36

34 3 0
                                    

Zahra's pov

Hari ini aku menuju sekolahku untuk mengambil ijazahku sembari menunggu pengumuman univ yang aku daftar melalui sekolah. Aku ke sekolah dan mengambil ijazahku. Kebetulan saat itu Rohis skasa sedang mengadakan pertaro (Perkumpulan Anggota Rohis) di masjid. Aku sholat dhuha di masjid sekolahku dan Adi tiba tiba menghampiriku.

"Assalamualaikum kak"

"Waalaikumussalam di" jawabku sembari menengok siswa yang berlalu lalang di masjid untuk mempersiapkan alat dan aku tak melihat adanya fatta.

"Adi, Fatta mana? " tanyaku.

"Eee... Itu kak ehm fatta sakit" jawab adi sedikit gugup.

"Sakit? Sakit apa? "

"Itu eee.. Kurang tau si kak. Yaudah kak aku mau ke anak anak dulu yaa" jawab adi sembari meninggalkan ku di depan masjid. Aku yang merasa ada keanehan pun langsung menelpon fatta.

📲...

Apa? Siapa yang tadi bilang fatta mau operasi? Eh telponnya putus?

"Halo halo.. Fatta"

Aku khawatir bukan main. Tapi siang ini aku ga bisa kerumah sakit karena ada pengumuman. Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana. Akhirnya sembari menunggu jam 1 siang aku pergi ke toko buku yang dekat dengan sekolahku. Aku menuju pojok baca dengan harapan aku bisa sejenak menenangkan fikiranku yang terus menerus memikirkan keadaan fatta.

"hey nis"

"Annas? Kamu kenapa disini? "

"Main, males aku di rumah, eh mukamu kok keliatan khawatir banget? " tanya Annas.

"Nas, Fatta mau operasi tapi aku gatau mau operasi apa. Aku khawatir nas"

Ternyata kamu masih mengharapkannya, aku kira aku istimewa. Batin annas.

"Oh. Dia, kamu suka sama dia nis?"

"Iya nas aku suka sama dia. Aku harus apa, aku khawatir berlebih, dia gaada ngasih kabar ke aku tentang apapun aku bingung nas harus gimana" jawabku.

"Terus masalah itu yang aulia gimana, ga nyangka Anis ku masih mau nerima dia"

"Kenapa si? Kamu jadi gini? Kamu tu bukan Annas yang aku kenal tau ga! Tiba tiba suka mengintrogasi aku gasuka nas gasuka! " jawabku kesal

"Udah lah aku ke sekolah lagi aja udah mau jam 1"

"Nis,, nisss"

"Diam dan urusi dirimu. Selamat atas perolehan ceo mu dari perusahaan ayahmu"

Aku pergi dengan amarah dan kesal. Aku membeli thai tea dan menuju sekolahku karena jam di tanganku menunjukkan pukul setengah 1 siang. Setibanya di sekolah aku langsung ke masjid sholat dzuhur dan menuju ruang BK untuk duduk di samping ruang BK bersama siswa siswi lain yang juga ikut mendaftar bersamaku.

Kertas yang berisi nama anak yang lolos di tempel dan aku melihatnya di papan pengumuman. Aku terus mencari namau dan namaku ada di urutan ke 40 tingkat nasional dan urutan 1 di tingkat sekolahku. Aku sangat senang sekali akan kuliah dengan beasiswa penuh dan mendapat reward dari sekolah.

Hima yang saat itu baru datang mengambil ijazah pun langsung menyapaku dan aku memeluknya dengan haru bahagia.

"Ra? Nangis? " tanya hima.

Aku tak berkata sedikitpun dan langsung menarik tangan hima ke arah papan pengumuman. Hima bingung namun setelah Hima melihat namaku dia kaget dan senang.

"Weee...? Raaa kamu kuliyah di sini? Ra! Selamat raaa" Hima memelukku erat.

"Ee.. Him, nanti malam ikut aku ke rumah sakit ya"

"Siapa yang sakit ra?"

"Fatta Him. Oiya him karena univ ini di kota dekat pondoknya annas nanti aku bisa pulang seminggu sekali nengokin mama. Kamu tetep jalanin usaha orang tua kamu kan him? Di depan rumah tetep ada store punya mu kan?"

"Iya lah tetep. Tenang aku yang jagain mama kamu kok. Meskipun rumah kita sedikit berjauhan tapu store ku di depan rumahmu dan insyaallah aku menginap di store"

"Makasih him.. Him pulang yuk makan di rumahku" ajakku.

"Ayok raaa ga nolak hehe".

Luka yang datang silih berganti namun hati yang bertahan dengan tak henti, ego yang tinggi nan di daki, hati nan dalam di selami, namun jangan pernah lupa asal luka dan bahagia itu ada di ego dan hati yang tidak beriringan.

🌸Zahra Wardatunnisa 🌸

****

Helooo... Cerita ini tamat di part 40 ya readers, 💕💖 more info tentang author cek IG iyafa25💕

MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang