Enjoy Be Reading 🤗
Janlup Tinggalkan Jejak 💕
-------------------------------------------
🐣🐣🐣🐣
Sehun lega, beban di pundaknya meringan setelah dia bisa menceritakan semuanya pada Ahra. Gadis yang saat ini termangu menatapinya, air mata tiba-tiba menggantung di sudut matanya. Tentu saja Ahra mengingat semuanya, dan itu percis seperti apa yang Sehun katakan. Namun dibagian mengobati luka seorang anak lelaki, Ahra tidak mengingatnya sama sekali.Ahra malah ingin tertawa, alih-alih berkata, 'jadi dulu kita pernah bodoh seperti itu?' Atau, 'jadi, dulu sebelum aku melupakanmu kamu memang menyebalkan yah?' Dan semua itu hanya Ahra katakan keras-keras dalam hatinya.
Dibanding merealisasikan tawanya, Ahra kebingungan sekarang. Saat Sehun mengucap kata maaf, bahkan membicarakan janji mereka dulu, semua itu tidak menjawab kebingungan Ahra sama sekali.
Apartemen terasa sepi sekarang, padahal rasanya baru saja tadi Ahra dan Sehun bercengkrama. 3 jam yang lalu, selesai Sehun menceritakan kejadian 12 tahun yang lalu dia pamit pergi dan belum kembali.
Sepertinya ada sedikit masalah dengannya, Sehun tampak terburu-buru setelah menerima telpon dari managernya.
Setelah 3 jam berlalu Ahra lalui dengan keheningan, seulas senyum cantik tampak mengembang dari sudut bibirnya ketika ponselnya berdering. Sejong membawanya tadi, sebelum akhirnya pergi lagi untuk melihat Hana sekalian mengantar Sehun ke agensi.
Kedua halis Ahra berjenggit naik, dia tidak tau siapa yang menelponnya. Ini nomor baru. Sampai pada akhirnya Ahra mengangkatnya dengan segera, takut itu penting.
"Hallo?" Hening, Ahra memeriksa layar ponselnya dan itu masih tersambung.
"Aku sedang berbicara dengan siapa? Ada orang disana?" Kata Ahra lagi, hendak mematikan ponselnya dan sebuah suara tidak asing muncul setelahnya.
"Pengecut!" Ahra meremat kuat bantalan sofa dipangkuannya, itu Nara.
"Harusnya yang sekarang ada di rumah sakit itu kau! Lihat, kau malah membuat sahabatmu sendiri terluka."
Ahra bergeming, untuk ke 2 kalinya dia disalahkan dan disudutkan.
"Nara?" Panggil Ahra tanpa sadar, yang Nara balas dengan tawa sengit. "Apa yang kau lakukan pada ibu huh?" Dan tawa itu terdengar mengencang di sebrang sana.
"Itu semua salahmu, kalau kau menuruti ucapanku, ibumu, Wonwoo, Hana, ayahmu mereka tidak akan terluka."
Lalu Ahra bagaimana?
"Nara, mereka keluargamu, yang kau buat terluka itu keluargamu. Itu ayahmu, itu ibumu dan Wonwoo dia adikmu."
"Tidak! Kalian bukan siapa-siapa bagiku, kalian hanya menghalangi kebahagiaanku saja!" Teriak Nara marah, dia masih tidak bisa menerima kebenaran itu.
"Kenapa selalu menyalahkan orang lain atas ketidak bahagiaanmu? Lihatlah, satu jarimu memang menunjuk padaku kalau aku yang bersalah. Dan lihat, ke mana 4 jarimu yang lainnya mengarah? Mereka menunjuk dirimu sendiri!" Ya, menyalahkan orang lain memang mudah bukan?
"Nara, kita keluarga harusnya saling megasihi bukan seperti ini!" Ahra tahan mati-matian dadanya yang sesak, tangannya gemetar, peluhnya bercucuran, detak jantungnya tidak karuan.
"Tutup mulutmu sialan! Kau merebut Sehun dariku, kau merebut kebahagiaanku. Harusnya saat aku suruh kau mati, kau mati! Lihat! Itu semua terjadi, karena kamu tidak mau mendengarkanku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)
Fanfiction[Completed] ✅ .... "Well, ini hukuman ketigamu, karena mengabaikanku, tidak bicara padaku. Dan aku mencintaimu." -Oh Sehun · Bahasa Baku ·100% Halu