Bagian 61

500 22 0
                                    

Afifa mendekati Maya yang sudah menatapnya dari tadi. Kemudain, Afifa menggenggam tangan Maya yang tak terpasang infus.

"Ada apa May? Katanya kamu mau ngomong sama aku."

Maya diam sejenak. Tangan Maya bergerak untuk menggapai kepala Afifa untuk didekatkan ke wajahnya.  Maya mulai membisikkan sesuatu di telinga Afifa.

"Afifa. Kamu adalah salah satu sahabat yang aku punya. Kamu adalah teman curhat aku saat aku punya masalah." Maya mulai menitikkan air matanya. "Afifa. Aku tahu kamu sangat mencintai Akhtar. Aku ingat sama perjuangan Akhtar untuk mendapatkan kamu."

"Aku kagum dengan Akhtar yang tak pernah menyerah untuk mendapatkan kamu. Aku ingin seperti dia." Suara Maya mulai serak. "Setelah menikah dengan Rendy, aku hanya berharap semoga Rendy akan memelukku saat aku senang atau bahagia. Tapi, aku belum mendapatkannya."

"Kamu tahu kenapa?" Maya mulai terisak. "Karena dia sangat mencintai kamu. Karena dia sangat sayang kamu. Tapi dia nggak bisa memiliki kamu. Cinta itu tidak harus dua insan yang saling mencintai bersatu. Tapi, cinta juga bisa diartikan merelakan jiwa dan raga kita untuk membahagiakan orang yang kita cintai."

Maya mulai menangis. "Aku minta sama kamu. Jika aku memang harus pergi sekarang, tolong kamu pastikan jika Rendy bahagia tanpa aku. Jujur, aku selalu berdoa pada Allah agar aku terluka untuk mendapatkan pelukan dari Rendy. Dan hari ini aku terluka."

Afifa menggelengkan kepalanya dengan kuat sambil menangis. Ia menangkup wajah Maya yang pucat.

"Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu. Kamu pasti sembuh. Aku yakin itu. Sekarang, Rendy pasti pengen banget kamu sembuh."

"Afifa." Maya memegang lengan Afifa. "Aku cinta sama Rendy. Tapi apalah daya aku yang hanya manusia biasa yang hanya bergantung pada Allah. Afifa, aku mohon sama kamu."

💘💘💘

Saat ini, Rendy dan Pak polisi sedang duduk di kursi tunggu Rumah Sakit. Polisi tersebut menyerahkan ransel warna hitam milik Maya pada Rendy. Rendy menerima ransel tersebut.

"Kami menemukan tas ini di TKP. Kami tidak sengaja membuka buku diary istri anda. Bukan tanpa alasan, buku itu jatuh beberapa meter dari ruangan dimana istri anda tewas. Saya harap anda mau membacanya. Disana ada beberapa ungkapan yang menurut saya ditujukan untuk anda."

Rendy melihat ransel itu sejenak. Kemudian, polisi itu meninggalkannya sendiri. Dengan tangan bergetar, Rendy mencari buku tersebut. Setelah menemukannya, Rendy membukanya. Rendy membaca satu persatu halaman.

By : Maya.

Aku sangat bersyukur Allah telah menghadirkan Rendy dalam hidup ku. Aku bahagia, akhirnya Rendy menjabat tangan ayah ku untuk mengucapkan janji suci.

Rendy membalik halaman tersebut lalu membaca halaman berikunya.

By : Maya.

Setelah menikah, aku berharap bisa memeluk Rendy saat aku senang maupun duka. Aku senang saat pertama kali Rendy memeluk ku. Saat itu, aku terluka di kaki. Rendy menggendong ku. Rasanya seperti mimpi di siang bolong.

Rendy kembali membalik halaman selanjutnya.

By : Maya

Aku menerima segala kekurangan Rendy dengan ikhlas. Aku sangat mencintainya. Aku mencintainya atas ridha Allah. Aku ingin dipeluk oleh Rendy untuk selama-lamanya. Namun, Rendy hanya memeluk ku di saat aku terluka saja.

Akhtar & Afifa [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang