkook juga tidak tahu. Karena sebelumnya Jungkook sudah menebak bahwa hari ini akan terjadi. Siapa yang akan Yoongi pilih, ibunya atau Jungkook.

Selesaikan ini dan akhiri semuanya, Jungkook bosan dengan drama yang selalu dibuat oleh ibunya sendiri setiap harinya. Maaf, tapi ketahuilah, bahkan Jungkook lebih pintar dalam segala hal.

Walau ragu, Jungkook berusaha menarik kedua kakinya menuju pintu gerbang itu dan memasukinya. Ia mendekati pintu masuk, mengenggam perlahan gagang pintunya. Lantas, ia bergegas membukanya hingga dugaannya benar terjadi.

Jamais Vu || Jeon Jungkook Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang