15

96 6 0
                                    

Hari yang di tunggu telah tiba.  Acara maulid nabi yang sudah di rencanakan ini adalah hari H pelaksanaan. Aku sangat senang meskipun sekarang baru jam 3.30 pagi.  Aku melipat mukenahku dan aku duduk di depan meja riasku. Aku pandangi diriku.

Aku yang sangat manis. Ah dasar aku terlalu rendah pada diri sendiri.

Aku ambil ponselku dan aku buka whatsapp. Baru saja aku buka aplikasi ini tapi ternyata ada chat dari Fatta.

Fatta
Assalamualaikum? Rara udah bangun?

My self
Waalaikumussalam udah ko.

Fatta
Acara ini termasuk acara besar terakhir untuk mu ra, setelah itu kamu fokus ke Unbk dan persiapan masuk kampus, secara kamu kan kelas 11 semester 2, kelas 12 nya juga ini sambil istighosah kan. Ga kerasa ya kamu udah mau lulus aja.

My self
Ehehe iya ga kerasa. Gaada apa apa kan fat?. Tapi ada apa kamu sama ainul fat? Pacaran ya?

Fatta
Gaada ko ra. Ra aku pengen kamu tau aku gaada apa apa sama ainul. Jadi tolong kamu gausah nyangka gitu. Gaada yang pacaran sama dia.

My self
Tapi kamu sama dia kayaknya ada yang spesial. Waktu latihan terakhir aja kalian pulang paling akhir kan.

Fatta
Tapi aku gaada apa apa ra sama dia beneran.  Aku udah bilang aku cuma baper sama dia ra. Ga pernah aku rasain sayang yang beneran kedia.

My self
Yaudah udah hampir subuh. Ntar aja aku mau ngomong langsung. Semangat buat hari ini.
Assalamualaikum

Aku langsung mematikan data ponsel ku dan aku langsung membaringkan tubuh ku di kasur.  Aku bingung dengan apa yang menimpaku. Apa benar Fatta tidak benar benar menyukainya atau hanya pura pura saja. 

"Astagfirullah, udah adzan subuh,  untung udah mandi, solat ah" . Aku berbicara pada diriku sendiri.

Aku sholat subuh dan berdoa tentang apapun yang mengenai ku dan tak lupa mendoakan acara terakhir ini supaya berjalan lancar. Jam di kamarku menunjukkan tepat pukul 5 pagi. Aku memakai sarung hitam sedikit motif dan memakai baju putih tak lupa juga jilbab putih. Aku merapikan beberapa barang yang perlu di bawa untuk maulid dan tak ketinggalan juga derby, darbuka kesayanganku.

Tok... Tok...

"Zahra,? Katanya mau berangkat pagi ayo nak sarapan dulu. ". Ajak mama ku.

"Eh mama,  iya ma bentar lagi ya,  mama tunggu dulu bentar sama yahya ya,"

"Yaudah jangan lupa ya nak.  Mama ke dapur dulu"

Aku mengangguk tanda mengiyakan. Aku langsung merapikan dan menuju ruang tamu untuk meletakkan barang yang akan aku bawa di kursi ruang tamu agar tak ketinggalan. Aku kedapur dan makan bersama adik dan mamaku.  Jam 6 tepat aku berangkat dan tak lupa aku membawa 2kg melati segar.

***

6.20 pagi. Sekolah masih sepi begitu juga dengan jalanan menuju sekolahku yang biasanya ramai menjelang siang. Aku memarkirkan motorku di dekat masjid agar aku mudah menjangkaunya. Setibanya aku di masjid sudah ada Firman,  Fatta,  Adi,  Hima,  Auliya, dan Fitri.

"Zahra, sini" ucap firman sembari melambaikan tangannya padaku.  Ternyata mereka berpindah tempat di gedung N, gedung yang jadi tempat menyimpan snack, makanan untuk kyai, dan perlengkapan. Gedung itu dekat dengan Kolam ikan,  samping masjid sebelah kiri dan tempat wudhu wanita.

"Hei,  baru segini ya yang berangkat,?  Gimana semuanya udah,?" tanyaku pada mereka.

"Kak Zahra, ini kan masih jam 6.20, kan kumpul jam 6.30 jadi ya mereka belum berangkat." jawab fitri.

"Owalahhh iyaaa lupa hehe. Adi ini melatinya,  tolong di urus dulu ya aku mau ke masjid dulu mau ngecek." ucapku pada Adi.

"Iya kak,  kakak ngecek sama Fatta ya, soalnya kak Firman mau ke pembina dan kak Auliya,  kak Hima sama Fitri mau bantuin Adi ngurus yang disini."

"Yaudah di aku ke masjid dulu".

Karena jarak masjid dan gedung N yang berdekatan, aku langsung mengecek dan mempersiapkan apa yang ada di masjid. Pertama aku meletakkan derby di tempat imam dan menata alat hadrah di posisinya. Kemudian aku dan Fatta membagi masjid dengan dua bagian dan di batasi satir. Kemudian aku sendiri mengecek tempat wudhu dan aku menyuruh Fatta untuk mengecek mikrofon. Setelah semua beres aku mengambil derby dan duduk di samping masjid yang menghadap gedung N dan kolam ikan. Aku memainkan pukulan Habsyi dan sesekali melakukan kesalahan pada pukulanku.

"Mau aku ajarin caranya ra,? Tumben salah mulu, biasanya bisa. Lagi mikirim apa sih sampe gak fokus gitu. "

"Astagfirullah Fatta bikin kaget aja. "

"Mau ngga,? Sini darbukanya aku pinjam kamu perhatiin pukulanku ya" ucap Fatta lembut.

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan aku melihat pukulan Fatta. Dia begitu lihai. Aku terpesona di buatnya. Hingga aku melamun dan tak sadar ada laba laba di jilbab ku. Fatta mendekat padaku dan dia menatap kepalaku dan membuang laba laba itu.  Aku masih terdiam.

"Ra,? Ra,?  MasyaaAllah cantiknya" goda Fatta padaku hingga membuatku tersadar.

"Apaan si kamu genit amat. Duduknya oy jangan deket deket! " ucapku sembari menjauhkan diri.

"Makanya jangan ngelamun."

"Oh iya. Aku mau nanya ke kamu. Maksud kamu ga beneran sayang kedia itu apa ya? " tanyaku dengan penuh rasa penasaran.

"Ya aku cuma baper sama perlakuan dia. Di balik itu aku udah tau sebenarnya dia kaya apa. Aku males sama cewek kaya dia."

"Maksudnya,? "

"Ya gini ra,  ternyata dia emang gitu suka baperin cowok. Dia juga sekarang lagi deket sama Kak Firman dan Kak Izul 11 otomotif  3. Terus dia deketin aku. Itu semua cuma buat nyari sensasi ra. Plis percaya sama aku. " Jelas Fatta.

"Hem,  gitu. Setauku dia alim dan bisa jaga image ternyata gitu. Yaudah ayok ke gedung N udah berangkat semua waktunya Brifing" aku mengajak Fatta dan aku langsung beranjak meninggalkan derby di tempat dudukku tadi.

Aku yang masih dengan rasa tak percaya berniat menjebak gadis tak bermoral itu.

Briefing selesai dan kebetulan aku bertugas bareng ainul dan aku langsung mengutarakan apa yang mengganjal di hatiku.

"Oh jadi gini ya,  deket ke semua cowok hadrah hanya untuk sensasi dan di cap terkenal di sekolah. Kok gitu sii kan alim keliatannya." sindirku di depan ainul.

***

MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang