Buku Harian

279 15 8
                                    

                       ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥




"BERENGSEK!!"

Leo tersulut emosi karena bisikan Vina barusan. Ia tidak mengerti kenapa Vina berkata demikian.

"Le, lo kenapa? Aww,,?" Vina menghindari bantal yang di lemparkan ke arahnya oleh Leo. "Lee, lo kenapa sih?" ucapnya dramatis seolah dirinya menjadi pelampiasan gadis berwajah pucat itu.

"Pergi lo dari sini!" seru Leo lantas melepas selang infus yang menancap di lengan kirinya tanpa sadar darahnya mengalir. Dan mulai bergerak untuk bangkit dari ranjang.

Brak!

Bersamaan dengan pintu terbuka kasar Matt dan Marcel datang. Mata Marcel lalu membulat mendapati Leo yang yang bersusah payah bergerak. Cowok itu lalu melebarkan langkahnya  pandanganya tertuju pada lengan Leo.

"Lo apain Vin, Leo hah!" panik Marcel melihat darah keluar dari lengan Leo bekas selang infus.

Cepat, Marcel menyentuh lengan Leo lalu menatap wajah gadis itu yang pucat dan lemah.

"Lee, lo kenapa sih marah- marah ke Vina? Jelas- jelas Vina udah punya itikad baik nengokin lo. Tapi lo malah ngusir dan ngebentak dia. Pakek ngelempar bantal sega-"

"DIAM!!" kali ini Marcel meninggikan nada bicaranya. Dia tidak tahan melihat kondisi Leo.

"Cel, " panggil Leo lemah.

"Iya?"

"Usir mereka pergi," pinta Leo lirih.

Marcel mengangguk sambil membaringkan Leo.

"Kalian denger kan?"

"Maksud lo apa hah?" Matt mulai emosi.

"Lo tuli dan ternyata budek juga ya? Lo nggak denger Leo ngomong apa? Dan lo, Vin, munafik!" cibir Marcel.

Jengah dengan ucapan Marcel, Matt lalu menarik kaos belakang Marcel yang sedang memunggunginya. Marcel berbalik lalu dengan cepat Marcel menepis tangan Matt.

"Lo siapa hah!"

"Dan lo yang abangnya Leo saja enggak tau apa yang adiknya mau? Asal lo tau," menatap Vina sengit. "Cewe yang ada deket lo itu bermuka dua!"

"Cel, kok ngomongnya gitu sih?"

"Enggak usah ngebacot lo, Vin!"

Bugkh!!

Tidak terima Vina di bentak, Matt melayangkan pukulan ke arah wajah Marcel, Marcel membalas. Adu jotos tak terelakan. Leo hanya diam, namun berbeda dengan Vina yang mulai panik lalu keluar mencari bantuan. Bertepatan dengan Vina yang keluar ruang, datang Randi.

"Ada apa?"

Vina reflek menunjuk ke dalam, cepat Randi masuk. Dia khawatir terjadi sesuatu kepada Leo. Namun yang dia lihat adalah Matt dan Marcel yang saling mencekik.

"STOP!!"

Randi melerai. Memosisikan dirinya di antara Marcel dan Matt.

"Kamu gak pa-pa Matt?" itu suara Vina yang terdengar manja. Matt mengangguk.

"Kalian udah kayak anak kecil aja."

"Dia yang mulai Ran," tuding Matt.

"Lo aja yang bodoh, sudah tau Leo enggak suka Vina masih aja lo deketin. Dan lo, Vin? Ngapain lo kesini. Mending lo pula-"

"Lo!"

Baru saja Matt melangkah menuju Marcel untuk menghajar, namun Randi dengan sigap melerai.

"Kenapa Ran? Gue mau robek mulut dia!"

Aku si pecandu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang