Ending

1.1K 33 2
                                    

Assalamualaikum Semuanya...

Maaf ya, author udah lama nggk up. Bukan karena sengaja, tapi author lg sibuk bgt di dunia nyata.

Author juga mau minta maaf sama kalian semua kalau selama membuat cerita ini masih ada kekurangannya🙏🙏🙏

Part ini adalah akhir dari kisah cinta Akhtar & Afifa yg merupakan karya pertama author.

Author mau bilang makasih buat kalian semua yg sdh meluangkan waktunya untuk baca dan menberi vote di cerita ini.

Oke, segitulah curhatan author. Maaf jika ending kurang bagus.

Happy Reading Everyone🤗

❤❤❤

Pagi hari tiba. Matahari mulai menyinari dunia dengan cahaya yang begitu terang.
Sekarang ini, Rendy tengah membacakan Maya yang sedang terbaring lemah Al-Qur'an sejak waktu Subuh tadi.

Kedua orang tua Maya sudah sampai di Jogja tepatnya pukul 04.00 pagi dan langsung menanyakan kondisi Maya. Alhamdulillah kondisi Maya mulai membaik setelah operasi, tinggal menunggu Maya siuman pasca operasi.

Waktu terus berjalan. Tak terasa, Rendy sudah membaca Al-Qur'an selama setengah jam.

Tanpa Rendy sadari, mata Maya  perlahan mulai terbuka dan mendapatkan pemandangan indah di sampingnya.

Dalam diam, Maya mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an dari Rendy. Suara indah tersebut mampu membuat hatinya nyaman dan adem.

Tak terasa, Rendy telah menyelesaikan surat yang ia baca dan ia terkejut ketika melihat wajah Maya yang basah akibat air mata.

"Maya?"

"Mas."

Saking bahagianya, Rendy langsung memeluk Maya dan Maya membalasnya. Tangis Maya pun seketika pecah di dalam pelukan Rendy.

Maya merasa bahagia karena telah mendapatkan apa yang ia inginkan. Sebuah pelukan hangat dari seorang suami dan perhatian tulus dari seorang suami.

"Alhamdulillah terima kasih Ya Allah. Engkau telah memberikan hamba kesempatan untuk menjadi suami yang baik untuk Maya,"

"Tolong maafin aku Maya, aku sadar aku salah. Seharusnya aku melupakan masa lalu dan lebih memperhatikan kamu. Tolong maafin aku."

"Mas..." Maya menangkup wajah Rendy dan menatapnya dengan lekad. "Mas nggak perlu minta maaf sama Maya. Maya yang harusnya minta maaf. Jangan nangis lagi ya Mas."

Rendy tertawa tipis di tengah menangisnya. Begitu lemahnya ia sebagai pria yang menangis di hadapan istrinya.

Pintu kamar Maya terbuka dan masuklah Akhtar, Afifa, dan yang lainnya. Kemudian, mereka menghampiri Maya yang tengah menatap kedatangan mereka.

"Alhamdulillah, Maya. Akhirnya kamu siuman juga," ucap Afifa. Ia bersyukur, akhirnya sahabatnya telah siuman.

Maya tersenyum. "Kamu nggak papa, kan, Afifa? Kamu nggak terluka, kan?"

Afifa menggeleng. "Aku baik-baik aja, kok. Kamu nggak perlu khawatir."

"Alhamdulillah," lirih Maya.

"Maya." Afifa menatap sendu Maya. "Terima kasih karena kamu udah nyelamatin aku waktu itu. Aku nggak tahu harus gimana kalau waktu itu kamu nggak ada."

Maya tertawa tipis. "Nggak perlu berterima kasih. Kita ini bersahabat. Wajar aja sesama sahabat saling melindungi satu sama lain."

Kini, Ibu Maya mendekati Maya dan memeluk anaknya yang paling dia sayangi. Jujur saja. Saat mendengar berita tentang anaknya, ia sangat terkejut. Bahkan, saat dia naik pesawat ke Jogja, ia tidak berhenti memikirkan anaknya.

Akhtar & Afifa [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang