32

66 6 0
                                    

Esoknya aku berniat ke toko buku untuk menghilangkan ke gabutanku pasca unbk. Jam di kamarku menunjukkan pukul setengah 9 pagi. Aku segera bersiap siap berdandan seperlunya dan menyiapkan tas ku. Aku langsung keluar dan berniat pamit ke mama ku namun aku hanya menemukan secarik kertas di meja makan.

Nak,  hari ini mama ke rumah om hasyim sama yahya. Maafin mama tadi subuh mama ga bangunin kamu, mama tau kamu lagi haid tapi jangan khawatir mama udah masak buat kamu ada di rak makanan. Jangan lupa makan dan minum obat ya zahra sayang. Uang jajan ada di bawah toples nastar. Hati hati kalo mau ke toko buku.

-Mama.

"Yaudah mama juga hati hati, tau aja nih mama kalo aku capek sampe adzan subuh aja ga denger. Makan ah" aku menuju rak makanan dan mengambil makanan yang tersisa dan aku habiskan.

Selesai makan aku mencuci piringku dan merapikannya kembali. Aku mengambil uang yang mama tinggalkan di bawah toples nastar. Aku bergegas menuju toko buku dengan menaiki bus. Karena jaraknya cukup dekat dari rumah dan sekolah ku, maka aku tiba di toko itu dan masih lumayan sepi.

Karena aku keseringan main ke toko buku ini, aku jadi paham letak buku dan detail buku yang ada di toko buku ini. Aku berjalan melilingi rak demi rak yang ada dan aku mencari buku yang belum pernah aku baca. Kali ini aku tertarik dengan buku Fihi ma Fihi jalaludin Rumi. Aku menuju pojok baca dan aku sendiri disini. Karena kebanyakan pengunjung yang datang hari ini mencari buku penunjang untuk masuk kuliah.

Aku hanya fokus dengan buku bacaanku. Tapi fikiranku masih membayangkan hal semalam. Di mana Aku dan Anas menjalin komitmen untuk tetap bersama meskipun dalam ikatan persahabatan. Tiba tiba aku merasakan ada seseorang yang duduk di sampingku tapi aku diam dan abai terhadapnya. Tapi dia mengganggu ku.

"Hai," dia menyapa. Namun aku tetap acuh.

"Halo? " ucapnya lagi namun aku masih tetap fokus dengan buku bacaanku.

"Aku sendiri di sini aku pengen ngobrol" lanjutnya sembari menarik buku yang sedang aku baca.

"Pojok baca itu buat baca! Bukan buat ngobrol" jawabku ketus.

"Galak amat." jawabnya sembari melihat buku yang aku baca.

"Hei, kamu suka buku buku sufisme seperti ini ya,? Wah aku juga suka loh" ujarnya.

"Apasih ganggu aja." jawabku sebal.

Aku berniat meninggalkan pojok baca dan aku lupa jika tas ku terbuka dan aku asal menarik tas ku hingga buku yang selalu aku bawa terjatuh dan aku tak menyadarinya.

"Hei! Aku cuma pengen kenalan! Yaudah lah. Eh apa ini,? " dia mengambil buku ku.

"oh, namanya Zahra. Eh ada nomer WA nya. Yaudah bawa aku aja ah".

Aku keluar toko buku dengan perasaan sebal. Aku lihat di jam tanganku yang menunjukkan pukul 10.30 pagi.

"Ya ampun waktu tercepat aku main di toko buku"

Aku menelan rasa sebal dan bergegas meninggalkan toko buku itu. Aku berjalan pulang dan sama sekali tak ingin menaiki angkutan apapun. Aku berjalan perlahan dan aku membeli boba green tea dan beberapa roti. Kemudian aku duduk di taman dan memakan rotinya. Aku mengambil ponsel di tasku dan aku tersadar jika buku ku tidak ada. Aku terus mencari dan meyakinkan mataku jika buku itu masih ada tetapi hasilnya nihil. Aku mencoba mengingat kejadian di pojok baca. Aku menepuk kepalaku karena pasti buku itu jauh di sana.

Aku hendak bergegas dengan tas ku namun ponselku berbunyi ada telpon masuk. Itu bukan nomor yang aku kenali hingga aku mengabaikannya. Namun nomor itu kembali menelponku. Akhirnya aku menjawabnya.

📞aku
Halo?  Siapa ini?

📞
Ini bener zahra,?  Kamu bisa ke taman kota ini sebentar,? Buku mu jatuh tadi ini aku mau ngembaliin.

📞aku
Aku ada di taman kota juga kok. Sebelah utara yang agak sepi.

Tak lama kemudian dia datang dan mrmanggilku. 

"Zahra,? " ucapnya.

"Iya. Mana buku ku? "

"Ini" ucapnya lagi sembari mengembalikan buku punya ku.

Aku terdiam dan dia duduk di samping ku.  Aku masih terdiam dan menikmati roti ku.

"Ehmm.. Ra maaf ya nanti nomerku di simpan" ucapnya sehingga membuatku kaget dan tersedak.

"Ehh raa kalo makan santai aja jangan buru buru. "

"Iya boleh". Ucapku cuek

Aku santai dan tetap memakan makanananku dan aku tak menawarinya karena aku lapar sekali. Aku cuek dan nampaknya dia fokus membaca bukunya. Aku merasa penasaran dan aku tanyakan hal yang membuatku penasaran.

"Btw, kamu ini baru pernah ke toko buku di kota ini ya? " tanyaku.

"Iya, baru kali ini".

"emang biasanya kamu kemana?  Toko buku mana maksud aku" tanyaku.

"Di kota. Itu si di pondok" jawabnya yang membuatku kaget seketika.

"pondok pesantren yang terkenal itu? "

"iya. Tumben kamu ga se exited orang orang kalo denger nama pondokku. " Jawabnya heran.

"Iyalah sahabatku juga di situ. Jadi ya udah biasa".

"Sahabat? Eh bentar bentar.  Namamu Zahra Wardatunnisa? Anis? " tanya nya keheranan dan sembari mengamati wajahku.

"Iya aku anis. Kamu pasti temen sepondoknya annas ya? " tanyaku.

"Yaallahhh lebih cantik di aslinya ya kamu ini. Pantesan aja ada fotomu di Al qur'annya di surah Arrahman lagi."

Sampai segitunya si annas.

"Ehhh namamu tuh siapa?  Udah udah jangan cerita orang lain dulu"

"Namaku Izaliansyah. Panggil aja izal. Oiya aku udah tau banyak tentangmu dari Annas. Mulai dari kamu yang sering menang di kontes darbuka master sampe kamu yang sekarang sedang berjuang buat dapetin beasiswa. Annas juga cerita kalo kamu itu suka banget dateng ke toko buku ini jadi yaa aku coba aja dateng kesini sekalian cari buku sama cari kamu. Aku salut sama kamu." jelasnya yang membuatku menganga keheranan.

"Yaallah apaansih..  Udah deh ceritanya.  Jangan berlebihan."

Aku dan dia terdiam sejenak dan tiba tiba dia bertanya lagi padaku.

"Zahra, di pondokku banyak santri putra yang suka sama kamu. Ya lebih tepatnya kagum si. Mereka minta tolong ke aku suruh aku ajak kamu ke alun alun kota minggu depan. Kamu mau? " tanya nya membuatku kaget.

"Minggu depan kan ada kontes darbuka master di taman kota deket pondokmu. Aku lebih mentingin kontes timbang temen temenmu. " jawabku.

"Okey. Di taman kota kontes darbuka master yang nanti misal menang dapet sertifikat, piala sama jadi ketua kongres darbuka,? Bisa lah sekalian malahan temenku suruh nonton kontesnya"

"Iya dah bener"

"okedeh..  Ra aku pulang dulu ya. Jangan lupa nomernya di simpan namaku Izal ya raa izaliansyah.  Assalamualaikum"

"iyaa Waalaikumussalam"

Aku masih tertunduk dan memakan camilanku. Dan terus memakannya hingga habis.

***

MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang