Ainul tak memperdulikan ku tetapi aku tau jika pipinya memerah. Aku terus menerus menyindirnya.
"Maksudnya apa coba deket sana sini. Bikin baper sana sini. Udah gitu pake ngelabrak aku lagi."
Dia masih tetap diam dan akhirnya aku menarik lengannya dan aku ngomong lebih intens lagi.
"Apaan si Zahra! " bentak dia padaku.
"Nul, aku ga nyangka ya ke kamu, ternyata kamu kek gini. Maksud kamu apa si deket sana sini gebet sana sini. Perlu kamu tau ya percuma kalo kamu cuma gebet doang tapi ga kamu ungkapin rasanya. Kalo dia ketikung orang lain baru tau rasa." ucapku kalem.
Ainul terdiam dan pipinya memerah. Dia hanya diam dan mencoba menyaring apa yang aku ucapkan.
"Yaudah sih terserah aku apa urusannya! Mau deketin Fatta,? Ga semudah itu,! Dasar gembel yang sok ngatur di organisasi! " dia malah membalikkan fakta yang ada.
Aku tak menghiraukannya dan langsung meninggalkannya. Aku langsung keluar gedung N dan aku menuju ke ruang Guru untuk menemui bu Ulfa dan pak Arif guru pembina rohis.
Jam menunjukkan pukul 7.00 dan sudah mulai pra Acara. Para sie. Keamanan pun sudah mulai menertibkan parkiran dan memulai pengarahan pada para siswa siswi yang mulai berdatangan. Aku berjalan dari ruang Guru menuju gedung N untuk menyampaikan amanat yang di haturkan bu Ulfa padaku namun selama di perjalanan aku di cemooh oleh geng Ramasha dan teman ainul dari kelas IT 1.
"Heh kalian liat tuh si Zahra. Jalan sendiri kek orang gila." sindir Hani.
"Haha! Lo emang ga tau ya han? Dia kan emang gembel! " ucap Shana anak IT 1.
Sabar ra, sabar bentar lagi nyampe gedung N
"Heh gembel, ! Sini lo,!" plak... Plak... Plak... Melda menarik jilbab ku dan menampar kedua pipiku secara bergantian.
"Awww.....!!!" erang ku kesakitan.
Seketika mereka yang melabrakku di jalan pun menjadi pusat perhatian. Aku yang merasakan sakit di pipi langsung lari menuju gedung N. Adegan itu ternyata di lihat Firman dan Firman menghampiri mereka. Namun aku tak tau apa yang mereka bicarakan karena aku memperhatikannya dari teras gedung N.
Aku perlahan masuk gedung N dengan memegang kedua pipiku. Pra Acara masih berlangsung dan aku kesakitan seperti ini.
"Ya allah Kak zahra,! " ucap Maulida kaget melihat keadaanku. Seketika anak anak yang sedang merapikan snack berhenti dan memperhatikanku.
"Kakak kenapa,? " tanya Maulida.
"Aku gapapa kok, oh iya Hima sama Auliya lagi bagihin snack ya,? " tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Kak Hima iya lagi bagih snack, kalo kak Auliya lagi sama pak Arif kak." jawab Maulida
"Oh iya, kakak ada amanat dari Bu Ulfa. Nanti kalo semua acara udah selesai jangan pada pulang dulu ya kita di suruh kumpul dulu buat evaluasi. Nanti sampaikan ke Hima sama Auliya ya tolong. "
"Siap kak".
***
Serangkaian acara demi acara telah di lalui dan tiba saatnya untuk bersih bersih lingkungan dan merapikan yang telah di gunakan untuk acara tadi. Aku berberes alat hadrah dan sampah yang ada di masjid. Kali ini aku bekerja sama dengan anggota yang lain. Aku melihat Fatta dan Adi sedang jaming darbuka. Dan Fatta memakai derby kesayanganku. Setelah bersih bersih selesai, kami semua melakukan evaluasi dan setelah itu anggota di bubarkan.
Aku berniat pulang tapi ainul dan geng Ramasha ternyata menghadangku di samping gedung N tempat ku memarkirkan motor. Tapi aku mengurungkan niatku dan aku menunggu beberapa waktu dengan bermain derby di depan kolam ikan. Baru saja aku duduk dan firman menghampiri ku.
"Sendirian aja si ra,? " sapa Firman padaku.
"Haha iya man, kok belum pulang?" tanyaku.
"Iya lagi nunggu Auliya. "
"Owalah lupaaa kalian kan lagi deket ya haha. Good luck ya jangan sampe pacaran haha" ledekku pada Firman.
"Kalo kita gimana ra? Gausah pacaran ya ehehehe" Ucap Fatta menyela dan membuatku malu.
"Aduh kok jadi ganggu, yaudah ra aku pulang dulu ya Auliya juga udah itu. Kamu hati hati disini. " pamit Firman padaku dan Fatta.
"Yahh kok di tinggal. Yaudah aku juga mau pulang lah." ucapku sembari berdiri namun Fatta menahan tangaku.
"Boleh pulang bareng,?"
"Yaudah boleh."
"Makasih yaaa rara sayang. Oiya motornya dimana,?"
"Itu di samping gedung N" jawabku
"Ayo jalan"
Aku dan Fatta berjalan beriringan dan aku tersipu malu. Belum lama aku duduk di kolam ikan dan belum pergi pula Ainul dan Ramasha nya. Setibanya di samping gedung N aku mendapatkan perilaku yang sangat tidak aku duga.
"Fatta" sapa Ainul ramah dengan senyuman.
"iya" balas Fatta cuek.
"Fatta mau pulang bareng Kak Zahra ya,? Kok Fatta mau si sama cewek kampungan kaya dia" Sonya menghinaku di depan Fatta. Namun Fatta tak peduli dan tetap menaiki motorku.
"Fatta yang manis disini ada geng Ramasha loh, tau sendiri kan geng kita ini geng terbar bar di skasa. Jauhin Zahra ya." pinta melda sembari menarik kunci motor dari tempatnya. Fatta masih diam.
"Iya fatta benar apa yang di omongin sama Melda. Aku dan semuanya setuju banget dan kamu harus mau ya sama Ainul ketua geng kita" ucap Ayu yang akhirnya menyita kesabaran Fatta.
"Heh lo semua cukup ya! Adanya lo semua kaya gini ga ngebuat gue jadi suka sama Ainul. Lagian juga gue udah tau tuh gimana bejat nya ketua geng lo. Plis udah gausah ganggu gue.! Sini kunci motornya! " bentak Fatta dan membuat semua geng itu kaget dan tak bisa berbicara lagi.
Aku dan Fatta menaiki motor dan pulang meninggalkan mereka. Aku merasa hal ini membuat Fatta tidak nyaman. Aku merasa bersalah dengan semua ini. Aku sedih dan aku butuh waktu untuk menentukan semua ini. Aku harus memilih antara Kiki yang udah lama aku putusin dan udah ga peduli lagi, apa Fatta yang akhir akhir ini menyatakan perasaannya padaku.
Jika aku bisa menjadi hatimu dan aku bisa menjadi matamu, aku tak penasaran lagi dengan apa yang kamu suka dan apa yang kamu benci. Izinkan aku menjadi hati dan matamu.
🌸Zahra Wardatunnisa 🌸
***
Halo readers. Kira kira ada apa di cerita selanjutnya ya? Ikutin terus cerita ini. Makasih kalian semua semoga makin suka 💖💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)
RandomHargai karyaku dengan cara Vote and Coment ya guys 😊😉 Cerita ini adalah cerita dari seorang gadis yang sangat gemar bermain darbuka dan dia sangat tertarik dengan adik kelasnya yang pemain darbuka juga. Dia mengikuti ekskul Rohis karena dia ingin...