26

64 6 1
                                    

"Assalamualaikum, Anis ya,? " sapa nya padaku. Aku terdiam, membeku dan mataku sedikit tak percaya.

"Anis,  kamu mau buku ini kan? Nih," ucapnya lagi.  Aku masih memandanginya dengan rasa tak percaya.

"Kamu,?"

"Iya nis,  aku Annas masih ingat aku kan,? " ucapnya

"Mmmhhhh? A...  Annnas si..  Siapa?" aku pura pura lupa.

"Gaenak kalo ngobrol di sini,  mendingan sekarang kamu bayar dulu bukunya terus kita ngobrol di kantin deket sini. Ini bukunya gamau di ambil,?" jelas Annas padaku.

"O..  oo yaudah iya deh sini bukunya." pintaku

"Gausah aku aja yang bayar ya. Udah kamu tunggu aja dulu okeh".

Aku hanya terdiam tak sempat menyela dia langsung membawa buku itu ke kasir. Biar aku ceritakan siapa itu Annas.  Dia adalah sahabatku dari smp hingga sekarang. Meskipun aku dan dia beda sekolah saat SMK, tapi kadang kita masih komunikasi.

Dulunya dia adalah cinta pertama ku di masa SMP, namun belum sempat aku tahu siapa cinta pertamanya, dia sudah pergi dan sekolah di kota. Entah apa yang membawanya kembali ke sini hingga bertemu denganku lagi.

***

"Nis?  Kamu apa kabar? " tanya nya setelah di kantin.

"Iya baik kok,  kamu sendiri gimana nas? " aku bertanya padanya.

"Iya baik.  Tapi hatiku yang belum baik. " jawabnya sembari menatapku yang sedang meneguk jus jeruk milikku.

"Uhhuukkk astagfirullah..." aku terbatuk.

"Ehh anis pelan pelan... Oh iya kamu gimana?  Masih sama doi yang dulu?  Apa udah ganti doi lagi? " tanya nya padaku.

"Hem. Gapapa udah ngga ko.  Jangan tanya kenapa artinya dia gabaik." jawabku sambil memalingkan wajahku.

"Iya deh. Eh aku mau cerita sesuatu.  Kamu mau denger nggak,?"

"Iya mau kok, cerita aja."

"Jadi gini Nis. Jujur ya kamu itu cinta pertama ku. Aku gatau kenapa dan gimana sama hati aku pas jauh sama kamu. Gaenak lah intinya. "

"Ah kamu nas modus mulu haha" jawabku sembari bercanda.

"Nis tatap aku, aku serius. Aku tau dulu aku terlalu membiarkanmu, terlalu menganggap kamu itu hanya candaan. Tapi aku baru sadar sekarang. Ya aku tau terlambat tapi ya ini kenyataannya nis. " jelasnya lagi.

"Yaudah biarin aja. Ntar kalo di izinin sama Allah ya tu perasaan bakal tumbuh terus kalo ngga yaudah bakalan mati. Udah ah mau kemasjid dzhuhur. "

"Ga pernah berubah dari dulu. Jutek tapi cantik. Yaudah aku pulang ya habis UNBK kita ketemu lagi. Makasih nomer WA nya Annisss.. " jawabnya sembari meledekku dan meninggalkanku.

"Heh ya Allah itu anak ga pernah berubah dari dulu. " jawabku lagi.

Aku terus tersenyum memikirkan kejadian tadi. Ya Annas, sahabatku yang hampir 6 tahun tak bertemu dengan ku.  Mungkin dia menaruh rasa padaku tapi aku pun tak tahu. Aku dekat dengan Fatta tapi aku juga dekat dengan Annas. Membingungkan.

Selesai solat di masjid dekat sini,  lalu aku menunggu di teras masjid. Jam di tanganku menunjukkan pukul 12.30 siang yang artinya Fatta akan menjemputku setengah jam lagi. Aku berjalan jalan di sekitar taman masjid ini. Sesekali aku duduk dan memandangi sekitar. Tiba tiba ada anak kecil yang menghampiriku. Anak kecil ini tak memakai hijab. Berumur sekitar 8 tahun.  Dia menyapaku dengan senyumnya lalu berpamit untuk duduk di sebelahku.

"Kaka cantik,  Aisyah boleh duduk sini,? " pinta nya.

"Boleh dek, adek namanya siapa,? " ucapku sembari melontarkan senyum.

"Aisyah kak, Kaka cantik namanya siapa,? " tanya nya kembali.

"Panggil aja kak rara."

"Kak rara cantik pake hijab pink. Oiya kakak kenapa berhijab?  Gak panas? " tanya nya dengan penuh rasa penasaran.

"Aisyah,  kakak berhijab karena mengikuti perintah Allah. Apalagi kakak sudah baligh, satu langkah kakak keluar tak memakai hijab, satu langkah pula ayah kakak berjalan menuju neraka. Ya semisal panas sih iya panas apalagi jilbab panjang seperti ini kan, tapi InsyaaAllah tetesan keringat karena menutup Aurat akan mendapat pahala." jelasku sesuai dengan pengetahuan ku.

"Kalo ada orang yang minta kak rara membuka hijab di depan umum gimana kak?  Kakak mau? " dia bertanya lagi.

"Kakak tidak akan membuka hijab jika tidak berada di rumah dan jika tidak bersama muhrimnya. InsyaaAllah kakak istiqomah. " jawabku lagi sembari tersenyum melihat nya.

"Hem..  Kak rara sholehah. InsyaaAllah Aisyah juga mau menutup aurat kak,  tapi nanti hehe kalo udah baligh. "

"Niatkan karena Allah ya aisyah." jawabku.

"Kakak makasih yaa udah nemein aisyah, aisyah pamit dulu kak Assalamualaikum." pamitnya.

"Waalaikumussalam Aisyah"

Aku tau Allah itu selalu memberi pelajaran di setiap perjalananku. Aku melihat ke arah jam tangan ku ternyata sudah pukul 12.55 yang artinya sebentar lagi Fatta menjemputku. Aku bergegas menuju depan parkiran masjid dan ternyata Fatta sudah ada di depan masjid. Aku menghampirinya.

"Eh bocil ku, nih pake helmnya. " ucapnya langsung sembari memberiku helm.

"Apaan hii gajelas. Pulang yuk"

"Bocil ku gamau makan dulu? "

"Gausah ahh pulang aja. "

"Jutek nya bikin makin sayang hehe"

"Ayo jalan kalo gombal mulu kapan jalannya ih" ucapku ketus padahal pipiku memerah karena gombalan Fatta.

"Siap tuan putri hehe"

Aku dan Fatta berjalan menuju rumah dengan motor Fatta. Di sepanjang jalan seperti biasa Fatta terus saja membuatku tertawa. Entah lah aku di hadapkan pada dua pilihan yang tidak ingin aku fikirkan. Antara Annas atau Fatta.

Tuhan, aku tahu pilihan terbaik ada di tanganmu. Aku mohon jangan jatuhkan pilihan itu di dua tanganku. Tapi jatuhkan lah salah satunya di hatiku dan kuncilah hatiku untuknya. Seperti Ali dan Fathimah yang saling mencintai namun dalam diam hingga kau persatukan.

❤Zahra Wardatunnisa ❤

MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang