56 - Epilog

834 44 10
                                    

Happy Reading, meski tidak happy ending💔🙂

.....

Penghujung musim panas, cuaca sedikit lebih teduh dan sejuk dari hari sebelumnya. Hujan sudah lebih sering turun, untuk menyambut musim gugur yang sebentar lagi datang. Pukul sembilan malam, Sehun memarkirkan mobil di basemant apartemennya. Lelaki ini buru-buru menaiki lift, khawatir kalau Choi Ahra akan menunggunya dengan gelisah di rumah saat guntur dan hujan saling bersahutan di luar sana.

Mantelnya basah, tapi untungnya tidak sampai membuat kaus panjangnya ikut basah juga. Tangannya ringkih, membawa berbagai macam tas belanja yang dia bawa setelah memborong macam-macam perlengkapan bayi.

Meski semua perlengkapan sudah selesai dia beli, Sehun hanya membeli baju-baju yang menurutnya cantik, selimut, handuk dan beberapa kaus kaki untuk anak perempuannya yang satu bulan lagi lahir ke dunia.

"Hallo, istriku." Sapa Sehun, menanggalkan mantelnya yang basah, dia kaget saat tau Istrinya duduk di sofa menunggunya datang dengan senyum mengembang.

"Sudah pulang?" Sehun terlihat menyimpul senyum tipis.

Ahra kira Sehun melupakan sesuatu, sebab begitu masuk dia langsung menaruh belanjaannya di sofa empuk. Tapi rupanya tidak. Oh Sehun tetap seperti biasanya, setelah menaruh tumpukan tas belanjanya, Sehun lekas menghampiri Ahra dan mendaratkan satu kecupan hangat di dahi istrinya. Lalu bergerak turun, mengelusi perut Ahra yang semakin membesar.

"Hallo nak, ayah pulang." Kata Sehun lau mengecup perut besar istrinya.

"Apa yang kamu beli? Kenapa banyak sekali?" Ahra yang penasaran lekas berjalan dengan Sehun yang bergelayutan manis di lengannya.

Kalau bukan suami sudah Ahra tendang lelaki ini, tapi setiap kali Sehun begini yang Ahra bisa lakukan justru hanya tertawa pelan.

"Pakaian untuk Sera dan perlengkapan yang lainnya. Lalu, aku membeli ini." Sehun mengambil satu paper bag kecil di tangannya, membuat senyum Ahra semakin menguar manis.

"Ini satu set kalung perak untukmu dan Oh Sera." Menaut tatap dalam jarak sedekat ini meski sudah lama bersama, Ahra tetap tidak terbiasa.

"Aku tidak percaya, lelaki manja dan kekanakam sepertimu sebentar lagi akan menjadi seorang ayah." Kata Ahra, begitu Sehun dengan antusiasnya mencoba memasangkan kalung perak itu diperpotongan leher putih istrinya.

"Ahra, jangan bilang kamu tidak senang kalau Oh Sehun yang tampan ini akan segera menjadi seorang ayah?" Menyimpul senyumnya, Ahra tatap hangat wajah Sehun yang tampak lesu.

Tangan kecilnya yang sekarang terlihat membengkak, lekas terulur mengacak surai hitam Sehun yang tampak hitam dan panjang.

"Aku senang, melebihi dari ekspetasiku yang hanya ingin hidup baik-baik saja. Tau tidak? Dulu, aku punya pemikiran kalau sebuah mimpi itu terlalu mahal untukku. Dulu aku tidak pernah berani bermimpi sekalipun bermimpi untuk dicintai. Aku tidak berani, aku terlalu pengecut dan penakut." Lagi-lagi, Sehun gagal membaca apa yang sedang gadis ini rasakan, dan lagi-lagi yang bisa dia lakukan hanyalah mendengarkan gadisnya berbicara.

"Tapi sekarang Tuhan sudah mengirimmu juga Oh Sera, sebagai pelengkap kisah dari hidupku yang sebelumnya memusingkan. Terima kasih, aku benar-benar beruntung memilikimu." Sehun hanya mampu menyimpul senyum hangat untuk gadisnya. Akhir-akhir ini, Ahra memang menjadi sedikit lebih sensitif.

Couple Or Trouble - OH SEHUN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang