Bagian 10

678 28 0
                                    

Dani segera bergegas menuju ke rumah sahabatnya. Begitu ia mendapat kabar dari mamanya Akhtar jika Akhtar pingsan, Dani langsung berangkat menuju rumah sahabatnya.

Setelah beberapa menit, ia sampai di rumah Akhtar. Karena cemas, Dani langsung berlari ke depan pintu rumah Akhtar. Jika ini bukan rumahnya Akhtar, ia akan langsung masuk tanpa salam.

"Assalamualaikum. Tante!!" ucap Dani.

Mama Akhtar langsung menghampiri Dani dan meninggalkan pekerjaannya di dapur. Mama Akhtar segera membukakan pintu untuk Dani.

"Waalaikumsalam. Dani. Silahkan masuk!" ucap mama.

Dani langsung masuk ke ruang tamu rumah Akhtar.

"Gimana tan keadaannya Akhtar? Dia baik-baik aja kan?" tanya Dani dengan cemas.

"Akhtar baik-baik aja. Tapi-" wajah mama menunduk merasakan sedih.

"Tapi apa tan?" desak Dani yang sangat penasaran dengan keadaan Akhtar.

🌺🌺🌺

"Setelah pulang dari taman, Akhtar lebih sering melamun. Dia mengabaikan semua yang ada di sekitarnya. Mulai dari makan, minum obat, bahkan buat turun sebentar ke lantai bawah dia nggak mau sama sekali. Tapi, dia tetep melakukan kewajibannya untuk salat" jelas mama.

Dani menatap Akhtar dengan sangt kasihan. Mama Akhtar mengajaknya untuk melihat keadaan Akhtar secara langsung. Dan keadaan Akhtar sangat mengenaskan.

"Mama juga bingung kenapa Akhtar sering melamun. Mama khawatir kalau psikologi Akhtar nanti terganggu" ucap mama dengan wajah tertunduk.

Dani menatap seorang wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya dengan wajah sedih. Ia bisa merasakan kekhawatiran mama Akhtar.

"Tenang aja ma. Insyaallah nanti Dani coba bicara sama Akhtar. Sekarang tante istirahat aja. Dani nggak mau kalau tante nanti sakit"

Mama Akhtar tersenyum. "Makasih ya nak, kamu slalu perhatian sama Akhtar"

"Sama-sama tante. Yaudah tante istitahat aja!"

Mama menganggukkan kepalanya. Lalu, meninggalkan Dani di depan kamar Akhtar.

Dani menatap sahabatnya yang melamun dengan menatap jendela dan tangan di lipat di dada. Dani langsung menghampiri Akhtar yang berada di dekat jendela.

"Assalamualaikum" ucap Dani. Lalu, Dani mengambil kursi yang ada di kamar Akhtar dan duduk berhadapan dengan Akhtar.

Akhtar menatap kedatangan sahabatnya. Akhtar memaksakan untuk tersenyum.

"Waalaikumsalam. Ada apa kamu kesini?" tanya Akhtar dengan suara serak ala orang sakit.

"Tadi aku di telfon kalau kamu pingsan di taman. Ada apa sih kamu kok ngelamun mulu. Mama sama papa kamu sampek khawatir lho"

Akhtar menghela nafas panjang. Kemudian ia menundukkan kepalanya.

"Aku kepikiran sesuatu"

Dani mengernyitkan dahinya. "Kepikiran apa?"

Akhtar menatap Dani dengan lekad. Ia berharap semoga dengan cara menceritakan masalahnya, bebannya semakin berkurang.

Akhtar & Afifa [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang