Api unggun sudah menyala. Selimut untuk alas tidur sudah digelar saat Xiao Ling kembali dengan sebuah bungkusan berukuran besar di tangannya. Ia tersenyum lebar, menatap keempat teman-teman barunya. "Lihat apa yang kubawa untuk kalian," serunya semangat.
Ting ting mendekat dengan cepat saat Xiao Ling membuka bungkusan daun yang digunakannya untuk membawa potongan-potongan daging yang sudah dibersihkannya di sungai tadi.
"Kalian hanya perlu membakar sebelum menyantapnya," ujarnya membuat air liur Hui Liang menetes saat membayangkan daging bakar yang akan dinikmatinya sebentar lagi. "Siapa yang akan membakarnya?" Ia menatap wajah keempat teman barunya secara bergantian.
"Aku saja," tawar Su Yin. Ia menerima bungkusan daging yang disodorkan oleh Xiao Ling, sementara Xiao Ling duduk di samping Jun Jie dan menyodorkan bungkusan daun lain yang lebih kecil padanya.
"Mau?" tawarnya.
Jun Jie menoleh, menatap buah berry di tangan Xiao Ling. Buah itu membuat kenangan masa lalu berputar dalam benaknya. Kenangan saat Xiao Ling pergi begitu saja tanpa kata.
"Ambillah," kata Xiao Ling. Ia meletakkan buah-buah berry itu di tangan Jun Jie, lalu membaringkan diri di sisi pria itu. "Ternyata lebih menyenangkan jika bepergian dengan banyak teman," renungnya dengan senyum getir.
Jun Jie tidak menyahut. Pria itu dengan tenang menyantap berry yang diberikan oleh Xiao Ling.
Keduanya terdiam lama, hingga suara Su Yin memecah keheningan panjang itu. "Dagingnya sudah matang," serunya dengan mata berbinar. Aroma sedap menggelitik indra penciuman keempatnya. Namun, Xiao Ling bergeming. Ia memilih untuk menutup kedua kelopak matanya.
"Bangun dan makanlah!" kata Jun Jie.
"Aku tidak lapar," sahut Xiao Ling tanpa membuka kedua matanya. "Kau makan saja dulu. Aku masih kenyang," sambungnya sembari mencari posisi paling nyaman untuk tidur.
"Dagingnya sangat renyah dan gurih," seru Hui Liang terdengar berlebihan. Ia bahkan tidak mengidahkan tatapan tajam Ting ting yang memberinya peringatan. "Jun Jie, kau harus mencobanya," tukasnya dengan mulut penuh. "Aku mau lagi." Hui Liang kembali mengambil potongan daging lalu mengunyahnya dan menelannya dengan cepat.
Ting ting meringis. Ia merinding saat melihat cara makan Hui Liang yang tidak seperti biasanya. Acara makan mereka berlangsung dengan nikmat, sementara Xiao Ling masih berbaring di tempatnya dan tersenyum, hatinya merasa senang karena bisa membuat teman-teman barunya bahagia hanya karena daging yang dibawanya.
"Omong-omong, kau menemukan daging ini dimana?" tanya Jun Jie sembari menjilati jari-jari tangannya. "Ini lebih gurih daripada daging kelinci," lanjutnya.
Xiao Ling bergerak, lalu mendudukkan diri. "Aku menemukannya di tepian sungai. Tadinya aku mau menangkap beberapa ikan, tapi tidak sengaja dia merayap di dekatku," terangnya membuat alis Hui Liang dan Ting ting menyatu, bingung.
"Merayap?" beo Hui Liang. Entah kenapa tiba-tiba saja perasaannya mendadak tidak enak. Hui Liang menelan kering. Dengan berani ia kembali bertanya, "Daging apa yang kaubawa sebenarnya?"
"Ular," jawab Xiao Ling polos.
Su Yin tidak bisa berkata-kata. Daging ditangannya terlepas dan jatuh ke tanah, sementara Hui Liang berlari ke semak-semak lalu memuntahkan isi perutnya dengan hebat. Lain lagi dengan Ting ting, gadis remaja berusia enam belas tahun itu terlihat tidak terpengaruh walau tahu jika daging yang tengah dinikmatinya adalah daging ular.
"Kenapa?" Xiao Ling menekuk keningnya dalam. Ia tidak mengerti kenapa Hui Liang harus bersikap seheboh itu? "Apa dagingnya tidak enak?" tanyanya polos. "Aku belum pernah mencobanya jadi aku tidak tahu rasanya." Xiao Ling cemberut. "Jika tahu tidak enak, aku pasti akan menangkap beberapa ikan saja tadi," ujarnya terdengar menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Melody of Your Heart
FantasyEbook tersedia di google play/book. Versi Wattpad tidak lengkap. Darah raja iblis yang mengalir di dalam tubuh Xiao Ling membuat gadis remaja itu menjadi incaran para penguasa kerajaan di bumi, karena jantung keturunan raja iblis yang dikenal sebaga...