Bab. 32 : Unfinished Fate Part - 1

767 158 9
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin, dan mempublikasikan tanpa izin penulis.

Selamat membaca!

.

.

.

Bab. 32 : Unfinished Fate Part - 1

.

.

.

Permaisuri mendesah keras. Ada yang salah. Permaisuri Xue Ya menatap langit di kejauhan dengan perasaan was-was. Ada sesuatu yang membuatnya tidak tenang, tapi apa?

Langit sore masih berwarna sama seperti yang diingatnya, tapi kali ini entah kenapa dia merasa ada yang salah.

Sesuatu mengganggunya, walau sang permaisuri pun tidak tahu apa yang menjadi kecemasannya saat ini?

Saat dayang kepercayaan meletakkan teh kesukaannya di atas meja teh, sang permaisuri masih tidak bergerak dari tempatnya berdiri sejak hampir setengah jam yang lalu.

Dia berdiri di depan jendela kamarnya yang terbuka lebar, menatap langit yang dihiasi semburat jingga.

"Permaisuri?"

Hening.

"Permaisuri?" Dayang Tse kembali memanggil penuh hormat. Ada nada cemas yang terselip dalam suaranya. Keningnya yang dipenuhi oleh keriput ditekuk dalam.

"Apa Anda sakit?" tanyanya lagi. Perasaan cemas menguasainya saat melihat wajah permaisuri yang menoleh singkat ke arahnya terlihat begitu pucat.

Permaisuri tidak langsung menjawab. Aroma melati dari air teh yang masih mengepul sekarang tidak mampu menggodanya.

Wanita itu bergeming di tempatnya berdiri. "Perasaanku tidak enak," kata permaisuri setelah terdiam cukup lama.

Sang kepala dayang menoleh lewat bahunya. Dia melambaikan tangan kanan yang menggenggam sebuah saputangan sutra berwarna putih dengan motif bunga melati. Dayang Tse memerintahkan tanpa kata pada enam orang dayang muda yang berdiri berjajar di samping kiri dan kanan ruangan untuk keluar dari kamar permaisuri.

"Apa yang membuat Anda begitu cemas?" tanya Dayang Tse setelah pintu ganda kamar permaisuri ditutup rapat. Dia berkata setengah berbisik, seolah takut ada orang lain yang tengah mencuri dengar pembicaraannya saat ini.

Sudah menjadi rahasia umum, jika istana bukanlah tempat yang aman. Para penghuninya seringkali memanfaatkan kelemahan orang-orang yang dianggap menjadi pesaingnya untuk menjatuhkannya di hadapan kaisar.

Permaisuri hanya menggelengkan kepala pelan. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu karena dia sendiri tidak tahu jawabannya.

"Mungkin Anda sakit—"

Permaisuri membalikkan badan. "Tidak!" potongnya cepat. Dengan gerakan anggun wanita itu berjalan menuju meja tehnya. Gaun kebesarannya gemerisik setiap kali dia melangkah maju.

"Aku baik-baik saja," tegasnya yang hanya dijawab anggukan samar dayang kepercayaannya. Sang permaisuri mendudukkan diri dengan gerakan perlahan. Kekuatannya seolah lenyap, tubuhnya begitu lemas tak bertenanga.

Keheningan meraja.

Dayang Tse bernapas sepelan mungkin, seolah takut jika suaranya bisa mengganggu ketenangan sang permaisuri.

Ekspresi cemas masih menggantung di wajah cantik permaisuri saat ia kembali berkata, "Apa mungkin ini ada hubungannya dengan kedua putraku?"

Suaranya terdengar gemetar saat mengatakannya. Permaisuri mengangkat cawan tehnya dengan tangan yang juga gemetar. Pikiran itu membuatnya ketakutan. Dia benar-benar takut sesuatu yang buruk menimpa kedua putranya.

TAMAT - Melody of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang