Fajar telah menyingsing di atas Gunung Wu Lan saat Xiao Ling untuk pertama kali menginjakkan kaki di tempat yang oleh Xiu Lan disebut sebagai rumah.
Perasaan bersalah Xiao Ling karena pergi tanpa pamit pada dua orang pria asing yang ditemuinya dua hari lalu sejenak terlupakan saat langkah kaki gadis kecil itu membawanya masuk ke dalam sebuah gua besar tersembunyi yang ternyata pintu masuk menuju Istana Kerajaan Iblis.
Ini bukan rumah, pikirnya. Tempat ini lebih cocok disebut istana. Siapa yang akan mengira jika di dalam gua berukuran besar ini terdapat sebuah istana megah dengan taman yang sangat memesona?
Xiao Ling mengerjapkan mata. Ketakjuban terlihat jelas di wajah gadis kecil itu. Musim dingin yang membeku di luar sepertinya tidak berlaku di dalam wilayah istana iblis. Bagaimana tidak ? Rumput di taman istana terlihat sangat hijau. Bunga-bunga bermekaran, berwarna-warni memberikan nuansa musim semi. Angin bertiup sepoi, matahari bersinar begitu hangat di langit. Ini pasti sihir, pikir gadis kecil itu takjub.
Xiao Ling terus melangkah. Ia berusaha mencari tanda-tanda kehidupan lain di tempat ini. Namun,nihil. Istana ini sangat besar dan indah tapi terasa begitu sepi, pikirnya.
Raut wajahnya berubah. Xiao Ling terlihat murung saat menoleh pada Xiu Lan yang terlihat semakin pucat.
Apa selama ini bibinya hidup di tempat ini seorang diri? Tanyanya di dalam hati.
Merasa diperhatikan, Xiu Lan bertanya tenang, "Ada apa?"
Pertanyaan itu memutus lamunan singkat Xiao Ling. "Apa bibi tinggal di tempat ini sendiri?" tanyanya dengan kening ditekuk dalam.
"Begitulah," jawab Xiu Lan sembari mendorong pintu ganda kokoh yang tertutup di hadapannya. Bunyi 'kriek' pelan terdengar saat pintu ganda itu terbuka, menampilkan sebuah balairung besar yang terlihat megah pada masanya. "Tapi sekarang aku memiliki kau untuk menemaniku di sini," sambungnya dengan senyum bahagia yang menular dengan cepat pada gadis kecil yang berjalan dua langkah di belakangnya.
Xiao Ling kembali dibuat takjub. Mulutnya terbuka lebar saat kedua netranya menyapu ke seluruh penjuru ruangan. Balairung itu disangga oleh delapan pilar bercat emas yang terlihat sangat kokoh. Setiap pilar dihiasi oleh ukiran naga dan burung feniks yang terlihat rumit, dengan lantai kayu berwarna cokelat yang mengkilap serta ornamen-ornamen lentera tergantung di bagian langit-langitnya.
Gadis kecil itu masih menatap takjub ruangan tempatnya berada, pikirannya menerawang saat Xiu Lan mendudukkan diri di atas takhta gioknya yang megah.
"Apa kau tidak merasa kesepian?" tanya Xiao Ling setelah terdiam lama. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana cara Xiu Lan menghabiskan waktu selama ini? Tempat ini memang sangat indah dan nyaman, tapi tetap saja rasa kesepian itu pasti ada, bukan?
"Sangat," jawab Xiu Lan jujur.
Ada sebuah penyesalan serta kesedihan melintas di wajah cantiknya saat ia bicara dan hal itu tidak luput dari pengamatan tajam Xiao Ling. "Setelah ayahmu meninggal, para iblis dan siluman memutuskan untuk hidup dengan cara mereka masing-masing," terangnya tanpa emosi. "Semua meninggalkanku."
Kening Xiao Ling ditekuk dalam. "Kenapa?" tanyanya polos.
Xiu Lan tidak langsung menjawab. Ia mengendikkan bahu dengan acuh, tapi kesedihan yang terselip dalam nada bicara bibinya membuat Xiao Ling merasa bersalah karena menanyakan pertanyaan itu. "Mereka menganggap aku terlalu lemah dan tidak pantas untuk menjadi pemimpin mereka."
"Sialan!"
Kedua mata Xiu Lan membola, terkejut. "Dari mana kau belajar mengumpat?" tanyanya dengan nada satu oktaf lebih tinggi, membuat Xiao Ling menggigit bibir bawah, terlihat kikuk dan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Melody of Your Heart
FantasyEbook tersedia di google play/book. Versi Wattpad tidak lengkap. Darah raja iblis yang mengalir di dalam tubuh Xiao Ling membuat gadis remaja itu menjadi incaran para penguasa kerajaan di bumi, karena jantung keturunan raja iblis yang dikenal sebaga...