Bab. 27 : A Tousand Arrows Part 1

1.2K 221 9
                                    

Mulmednya sekarang berbeda dari biasanya. Saya lagi suka banget sama ini lagu. Ahahahahhaha....

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin, dan mempublikasikan tanpa izin penulis.

Selamat membaca!

.

.

.

Bab. 27 : A Tousand Arrows Part 1

.

.

.

Hal pertama yang ingin dilakukan Wu Xi saat menginjakkan kaki di wilayah Kerajaan Wu dan melihat sosok Jun Jie adalah memukul wajah Pangeran Kedua Kerajaan Wu itu hingga babak belur. Namun, hal itu ditahannya sekuat tenaga.

Seperti biasa, Wu Xi memberikan senyum memikat dan sikap ramah terbaiknya saat Raja Ding Xiang menyambut kedatangannya bersama rombongannya yang datang dari Kerajaan Feng, siang ini.

Dia bersyukur karena Mei Ling tidak ikut bersamanya kali ini. Karena jika tidak, pengawal pribadinya yang seringkali bersikap kurang ajar itu pasti akan menertawakannya dan mengatakan jika dia bermuka dua.

Ya. Wu Xi memang tidak pernah menyukai Raja Ding Xiang, terlebih setelah dia tahu jika raja dari Kerajaan Wu itu nyaris membunuh Xiao Ling dan memerintahkan seribu pasukannya untuk memburu putri raja iblis itu demi mendapatkan 'Permata Merah'.

Wu Xi tersenyum tipis. Dia teringat pada ayahnya yang juga sama terobsesinya pada 'Permata Merah'.

Mereka sama saja, pikirnya miris.

Apa mungkin aku akan bersikap sama seperti ayah dan Raja Ding Xiang saat berkuasa nanti? Tanyanya dalam hati.

Apa aku juga akan terobsesi mendapatkan 'Permata Merah' demi kekuatan dan kekuasaan?

Wu Xi menggelengkan kepalanya pelan. Ia menyingkirkan lamunan pendeknya lalu memberi hormat takzim pada Ding Xiang yang menyambutnya dengan kedua tangan terbuka dan sikap bersahabat yang menurutnya terlalu berlebihan.

Ah, mungkin Rja Ding Xiang hanya ingin memerlihatkan jika hubungan dua kerajaan saat ini sangat baik dan perselisihan diantara mereka sudah berakhir. Layaknya debu yang hilang tertiup angin.

Oh, begitu cepat dunia berubah. Kerajaan Feng dan Kerajaan Wu tidak pernah sedekat ini sebelumnya. Keduanya seringkali terlibat peperangan, tapi lihatlah sekarang. Keduanya menjalin persahabatan karena tahu jika kekuatan para iblis tengah mengincar mereka.

Bukankah mereka hanya saling memanfaatkan demi kepentingan mereka masing-masing?

Lagi-lagi Wu Xi dibuat kagum oleh para penguasa yang kini tengah memegang takhta.

"Aku sangat senang karena Raja Feng mengutusmu secara pribadi untuk memenuhi undanganku."

Suara Ding Xing memerlihatkan kebahagiaannya. Sang raja menepuk kedua bahu Wu Xi dengan akrab.

Wu Xin tertawa dalam hati. Raja Ding Xiang tidak tahu jika ia sendiri yang menawarkan diri pada ayahnya untuk memenuhi undangan itu, karena Wu Xi memiliki agenda sendiri untuk datang ke tempat ini dan itu berhubungan dengan Jun Jie.

Detik selanjutnya Ding Xiang menoleh pada putra keduanya yang berdiri tepat di belakangnya. "Kau pasti sudah mengenal putra keduaku—Jun Jie," katanya tanpa melepaskan pandangannya dari Jie yang balas menatapnya tanpa ekspresi.

TAMAT - Melody of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang