Bagian 35

556 28 0
                                    

Afifa dan Farhan melihat Akhtar yang terbaring dari luar pintu. "Saat kamu pergi dari rumah sakit, Akhtar sempat pingsan. Laku dia dibawa ke kamarnya. Setelah sadar, dia sesuatu ngomong sebentar sama Dani. Tapi abang nggak tahu mereka ngomong apa. Setelah itu kondisi Akhtar mulai menurun. Dan saat itulah Akhtar dinyatakan koma. Kemarin lusa, dia sempat setengah sadar. Dia manggil nama kamu."

Afifa menangis mendengar cerita kakaknya. "Manggil nama ku?"

"Ya. Dia manggil nama kamu. Dan itu juga salah satu alasan kenapa abang disuruh cari kamu sampek ketemu."

Afifa menatap Akhtar dari luar dengan air mata yang mengalir. Tubuhnya bergetar karena ia menangis.

Melihat adiknya menangis, Farhan memeluk adiknya itu untuk menguatkan Afifa. Farhan mengelus punggung Afifa agar Afifa kuat dan tegar dalam menghadapi semuanya. Segesrek apapun dia pada adiknya, jika adiknya terpuruk, ia akan menguatkannya.

❤❤❤

Afifa mengajak kakaknya pergi ke tempat usahanya dengan Maya. Mereka kesana menaiki taksi. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, mereka sampai di tempat itu.

Mereka membuka pintu rumah itu dan disana sudah ada Rendy dan Maya yang sedang mengobrol.

"Assalamu'alaikum." Kedua orang itu menoleh ke arah pintu dan berdiri.

"Wa'alaikumussalam."

Farhan dan Afifa masuk ke dalam. Kemudian mereka ikut duduk di kursi.

"Beneran fa, ini punya kamu?" tanya Farhan yang agak kaget jika adiknya memiliki usaha.

"Bukan punya aku. Tapi punya ku sama Maya." jawab Afifa.

Farhan mendekatkan mulutnya ke telinga Afifa. Kemudian Farhan membisikakan sesuatu. "Kalau Akhtar tahu, dia pasti seneng."

Afifa tersenyum. "May, kita mulai sekarang aja? Soalnya aku ada urusan sama abang aku?"

"Oh. Oke. Kalau gitu ren? Kamu langsung ganti baju aja. Bajunya sudah aku siapin di ruang ganti."

Rendy mengangguk. Lalu berjalan ke arah ruang ganti.

"Fa. Akhtar gimana keadaannya? Dia udah dapat donor?" tanya Maya berbisik-bisik.

Saat Afifa akan menjawab, Rendy sudah selesai ganti baju dan keluar dari ruang ganti.

"Emmm... May, gimana kalau bang Farhan ikut pemotretan? Lagian ghamis ya ini ada baju kokonya."

"Bener juga."

Farhan mengernyitkan dahinya. "Gue? Ogahlah."

"Bangggg... Kalau abang mau foto, nanti aku beliin kouta sama traktir makanan deh."

Wajah Farhan sumringah. "Beneran?"

Afifa memutar bolanya. Kakaknya kalau masalah uang selalu gercep. Akhirnya Afifa hanya mengalah saja pada kakaknya.

"Oh ya dek. Abang belum kasih tahu mama kalau kamu udah ketemu. Bentar, abang telfon mama dulu." Farhan pergi keluar untuk menelfon mamanya.

Rendy menghampiri Maya yang duduk. "Tadi itu siapa?" tanyanya dengan berbisik.

"Dia itu kakaknya Afifa."

Akhtar & Afifa [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang