21 - Puzzle

425 67 21
                                    

Enjoy be Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy be Reading!

Jangan lupa votenya.

.........

"Ini milikmu? Aku menemukannya dari saku mantelmu." Sehun mengambil kertas basah yang Hana sodorkan padanya, tinta merahnya ikut meluntur karena terlalu basah.

Hana kembali setelah 10 menit mengambil mantel, dan membeli beberapa minuman untuknya dan Sehun. Hana melihat kertas itu menyembul di balik saku mantel hitam Sehun, dengan hati-hati dia berhasil mengambil dan membuka kertas yang sudah terbagi menjadi 2.

"Tidak, itu mungkin milik Ahra." Balas Sehun yakin.

"Coba taruh itu di bangku, dan sambungkan kertasnya." Retina Sehun membola, mendapati 4 kata berisi kalimat tanya.

Tertulis dengan tinta, merah yang luntur. Meski luntur, Sehun bisa membacanya dengan jelas.

'Sudah Siap Untuk Mati?'

"Sialan!" Sehun mengepalkan kedua tangannya erat.

"Kau memikirkan hal yang sama denganku?" Sehun mengangguk, sekarang dia mengerti.

Siapapun, di luar sana ada orang yang menginginkan gadisnya mati. Dan mengetahui ini, Sehun marah. Apa Ahra sering mendapat teror seperti ini? Pertanyaan seperti itu, muncul begitu saja.

"Hana, ini sudah keterlaluan!" Sehun mengepalkan kedua tangannya.

"Aku yakin, ini ulah Nara. But, how come? Dia sudah di Amerika 3 hari yang lalu." Sehun menaikkan sudut bibirnya, semakin penasaran saja dia dengan Nara.

Tunggu, Nara itu pandai memanipulasi. Dia sudah memperhitungkan segala sesuatunya dengan cerdas, dan tepat.

"Apa kau begitu membenci Nara? Jangan menuduh jika tidak ada bukti"

Hana menyilangkan tangannya di dada, menatapi Sehun sinis seperti biasa. "Tunggu sampai aku beri tahu orang seperti apa Nara, kau akan aku buat menyesal karena menjadikan manusia itu sebagai cinta pertamamu."

"Well, jika bukan karena perjodohan ini, mungkin yang aku tentangnya hanya Nara si yatim piatu." Ujar Sehun, dan kalau bukan karena perjodohan ini Sehun juga tidak mungkin sadar, kalau Ahra adalah si gadis cengeng.

"Bagaimanapun ucapanku tadi meski tidak berdasar, aku meyakininya. Nara terlalu luar biasa untuk kau pahami. Dia terlalu cerdas, dan selalu bermain rapi."

"Bisa tidak usah berbelit seperti itu? Kepalaku hampir pecah memahaminya!" Protes Sehun, membuat Hana lagi-lagi memelototinya, baru tau kalau Sehun ternyata tidak sabaran.

"Baiklah aku akan mulai ceritaku, dasar tidak sabaran." Umpat Hana, menarik napas panjang.

"12 tahun yang lalu ..." Lalu Hana beranjak dari kursinya menghampiri lelaki berjas putih, dengan stetoskop yang menggantung di lehernya begitu melihat dia keluar dari kamar Ahra.

Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang