Prolog

2.2K 102 75
                                    

                                🗡🗡🗡

Leo tertidur di taman belakang sekolah dengan posisi duduk menyilangkan tangan di belakang kepalanya, tubuhnya menyandar pohon besar nan rimbun di taman tersebut. Bisa di bilang tempat ternyamannya baginya siang itu di SMA swasta yang bernama  StarHigh School, atau biasa di singkat SHS.

Namun tidurnya terusik ketika segerombolan geng cewek yang biasa di sebut the Queens membully seorang siswi. Empat lawan satu.

Tangisnya pecah saat Vina_ketua genk_mengguyur tepung bercampur telur busuk di atas kepala siswi yang tengah ketakutan, Mereka membentuk lingkaran dan siswi itu di tengah-tengah mereka.

"To...tolong, Jangan siksa saya?" ucapnya meminta iba sambil menyatukan kedua telapak tangannya. sangat jelas suaranya bergetar ketakutan.

Mendengar rintihan dan ketakutan siswi itu, Vina dan antek- anteknya tertawa terbahak-bahak.

Apa yang lucu?

Bugkh...

Sebuah tendangan keras mendarat di perut siswi itu sampai terjengkang, tangannya setia memegang perutnya, dia meringis dalam tangis dan menunduk. Miris!

"Mana? sini gue liat muka lo yang cacat itu! muka yang selalu lo tutupi rambut lo!!" Ucap Dea sambil menjambak rambut siswi itu, seketika wajahnya mendongak karena jambakan yang teramat kasar. Dia mendongak, air matanya tak berhenti mengalir.

"Udah cukup. Udah cukup nyiksa dia hari ini. Besok kita lanjut lagi." Seru Vina dan di angguki Dea dan yang lainnya.

"Cepet deh De, cuci tangan lo. Biar bakteri dari si cacat ini gak pindah ke tangan lo!!" tukas Ayu kejam.

"Iya, wajahnya aja menjijikkan gitu. Hi,,," Ucap Mia sambil bergidik jijik.

Mereka lantas mengernyitkan kening jijik. Setelah puas menyiksa mereka pergi. Tawa mereka tak henti sampai hilang di balik tembok.

Leo menatap gadis itu lurus, dia bangkit dan menghampirinya setelah geng brengsek itu pergi.

Leo berdiri berkancak pinggang di hadapan gadis itu. Aroma tubuhnya busuk, rambutnya putih dan berlendir bekas tepung dan telur.
Dia terisak, tangan kirinya memeggangi perut yang tadi di tendang, mungkin sakitnya masih terasa. Sedang tangan kanannya menyeka air matanya yang tak henti menangis. Belum lagi seragamnya putih yang lusuh dan sedikit robek di bagian ujung bahunya.

"LEMAH! DAN MENJIJIKKAN!!" cerca Leo tajam dan meninggalkan gadis itu sendiri dalam tangisnya. Menangis sejadi-jadinya. Karena hanya itu yang dapat dia lakukan selama dua tahun terakhir ini. Menyedihkan!!

.
.
.
.
.
Lanjotkan.....

Nih mukanya Leona Alisandra

Nih mukanya Leona Alisandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku si pecandu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang