Kiki pulang dan meninggalkanku sendiri di kamar. Aku tak berniat melakukan apapun. Surat izin pun sudah mama titipkan ke Hima. Sore ini aku benar benar deg degan memikirkan bagaimana besok dan akan seperti apa aku besok.
Mama dan om hasyim tiba tiba masuk ke kamar rawat ku dan menawariku beberapa buah buahan dan aku memakannya. Tiba tiba ada seorang perawat datang mengecek kondisiku. Perawat itu menyarankan ke mama ku setelah maghrib aku hanya boleh minum dan tidak boleh makan apapun.
Jam besuk pun tiba. Aku di besuk oleh beberapa saudaraku dan beberapa teman mamaku. Mereka memberikan semangat padaku. Dan tiba tiba ada seorang yang sudah lama sekali tidak aku lihat sekarang dia ada di depan ku. Tidak hanya aku, mama dan om hasyim terkejut dengan kedatangannya.
"Kamu ga papa nak,?" tanya lelaki itu.
"Ngga ko" jawabku canggung.
"Kamu mau operasi kapan,? "
"Besok insyaaAllah."
"Yaudah bapak nginep di sini ya, nanti bapak nitip uang di mama kamu tapi maaf besok bapak ga bisa nemenin kamu, bapak harus pergi lagi. "
"Iya terserah bapak aja. Aku gatau" jawabku.
Lalu mama mengajaknya keluar dan aku sempat mendengar pembicaraan mereka.
"Kamu ngapain lagi kesini? " tanya mama ku
"Dia juga anak ku," jawabnya.
"Oh gitu, jadi kemana aja kamu selama ini? Menghilang tanpa nafkah ke anak anak"
"Cukup. Aku gamau kita debat lagi, jangan buat zahra stres. Ini aku ada uang semoga cukup. Aku pamit pergi. " ucap bapak tanpa berpamitan dengan ku dan tanpa menanyakan Yahya adik ku.
Aku menghela nafas panjang dan aku menangis. Untuk saat ini aku hanya ingin tertidur.
***
Hari jumat pun tiba. Tepat jam 4 aku bangun.
"Kamu udah bangun nak? " tanya mama.
"Iya ma, ma aku udah siap tapi aku laper ma" ucapku.
"Kamu sabar ya nak."
Tiba tiba ada seorang perawat datang menghampiri ku sembari membawakanku teh manis hangat sebagai sarapanku. Dan aku meminumnya. Aku cukup nerves pagi ini karena kali ini adalah kali pertama aku operasi. Aku memainkan ponselku dan ada banyak chat dari teman temanku berupa doa dan ucapan semoga operasi ini berjalan lancar.
Waktu terus berjalan dan aku lihat sudah jam 7 pagi. Artinya satu jam menuju aku operasi. Aku benar benar sangat nerves dan ingin menangis tapi mama terus menyemangatiku. Hingga jam 8 tiba perawat tak kunjung datang menghampiriku. Aku bernafas sedikit lega mungkin operasinya akan di tunda. Tapi setelah jam 8.45 pagi ada dua perawat yang datang ke kamar rawatku dan membawaku ke ruang pre-operasi wanita. Selama di jalan aku menangis namun mama menyemangatiku. Setibanya di ruang pre oprasi bajuku di ganti menggunakan baju operasi dan kepalaku di pakaikan penutup kepala berwarna hijau. Aku di tuntun perawat ke ruang operasi dan aku berbaring di bed yang bagian atasnya ada lampu bundar.
Aku merasa kedinginan.
Beberapa perawat ada yang menghubungi dokter yusri dan mengatakan jika pasiaen sudah siap. Dan sisanya ada yang membawa alat bedah yang di tutup kain. Perawat mengangkat tangan kiri ku untuk lurus ke arah kiri dan memasang beberapa kabel di jari tanganku. Tak lupa juga memasang satu selang lagi di atas selang infus ku. Aku makin merasakan kedinginan yang teramat sangat.
"Kamu punya asma? " tanya salah seorang perawat padaku.
Dan aku mengangguk.
"Ini 100% ya. Jangan 70" ucap perawat tadi yang menanyaiku.
"Oke. " jawab perawat lain.
Dan kemudian ada satu perawat cowok yang menuntunku membaca doa dan memerintagkanku membaca doa sebelum tidur sembari menutup mulutku menggunakan vacum. Aku merasakan dingin di dalam tangan kiri ku yang di infus dan aku tak ingat apapun lagi.
***
"Mama,,,,, Mama"
"Eh ade udah sadar? " tanya seorang perawat jaga di ruang yang aku tak tau ruangan apa itu. Intinya banyak pasien habis operasi di tempat ini.
"Ini tumor kamu, gede, udah ga kerasa sakit kan,? " jelas perawat sembari memperlihatkan gumpalan daging berbentuk bulat di dalam plastik berisi air.
Aku masih tetap terdiam.
"Kamu tadi mimpi ketemu mama ya,? Makanya tadi panggilin mama mulu,? Oiya kalo ada apa apa panggil aku ya, aku jaga di sana kok" ucap perawat tadi sembari berlalu meninggalkanku dan duduk di meja kerjanya yang tak jauh dari tempat ku.
Aku merasa tubuhku tak berat lagi terutama di bagian dada sebelah kanan ku. Aku masih lemah dengan selang oksigen yang masih terpasang di hidungku. Mataku melihat di sekitar ruangan yang cukup luas dan aku lihat jam di dinding tepat pukul setengah dua belas siang yang artinya sholat jumat akan segera di mulai. Aku ga tau sampai kapan aku di sini dengan beberapa pasien yang telah di operasi pula.
Jam 1 siang. Akhirnya ada dua orang perawat yang menghampiriku dan bersedia mengantarkanku ke kamar rawatku. Salah satu perawat menyopot selang oksigen dan melipatnya. Akhirnya aku di bawa dan aku di angkat pindah bed yang sudah di siapkan.
Pintu pembatas antara ruang itu dan ruang tunggu pun di buka. Dan aku lihat ada mama dan om hasyim yang bernafas lega karena mereka melihat aku baik baik saja. Aku langsung di bawa ke lantai 2 menggunakam lift dan aku sampai di kamar rawat ku.
Aku langsung istirahat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)
RandomHargai karyaku dengan cara Vote and Coment ya guys 😊😉 Cerita ini adalah cerita dari seorang gadis yang sangat gemar bermain darbuka dan dia sangat tertarik dengan adik kelasnya yang pemain darbuka juga. Dia mengikuti ekskul Rohis karena dia ingin...