Bab. 15 : Tetaplah Di Sampingku

2K 267 4
                                    


Jun Jie menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Sudah lebih dari satu jam sejak Xiao Ling pergi dan wanita menyebalkan itu masih belum kunjung kembali.

Apa dia melarikan diri lagi?

Pertanyaan itu mengusik Jun Jie. Kegusaran terlihat jelas pada ekspresinya.

Tidak. Ia mengatakan pada dirinya sendiri jika kali ini wanita itu tidak akan pergi tanpa seizinnya.

Xiao Ling tidak mungkin melarikan diri. Dia sudah berjanji untuk kembali, karenanya Jie yakin jika wanita itu akan kembali.

"Apa Xiao Ling melarikan diri lagi?"

Pertanyaan yang diajukan Ting ting dengan nada cemas itu membuat Jie berdiri dari tempatnya. Pria itu menoleh lewat bahu kanannya, menatap hutan rapat yang terlihat semakin gelap.

Jie meletakkan makan malamnya. Kecemasan menguasai dirinya dengan cepat. Ia takut jika sesuatu yang buruk menimpa Xiao Ling hingga membuat wanita itu tertahan begitu lama di dalam hutan.

"Aku akan mencarinya," kata Jie sambil melangkah mantap ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Xiao Ling. Pria itu tidak menunggu jawaban dari ketiga rekan seperjalanannya yang lain, ia bahkan mengabaikan protes Hui Liang yang memohon padanya untuk tetap tinggal dan menunggu.

Jie terus berjalan masuk ke dalam hutan tanpa menyadari ada sesosok bayangan yang mengikutinya sementara jauh di dalam hutan—Xiao Ling masih berkonsentrasi, memusatkan pikiran untuk menyalurkan energinya pada sang feniks kecil yang terbaring lemah di atas pangkuannya.

Cahaya dari telapak tangannya berpendar, berwarna kuning lembut dan setelah merasa cukup, dengan gerakan perlahan Xiao Ling kembali menutup energi dewi-nya.

Ia tersenyum penuh kelegaan saat melihat feniks kecil mulai bergerak di atas pangkuannya.

"Ah, apa kau merasa lebih baik?" tanyanya lembut. Xiao Ling terbatuk kecil. Kedua matanya terpejam, satu tangannya diletakkan di depan dada.

Rasa lelah menderanya, namun ia berusaha untuk tetap membuka kedua kelopak matanya.

Ah, mungkin karena ia terlalu banyak mengeluarkan energi untuk menyembuhkan sang feniks hingga membuatnya begitu mengantuk.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja," gumamnya saat fenik menatap ke dalam matanya lekat.

Burung dewa itu memiringkan kepala ke satu sisi, seolah melihat ke dalam jiwa Xiao Ling.

Terima kasih!

Xiao Ling mengerjapkan mata. Ia kembali terbatuk kecil, namun kedua matanya mengunci tatapan feniks.

"Kau bisa bicara?" tanyanya, setengah berbisik.

Sang feniks tidak lengsung menjawab.

Aku tidak akan melupakan jasamu ini, dan aku berjanji akan membalasnya hingga kehidupanmu selanjutnya.

Xiao Ling menggeleng. "Tidak masalah," jawabnya cepat. "Aku senang karena kekuatanku bisa berguna."

Janji tetaplah janji.

Sang feniks masih saja bicara lewat pikirannya. Burung dewa itu begitu keras kepala hingga membuat Xiao Ling menyerah dan akhirnya mengangguk.

"Baiklah. Aku pegang janjimu," balas wanita itu. Ia membelai leher feniks pelan hingga membuat burung kecil itu terpekur. Kedua matanya terpejam. Ia mengeluarkan suara kecil, terlihat senang saat bermanja pada sang putri iblis.

"Apa kau bisa kembali ke tempatmu seorang diri?"

Xiao Ling bertanya dengan ekspresi cemas.

Sang feniks menganggukkan kepala beberapa kali, seolah meminta Xiao Ling untuk tidak khawatir.

TAMAT - Melody of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang