Bab. 25 : Call Out Your Name

1.1K 211 1
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin, dan mempublikasikan tanpa izin penulis.

Selamat membaca!

.

.

.

Bab. 25 : Call Out Your Name

.

.

.

"Kapan kau akan pergi?"

Xiao Ling mendengkus keras. Dia bahkan belum menghabiskan makanannya, tapi Jun Jie sudah berusaha untuk mengusirnya pergi? Yang benar saja.

"Apa kau tidak lihat aku sedang makan?" Xiao Ling balik bertanya dengan nada kesal. Tidak bisakah Jie memberinya waktu untuk menyelesaikan makan siangnya?

Tentu saja Xiao Ling akan secepatnya pergi dari tempat ini. Dia tidak bisa bertahan lama di tempat sama dengan seseorang yang telah mengkhianati dan menyakiti hati bibinya hingga begitu dalam. Tidak akan pernah bisa.

"Aku akan pergi setelah menyelesaikan makan siangku," kata Xiao Ling tanpa menatap Jun Jie yang duduk di seberang mejanya.

Xiao Ling meletakkan sumpit di atas mangkuk. Dia menyesap teh dengan nikmat sebelum kembali bertanya kepada Jun Jie, "Apa kau benar-benar berharap aku menghilang dari hidupmu?"

"Ya." Jawaban tegas Jun Jie tegas membuat Xiao Ling tersenyum simpul.

"Jawabanmu terlalu cepat, Jie. Kau tahu itu."

"Pergilah sejauh mungkin, Xiao Ling, hiduplah dengan bahagia. Apa kau mengerti?"

Xiao Ling menggelengkan kepala. "Tidak. Aku tidak mengerti," ujarnya. Dia menatap Jun Jie dari balik bulu matanya yang lentik.

Terkadang Jun Jie bertanya, dari mana kecantikan Xiao Ling berasal? Mungkin sudah keturunan, mengingat pesona Xiu Lan yang juga sama memesonanya.

"Kau memintaku pergi. Menghilang, tapi kau juga memintaku untuk hidup bahagia. Kau sungguh aneh."

Xiao Ling melepas napas panjang. "Bagaimana bisa aku hidup bahagia tanpa keberadaan sahabat-sahabatku? Aku bahkan belum menemui Ting ting."

"Pertemuan hanya akan membuat perpisahan terasa lebih sulit. Jadi untuk apa kau menemuinya?"

Xiao Ling menyipitkan kedua mata. Emosinya kembali tersulut oleh ucapan Jun Jie. "Kenapa kau melarangku untuk menemui sahabat-sahabatku?"

"Karena hal itu akan membuatmu sulit untuk pergi."

"Dan kenapa kau begitu ingin aku pergi?"

"Karena itu yang terbaik," jawab Jie pendek. Ia segera bangkit, berdiri. Ekspresinya tidak terbaca. "Kemasi barang-barangmu, kau harus sudah meninggalkan istana sebelum malam tiba," putusnya sebelum berbalik pergi.

Di tempat lain, Ding Xiang hanya menatap Su Yin tanpa ekspresi setelah gadis remaja itu mengatakan alasannya memohon untuk menghadap raja, siang ini.

Balairung istana terlihat kosong. Tidak ada pejabat maupun bangsawan yang diperbolehkan masuk oleh raja saat dia mendapat kabar jika Su Yin memohon bertemu dengannya untuk mengatakan sesuatu mengenai Xiao Ling.

Tentu saja berita yang dibawa oleh Su Yin siang ini merupakan berita yang sangat menggembirakan. Bagaimana tidak? Permata merah ada di dalam lingkungan istananya.

Ding Xiang hanya perlu memerintahkan para prajuritnya untuk membunuh Xiao Ling lalu mencongkel jantung gadis remaja itu untuk diberikan kepadanya.

Namun, di sisi lain Ding Xiang tidak bisa langsung mempercayai laporan Su Yin tanpa didasari bukti yang kuat. "Apa kau bisa membuktikan ucapanmu?"

TAMAT - Melody of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang