37

35 3 0
                                    

Malamnya aku dan Hima menuju rumah sakit tempat Fatta di operasi. Sesampainya di sana aku di sambut oleh mama nya Fatta tante sania.

"Tante Fatta sakit apa? " tanyaku to the poin

"Fatta oprasi transplantasi ginjal zahra" jawabnya

"Transplantasi?  Sejak kapan Fatta sakit tante? Kenapa dia ga kasih tau aku? " tanyaku keheranan.

"Begini tante ceritakan asal mulanya ya nak"

Tante sania pun menceritakan semuanya.  Ternyata baru aku tau jika Fatta itu ada keturunan arab dan dia termasuk dari keluarga yang berada. Namun Fatta menyembunyikannya. Aku kaget ketika tante Sania berkata jika Fatta kembali menemukan semangat hidupnya saat dia mengenalku. Dia sempat menyerah dan ingin pindah ke arab lagi, namun setelah dia mengenalku semuanya berubah.

"Nak, Tante mohon sama kamu ya, jaga buku ini baik baik dua minggu setelah operasi, Fatta akan pindah ke Arab" ucap tante sania sembari menyerahkan buku diary pertama milik Fatta.

"Tante, sejak kapan Fatta suka menulis? " tanyaku penasaran karena setahuku dia ga pernah seneng dengan mapel B. Indonesia.

"Sejak dia mengenalmu, semua yang ada di buku ini itu foto mu dan impian impian Fatta."

Aku terharu dan menangis. Aku menatap hima dan hima pun ikut terharu. Aku ga nyangka ternyata se obsesif ini Fatta padaku. Ketika aku membuka acak buku ini aku menemukan ada tulisan tentang aulia.

Bukan aku yang ingin kan mu, tapi kamu yang ingin kan ku, untuk membuat kekasih ku terluka.

Kekasih,?  Batinku.

2 minggu kemudian.

Minggu pagi.  Aku bangun pagi dan bersepeda dengan Hima. Aku bersepeda memutari komplek tempat aku tinggal dengan tujuan akhir car free day di sekitar taman di kotaku. Aku duduk meminum air yang ku bawa dan Hima sedang membeli bubur ayam untukku dan untuknya. Aku melihat sekitar ku dan ternyata ada Annas yang sedang joging di taman ini. Aku pura pura tidak melihatnya. Namun bodohnya Hima saat mengantar bubur ayam dia malah menyapa annas.

"Oiiii Annas! " teriak Hima.

"Apaan? " jawab annas sembari berjalan menuju ke arah Hima.

Aku langsung memalingkan wajahku dan menundukkan kepalaku.

"Him?  Kesini sama annis? " tanya nya.

"Iya nas, tuh dia lagi duduk. Yuk ah kesana bareng aja"

"Nis?  Masih marah sama aku? "

"Engga kok"

"Nis aku mohon jauhin Fatta yah, apa perlu nanti malam aku ngelamar kamu? "

"Apa sih nas! Bikin ga nyaman aja tau ih! Lagian apa hubungannya sih kamu sama Fatta?! Ingat nas kita itu cuma sahabat ga lebih! " jawabku ketus.

"Tapi apa salah jika aku punya rasa melebihi dari rasa seorang sahabat? " tanya annas

"Nas, please ngerti aku. Aku tau kamu punya mbak santri yang selalu support sama kamu, dari SMP apa kamu tau perasaan aku?  Engga!  Dulu aku suka sama kamu, kamunya gaada respon!  Sekarang kamu sudah ada dia terus kamu masih mau nggenggam aku?! Please aku bukan barang nas" jawabku hingga membuatku menangis.

"Zahra bener, kamu udah ada dia ngapain masih pengen sama Zahra?" jawab seseorang yang ada di belakangku dan aku tau itu suara siapa. Aku menoleh dan itu Fatta.

"Fatta kamu gatau apa yang terjadi diantara aku sama zahra. Kamu gausah ikut campur ya!" jawab annas

"Aku emang gaada urusannya sama kamu tapi saat itu menyangkut Zahra aku ngga akan terima" jawab Fatta.

Aku mencoba menengahi mereka yang tengah berdebat namun tetap aku tidak bisa melerainya hingga aku mencubit telinga mereka dan mereka baru mau berhenti debat.

"Diem semua diem. Yang menentukan itu aku. Kalian berdua ga boleh saling judge saling rebutan aku. Aku bukan barang oi!" jawabku.

"Hima ada tali?  Kamu ikat tangan annas dan kamu pegangi ikatan itu."

"oke ra"

"Kalian tuh kaya anak kecil rebutan permen. Perlu kalian tau aku tuh masih belum mau bahas keseriusan cinta di masa muda. Aku masih pengen nikmatin masa mudaaku. " terangku.

"Aku kesini cuma mau ngomong ra, ntar malem aku berangkat ke arab" jawab Fatta. Dan aku kaget merasa tak rela.

"nah kan yang menang aku, apaan cowok kok ninggalin cewek LDR beda negara dasar co.... Aawwwew sakit nih tanganku" hina Annas.

"Makanya jangan belagu!" jawab Hima.

"Beneran Fatta mau berangkat nanti malam? Fatta perutnya gapapa ?" tanyaku dengan mata berkaca kaca.

"Bener, Fatta udah gapapa kok. Rara jaga diri baik baik di sini ya. Fatta pamit. Oiya salam buat mama zahra sama yahya ya. Ini ada bingkisan dari mama ku buat mama kamu ra, dan ini yang biru dari mama aku buat kamu" jawab Fatta.

Aku menangis gatau harus ngomong apa lagi. Intinya aku menangis dan tak peduli saat itu sedang rame ramenya di taman. Sesak dadaku dan bingung harus apalagi.

"Ra, Fatta pamit dulu ya, Ni Rumi udah nunggu lama di mobil." jawab fatta

Lalu fatta mendekatkan tubuhnya padaku dan membisikkan sesuatu hal.

"I love you. "

Aku makin menangis dan ngga rela. Hima memelukku dan mencoba menenangkan ku.

Bukan inginku membiarkan rasa ini, namun belum saatnya rasa ini mengetahui siapa tuannya di akhir perjalananku nanti.

❤Fatta setiawan ❤

Yang pergi akan kembali, memori pasti akan terbuka krmbali, teringat maupun terbengkalai semua itu pasti akan ada akhir dan titik temunya. Berpisah saat ini bersama di kemudian hari.

🌸Zahra Wardatunnisa 🌸

MY LOVE IS MASTER DARBUKA(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang