Dilarang menjiplak, menyalin, dan mempublikasikan tanpa izin penulis.
Selamat membaca!
.
.
.
Bab. 20 : Sing Me That Song Again
Jun Jie berpikir jika Guru Du Yi pasti mengetahui kemana Xiao Ling pergi? Oleh karena alasan itu dia terus mencari keberadaan sang guru besar yang tidak terlihat batang hidungnya sejak berita kepergian Xiao Ling.
Guru Du Yi pasti mengetahui sesuatu, pikirnya. Bagaimanapun keduanya memiliki ikatan, karena itulah Jie yakin jika dia bisa mengorek informasi perihal Xiao Ling dari mulut Du Yi.
Jie menghela napas lega saat berhasil menemukan sosok yang dicarinya baru saja melangkah keluar dari dalam kuil Tao yang berada di belakang perguruan. Namun sayangnya kelegaan Jie tidak bertahan lama.
"Maksud Anda apa?" suara Jie melemah. "Kenapa Anda tidak tahu kemana Xiao Ling pergi?" Ia bertanya lagi. Ekspresinya memperlihatkan ketidakpercayaan.
Du Yi terdiam cukup lama. Pria tua itu mengangkat wajah tuanya yang tirus, menatap langit biru di kejauhan. "Xiao Ling meninggalkan sebuah surat yang mengatakan jika dia pergi untuk mencari Pedang Naga Emas," katanya tanpa menatap wajah Jie.
Ia menjeda untuk menghela napas panjang lalu melirik ke arah Jie. "Xiao Ling ingin membuktikan jika Jin Hai bukan orang yang bertanggung jawab atas hilangnya pedang pusaka milik Perguruan Wen Yan."
"Itu konyol." Kemarahan mulai menguasai diri Jun Jie. Ada perasaan tidak suka yang menyelimutinya setiap kali dia mendengar nama Jin Hai disebut. Terlebih karena Jin Hai ikut menghilang setelah kepergian Xiao Ling dari perguruan.
Jika bukan karena pria itu, Xiao Ling tidak akan pergi meninggalkannya. Jie mengumpat dalam hati. Kedua tangannya terkepal erat. Terkadang dia bertanya; apa arti dirinya bagi Xiao Ling?
"Guru, tolong katakana; apa Anda mencurigai seseorang?"
Du Yi tidak menjawab. Ia mengelus janggut peraknya dengan tatapan menerawang jauh.
"Jika Anda memang mengetahui sesuatu, sudah seharusnya jika Anda mengatakan apa yang Anda ketahui. Dengan begitu tidak akan ada kesalahpahaman dan Xiao Ling mungkin tidak akan pergi."
Jie tahu jika dia tidak berhak melimpahkan kemarahan kepada Du Yi. Itu tidak adil. Namun, dia tetap melakukannya juga.
"Tidak akan ada yang berubah walau aku mengatakan sesuatu mengenai kecurigaanku."
Jie menyipitkan mata. "Jadi benar, Anda mencurigai seseorang?"
Keheningan kembali meraja.
"Jika Anda mencurigai seseorang, kenapa Anda tidak mengatakannya?" serang Jie, marah. Giginya gemeretak. "Apa Anda mencurigai Jin Hai?" Ekspresinya menggelap karena marah. "Jadi benar," sambung Jie saat Du Yi tidak mengatakan apa pun. "Anda boleh saja diam. Namun, saya yakin jika orang yang bertanggung jawab atas hilangnya Pedang Naga Emas adalah Jin Hai."
Kemarahan Jie meledak dalam diri. Dia tidak akan segan membunuh Jin Hai untuk alasan itu. Jin Hai terlalu lancang. Pria itu mengkhianati kepercayaan Xiao Ling dan di mata Jie, dosa Jin Hai tidak terampuni.
"Jika waktunya tiba, Xiao Ling pasti akan kembali."
Jie terbahak keras. Suaranya tinggi dan terdengar mengejek. Ucapan Du Yi tidak bisa membuatnya merasa lebih baik, sebaliknya, ia tidak habis mengerti, kenapa Du Yi bisa bersikap setenang ini?
"Berapa lama? Berapa lama hingga akhirnya dia akan kembali?" Ucapan Jie terdengar mencemooh.
Du Yi tidak bisa menjawab. Dia tidak bisa mengatakan kebenaran mengenai jati diri Xiao Ling. Jun Jie harus mengetahui rahasia besar itu dari mulut Xiao Ling sendiri, bukan dari mulut orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Melody of Your Heart
FantasíaEbook tersedia di google play/book. Versi Wattpad tidak lengkap. Darah raja iblis yang mengalir di dalam tubuh Xiao Ling membuat gadis remaja itu menjadi incaran para penguasa kerajaan di bumi, karena jantung keturunan raja iblis yang dikenal sebaga...