Enjoy Be Reading
🍁🍁🍁🍁
Salju mulai mencair, hujan sudah lebih sering datang sekarang. Gadis dengan jaket biru tuanya masih setia memandangi sang ibu, di balik pintu kayu bercat coklat. Ditemani suasana rumah sakit yang sedikit menyeramkan, setelah diguyur hujan.
"Tidak masuk?" Kemudian Sejong, mendapat gelengan pelan sebagai jawaban.
Ya, lelaki itu mengikuti kemanapun Ahra pergi. Di satu sisi Ahra merasa terlindungi, tapi di sisi lain dia merasa risih.
"Hyung-nim, apa aku kurang ajar jika memintamu untuk membelikan aku susu banana?" Dengan senyuman manis, Sejong menggeleng pelan.
"Tidak, kalau kau lelah duduk saja dulu. Aku akan pergi membeli yang kamu inginkan, tunggu disini." Ahra mengangguk, lalu tersenyum setelahnya.
"Hyung-nim istirahat saja dulu. Aku ingin menemui ibuku." Sejong tersenyum, lantas membungkuk dan pergi dari sana. Menunggu sampai bayangan Sejong, hilang di belokan lorong sepi rumah sakit.
Ahra terpaksa memanggilnya Hyung, sebab kalian tau sendiri, ada manusia yang akan marah-marah ketika Ahra memanggil lelaki yang lebih tua darinya itu dengan sebutan Oppa. Mungkin Sehun dendam, karena Ahra tidak pernah memanggilnya Oppa meski dia lebih tua daripada Ahra.
Sekarang, gadis ini harus bisa mengerti, bahwa kekasihnya itu sedang sibuk. Yang kadang harus berpergian ke luar Negri, melakukan syuting, pemotreran, dan hal lainnya. Seperti kata Ahra tadi, Sehun sedang tidak ada di Seoul sekarang ini, dia pergi ke luar kota. Tepatnya, pergi ke Busan. Tapi bagaimanapun sibuknya Sehun, lelaki itu selalu bersikeras ingin menjaga Ahra. Seolah menjaga Ahra, adalah pekerjaan amal.
Justru, yang terasa aneh bagi Ahra adalah, ketika Sehun menerimanya begitu cepat. Atau mungkin, Ahra saja yang merasa begitu?
"Ayah, aku datang." Ahra memilih masuk, dari pada lanjut berdebat dengan dirinya sendiri.
Membungkukkan badannya sebagai salam, Ahra melanjutkan sisa langkahnya untuk memeluk Siwon.
"Kau sehat Nak?" Siwon merapikan berkas-berkas pekerjaannya, yang berantakan.
"Seperti yang Ayah lihat. Ayah juga jaga kesehatan, jangan sampai sakit." Siwon mengangguk, mengamati wajah anaknya yang terlihat lebih hidup saat ini.
"Bagaimana keadaan ibu?" Ahra hanya bisa memandangi ibunya dari sini, jujur saja dia takut untuk menghampiri Kim Sowon.
Ahra tidak bisa membayangkan, kalau Sowon akan meneriakinya. Dan yang paling gadis ini takuti adalah, ibu tidak akan mengenali Ahra lagi.
"Sore tadi, ibumu habis melakukan hemodialisis." Jelas Siwon, sedangkan Ahra terus menatapi ibunya dari kejauhan.
"Apa ibu masih mengamuk, dan meminta pergi ke Daegu?" Siwon menggeleng, dia menatap putrinya lantas mengelus surainya lembut.
"Tidak sesering dulu. Sekarang, ibumu sering melamun, ketika ayah bertanya apa yang dia inginkan, ibumu akan menjawab dengan satu kalimat." Ahra berpaling menatapi sang ayah, menagih jawaban darinya.
"Dia merindukanmu." Jawab Siwon membuat Ahra merunduk dalam, menahan rasa sesak di sana.
Ahra bangkit dengan seulas senyum tipis, juga air mata yang mulai tergenang menghampiri ibunya yang sedang tertidur.
"Ibu, aku di sini." Rasanya Ahra ingin menangis, melihat tubuh Sowon yang semakin hari semakin bertambah kurus.
Mencondongkan tubuhnya, Ahra kecup dahi ibunya cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)
أدب الهواة[Completed] ✅ .... "Well, ini hukuman ketigamu, karena mengabaikanku, tidak bicara padaku. Dan aku mencintaimu." -Oh Sehun · Bahasa Baku ·100% Halu