Bagian 12

590 29 0
                                    

"Ya Allah... Aku nggak nyangka, David itu orang paling licik sedunia. Aku juga nggak nyangka, kalau dia juga mencintai Afifa" ucap Akhtar setelah mendengar cerita dari Dani.

Dalam hatinya ia berucap istighfar sebanyak mungkin. Takut ada pikiran negatif yang akan hinggap di pikirannya.

"Terus, waktu kamu ngikuti David dan nguping pembicaraan dia?" tanya Akhtar sangat penasaran dengan pembicaraan David.

Dani menghela nafas panjang. Ia takut sahabatnya ini akan drop lagi, mengingat Akhtar mempunyai riwayat penyakit tipes.

"Jadi waktu aku nguping, dia bilang mau bunuh orang tuanya Afifa buat balas dendam" ucap Dani.

DEG

Akhtar terkejut dengan perkataan Dani. Ia masih tidak menyangka sahabat yang sangat ia sayangi malah berubah menjadi pria licik.

"Kamu yakin David bakalan bunuh orang tuanya Afifa?"

Dani mengangguk "Iya. Dan bukan cuman orang tuanya aja, kakaknya, Afifa dan-"

"Dan apa?" tanya Akhtar ketika Dani tidak melanjutkan kalimatnya.

"Dan keluarga kamu juga akan di bunuh karena udah jeplosin dia ke penjara"

Lagi dan lagi hati Akhtar bagai di hantam batu yang sangat besar. Ia tidak bisa membayangkan orang yang di cintai mereka mati di tangan David. Ia tidak menyangka David akan senekat itu demi obsesinya dan balas dendam.

Melihat Akhtar yang melamun, membuat Dani takut jika kesehatan Akhtar menurun lagi.

🔪🔪🔪

Sejak Dani menceritakan rencana busuk David untuk membunuh keluarganya, Akhtar sering melamun. Ia tidak bisa membayangkan orang yang di cintainya mati di tangan orang yang licik. "Ya Allah apa yang harus hamba lakukan?"

Tiba-tiba ponsel Akhtar berdering. Ia menoleh ke arah nakas samping tempat tidurnya. Ia mengambil ponsel itu dan melihat nama yang terpampang di ponselnya. Di sana ada nama mama. Akhtar heran, mengapa mamanya menelponnya padahal ia dan keluarganya satu atap.

"Assalamualaikum ma? Ada apa?" akhirnya Akhtar mengangkat panggilan mamanya.

"Waalaikumsalam. Mama sama papa mau bilang, kita lagi ada di bandara. Kita mau pergi ke luar kota. Tadinya mama mau bilang ke kamu, tapi kamunya malah ngelamun. Yaudah, karena ini urusan mendadak jadi ngabarin kamu lewat telepon" jawab mama di seberang telepon.

"Oh gitu. Yaudah mama sama papa hati-hati ya"

"Iya. Kamu juga, jaga diri baik-baik. Jangan lupa diminum obatnya. Terus jangan lupa buat makan. Jangan nglamun terus"

"Iya ma. Yaudah Akhtar mau istirahat dulu ya ma. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Panggilan pun berakhir. Akhtar merasa tubuhnya drop lagi. Belakangan ini banyak sekali yang harus ia pikirkan. Untung saja ada Dani yang bisa mengurus perusahaan papanya mengingat Dani bekerja di perusahaan papanya. Jadi masalah perusahaan bisa teratasi. Namun, bagaimana dengan keluaganya dan keluarga Afifa? Apakah mereka bisa selamat dari rencana jahat David? Apakah ia bisa menyelamatkan mereka dari David?

Memikirkan itu membuat kepala Akhtar sangat pusing. Ia memijat pelipisnya yang terasa sakit. Akhirnya ia memilih untuk membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya.

Akhtar & Afifa [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang