35 - Somebody Else

314 51 4
                                    

Enjoy Be Reading

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak 🖤
----------------------

🐣🐣🐣🐣🐣

Sudah lewat tengah malam, Ahra mengendap-endap pergi keluar kamar Sehun setelah sepi. Memang sengaja Ahra menghindari Sehun, tentu saja karena malas bertemu dengannya. Gadis itu menggeleng pelan mendapati Sehun tidur di atas sofa, dengan pipi memerah. Sepertinya dia mabuk.

Selesai mencuci piring-piring kotor di dapur, Ahra bergegas menuju kamar mengambil selimut dari dalam sana. Meski bibirnya mencabik karena kesal, Ahra masih punya hati. Lekas Ahra membeberkan selimut itu pada tubuh Sehun yang meringkuk di atas sofa.

Tidak lupa, Ahra juga membersihkan kaleng beer kosong yang berserakan di atas meja. Setelahnya, Ahra menekuk lututnya mengamati wajah damai Sehun yang sedang terlelap. Sudut bibir Ahra terangkat naik, dia tidak percaya hari seperti ini akan datang.

Alih-alih kembali ke dalam kamar, Ahra memilih duduk dihadapan Sehun, menaruh kepalanya diantara lutut yang sedang dia peluk.

"Aku juga minta maaf yah." Kata Ahra menghela napas pelan, menatap dalam wajah Sehun yang benar-benar tampan di lihat saat seperti ini.

"Aku tidak masalah, kau punya mantan pacar atau tidak. Dari banyak wanita kenapa harus Nara? Kalau boleh jujur, aku sulit untuk menerimanya." Tangan kecil Ahra terangkat naik, membelai lembut kepala Sehun yang sedang tertidur dengan pipi merahnya.

"Kau tau? Kenapa aku takut ketika melihat Nara, bahkan membencinya, padahal aku dan dia bersaudara?" Tanya Ahra bibirnya tersenyum, tangannya masih membelai surai hitam Sehun yang acak-acakan.

Matanya menerawang jauh ke atas sana. "Tapi meski begitu, terima kasih, berkat kamu aku jauh lebih baik sekarang." Ucap Ahra tulus, Sehun benar-benar membuatnya merasa aman dan nyaman lebih dari apapun.

Lelaki ini adalah alasan di mana Ahra yang pengecut, tiba-tiba sanggup melawan rasa takutnya sendiri. Meski pada akhirnya sama saja, sekarang Ahra meragukan Sehun. Bagaimana, kalau ternyata Ahra digunakan sebagai jalan untuk Sehun bisa kembali pada Nara?

"Aku pikir hubungan kita sudah semakin jauh, atau mungkin itu hanya perasaanku saja. Awalnya, aku ingin menceritakan tentang kenapa aku bisa menjadi seperti ini. Tapi sekarang aku ragu." Mata Ahra membelalak sempurna dengan segera mengangkat naik kepalanya, ketika tangan Sehun tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya.

"Kenapa meragukanku? Kau bisa menceritakan semuanya padaku, dan kita, bahkan hubungan antara kau dan aku saja sudah menjadi kita, Ra." Sahut Sehun serak, membuat Ahra menggubris tangan Sehun darinya.

"Ka–u tidak tidur?" Sial, Ahra terus menggerutu satu kata itu dalam hatinya.

"Kau berisik di dapur!" Seru Sehun, matanya terpejam tapi bibirnya menyahut apa yang Ahra pertanyakan.

Dia berharap, besok Sehun akan melupakan ini. "Maaf mengganggu istirahatmu, aku pergi–"

Sehun menarik tangan Ahra, hingga gadis itu kembali ke tempatnya. Apa tenaga orang bangun tidur dan mabuk sebesar ini? Atau, apakah tubuh Ahra terlalu ringan?

"Aku bilang ceritakan! Kenapa kau membenci Nara?" Sehun bangun dari tidurnya, iris gelapnya mematri retina Ahra yang sekarang duduk di sampingnya.

Tepat ketika mereka duduk bersampingan, Sehun menjatuhkan kepalanya di bahu Ahra. Jujur saja Ahra sedikit tidak nyaman, ketika Sehun menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya. Yang lebih menyebalkannya lagi, si Sehun itu tidak mengucapkan sepatah kata apapun lagi.

Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang