Bagian 34

534 27 0
                                    

Saking kesalnya Farhan karena adiknya tidak ketemu, Farhan meminta bantuan Dani. Farhan dan Dani sudah saling mengenal saat ada di rumah sakit. Dan mereka seperti adik kakak yang tidak pernah akur.

Saat ini Farhan dan Dani berada di sebuah cafe. Mereka masih bingung bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan Afifa. Mereka berfikir bagaimana caranya menemukan Afifa secepatnya.

"Eh! Kenapa lo nggak bilang ke gue?! Kalau gue tahu, gue ikut sama lo." ucap Farhan setelah Dani bercerita jika dia baru saja dari kampus Afifa.

"Ya... Gue nggak kepikiran sampek situ. Lagian gue juga buru-buru mau rapat di kantor." Dani mencoba mencari alasan. Padahal sebenarnya tidak.

"Ahhhh!! Kampret lo!"

Mereka terus berfikir bagaimana cara menemukan Afifa secepatnya.

Tiba-tiba ide terlintas dipikiran Dani. "Lo pernah telfon Afifa nggak?"

"Pernahlah. Tapi dia nggak ngangkat." jawab Farhan.

"Hari ini lo udah telfon Afifa?"

"Belum. Males gue telfon dia. Kuota gue bisa-bisa abis gara-gara telfonin dia."

"Yaelah gitu aja dipikirin. Sekarang lo telfon Afifa deh, terus kita cari tahu dimana dia!"

Farhan mengernyitkan dahinya. "Maksud lo itu gimana? Mana bisa nyari orang pakek telfon?"

"Ish! Lo kan pinter main handphone. Masak nglacak orang aja kagak bisa. Bodoh lo."

Farhan menggebrak meja. Membuat jantung Dani hampir copot. "Pinter juga lo. Kenapa nggak ngomong dari tadi?"

Dani menganga. Bukankah dia tadi sudah bilang? Mungkin inilah tanda orang yang kurang pandai dalam berfikir.

Farhan mencoba menelfon Afifa. Terhubung, namun tidak diangkat. Farhan mencoba melacak keberadaan Afifa.

"Yeay! Dia udah ketemu."

Dani yang awalnya ingin meminum kopi, langsung merampas ponsel Farhan dan melihatnya.

"Hahahahaha... Di prank mau juga." Farhan tertawa lepas melihat ekspresi Dani yang kesal

Dengan perasaan kesal, Dani memukul pelan tapi sakit bagian tengkuk Farhan.

Plak!! Farhan mengelus tengkuknya yang sakit karena ulah sahabat adik iparnya. "Sakit tau."

"Bodo amat. Terus ini gimana? Dicari sekarang?"

"Mana saya tempe." jawab Farhan.

Dani geram dengan Farhan. "Kampret bener lo."

"Besok lah kita cari. Males gue ngurusin bocil." Farhan meminum kopinya. "Oh ya. Jangan lupa, gue nanti numpang tidur di rumah lo."

"Sekalian beliin kouta buat gue. Oke?"

Dani melototkan matanya. Namun Farhan mengabaikannya. "Dasar orang nggak tahu berterima kasih."

"Tetima kasih. Sama-sama." Lalu Farhan nylonong pergi meninggalkan Dani yang super duper geram.

💕💕💕

"Terima kasih bu sudah memberikan kesempatan untuk kami bermain dengan adik-adik panti yang sangat lucu dan menggemaskan." ucap Afifa sambil keluar dari panti.

"Iya mbak. Terima kasih juga sudah menyumbangkan sedikit rezeki dan waktunya untuk anak-anak panti."

"Sama-sama bu. Kalau begitu saya dan teman saya pamit untuk pulang. Jika saya ada waktu, saya akan datang kesini lagi." ucap Afifa berpamitan.

Akhtar & Afifa [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang