14

101 6 0
                                    

Sebelumnya mari kita berimajinasi lebih dalam lagi.  Salam manis dari Elfaris.

Aku tersadar dan aku bingung sekarang aku ada di rumah. Di tempat paling nyaman sedunia yaitu di kamarku tercinta. Aku masih bingung dan masih sangat pusing.  Dari kamarku terdengar ada orang yang sedang berbincang di ruang tamu rumahku. Nampaknya mama namun dengan siapa. Rasa penasaran ini membawaku menuju ke ruang tamu.

Ternyata Adi dan Fatta. Aku sangat terkejut dan aku langsung menghampiri mamaku.

"Mama,? "

"Nak?  Kamu istirahat aja dulu. Ini ada adik kelasmu yang tadi mengantarmu pulang."

"Hah?  Bagaimana caranya ma,? "

"Sini nak duduk samping mama,  biar mereka aja yang jelasin"

"Gini kak tadi kebetulan Adi lagi tes mobil di bengkel buat persiapan LKS tahun depan. Terus Adi denger keributan di kantin. Eh Adi liat kakak udah gletak aja di lantai kantin. Mana sendirian lagi gaada siapa siapa. Udah gitu hidung kakak berdarah" jelas Adi.

"Bener tadi kamu cuma liat kakak sendirian di kantin,? " tanyaku penasaran. Karena saat itu masih ada kiki di depan ku.

"Iya cuma ada kakak. Terus kebetulan Fatta lewat jadi Adi minta bantuan Fatta juga."

"Owalah makasih yaa Adi, Fatta atas bantuannya. " ucapku sembari melontarkan senyuman.

"Kak zahra kenapa pipi kakak merah ada bekas tangan,? " tanya Fatta padaku.

"Bekas tamparan mantan kekasih ku. " jawabku datar.

"Kamu di tampar Kiki nak,? Astagfirullah nak,  mama pergi kerumah kiki dulu sebentar kali ini perbuatannya sudah tidak bisa di maafkan lagi". Ucap mamaku tak percaya.

"Ma,,  jangan maa, maa" ucapanku tam membuat mama mengurungkan niatnya

"Memang kak kiki seperti apa kak kalo boleh tau,? " tanya Fatta penasaran.

Aku menjelaskan segalanya. Tentang seorang cowok yang awalnya sangat aku kagumi dan sangat aku sayangi. Namun aku merasa aku salah jalan karena ini. Dia yang awalnya sangat menyayangiku sekarang malah menjadi cowok bad boy. Dia yang awalnya good boy karena dia adalah Ex-Paskibraka kabupaten dan provinsi itu ternyata berwatak bad boy. Aku sangat tidak menyangka akan hal itu.

"Yasudah kakak yang sabar aja ya kak" Fatta berusaha menenangkanku.

"Kak, Adi pulang dulu ya."

"Iya adi kamu hati hati ya.  Fatta gimana,? "

"Fatta masih mau di sini kak masih ada hal penting yg ingin Fatta sapaikan." ucap Fatta.

"Yaudah taa...  Aku duluan yaa ta. Assalamualaikum kak Zahra, Fatta. "

"Iya adi Waalaikumussalam." jawab ku

"Rara, Fatta sayang rara. " ucap Fatta secara tiba tiba.

"Ehmmm Fatta maaf ya maksudnya apa ya,? " jawabku pura pura tidak maksud.

Fatta langsung berpindah posisi di sampingku. Dia menatapku dengan tatapan penuh kasih sayangnya. Dengan senyuman manis yang tergambar di bibirnya. Dia menatapku lekat lekat.

Aku membatu. Lidahku kelu.  Hatiku tak karuan pipiku memanas. Salah tingkah aku di buatnya. Aku tak tahu harus apa.

"Izinkan aku menjagamu ra. Aku gabakalan ngerusak  fitrah cinta ini. Biarkan aku memandangmu dengan sedekat ini. Maaf jika tindakanku sebagai adik kelas tidak sopan padamu. Namun posisiku sekarang adalah orang yang sangat mengagumimu." Ucap Fatta masih dengan hal yang sama menatapku lekat lekat.

"Fatta jika aku boleh jujur,  sebenarnya aku juga mengagumimu. Tapi aku tak punya cukup banyak keberanian untuk Mengungkapkannya padamu, awal Pertama kali aku mengenalmu dan pertama kali kita bertemu aku gatau sepertinya ada yang salah dengan hatiku." jawabku mengungkapkan segala kegundahanku selama ini.

"Ra,  kita itu dua insan yang sama mempunyai rasa yang besar namun kita sama tak ingin mengungkapkan rasa ini. " Fatta memperjelas.

"Fatta. Aku sudah mengetahui tentangmu. Aku tau tanggal lahirmu dan tau apa kesukaanmu, aku sering kali memperhatikanmu maafkan aku telah menjadi Secret Admirer mu selama ini." aku lebih memperjelas lagi.

"Ra, akupun sama. Ra tunggu aku 9 tahun lagi ra. Pegang surat ini. Baca surat berwarna biru ini tepat di umurmu ke 20 tahun. Dan baca surat berwarna merah ini di umurmu tepat ke 25 ra. " ucap Fatta sembari memberiku dua pucuk surat.

Untuk membuka suratnya aku perlu waktu sekitar sembilan tahun lagi, umurku dan umur Fatta sama. Karena kita lahir di tahun yang sama hanya saja aku bulan oktober dan dia bulan agustus. Fatta berhenti menatapku dan Fatta berpindah tempat duduk.

"Rara. Fatta pamit pulang ya, sudah Ashar. Nanti malam Fatta chat ya ra." ucap fatta sembari tersenyum lebar.

"Iya Fat. Makasih ya"

"Sama sama ra Fatta pulang dulu. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Aku berjalan menuju kamarku dan aku menyimpan dua surat itu di dalam laci meja riasku.  Aku membaringkan tubuhku sesaat dan aku beranjak dan mengambil derby darbuka kesayanganku. Aku duduk di sebelah jendela yang menghadap ke taman bunga depan kamarku. Dan aku memainkannya. Bermain dengan lagu Ya Habibal Qolbi. Pipiku tak henti hentinya memanas karena mengingat Fatta tadi di rumahku. Alhamdulillah.

Dalam sebuah kata kita,  tercantum dua orang. Dan dalam jumlah fi'liyah tercantum dua kata pula. Hati yang di dera kasih sayang sama jua dengan hati yang di dera luka.

🌸Zahra Wardatunnisa 🌸

***

Terimakasih kalian. Semoga makin suka ya. 💖

MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang