Lingkar hitam dipinggir matanya terlihat semakin jelas. Jam weker pemberian sahabatnya terus bergerak cepat dan hampir menunjukkan pukul dua pagi. Kedua matanya masih menatap laptop putih yang sudah bekerja lebih dari dua belas jam. Jemarinya terhenti sejenak untuk mengetik, lalu melirik jam yang ada dihadapannya. Gadis bermata sipit itu menghela nafas, lalu meregangkan tubuh sambil mengangkat-angkat kedua tangannya. Kemudian ia mengambil handphone dan mulai membuka jadwal kegiatan hari ini. Ah, lagi-lagi melihat jadwal kegiatan hari ini hanya bisa membuatnya menghela nafas. Ternyata semua waktu hari ini sudah penuh dengan kegiatan kampus dan organisasi. Ia pun membuka aplikasi WhatsApp dan mengetik sesuatu untuk seseorang yang jauh di sana.
"Hello, this is Alsa, don't forget we have interview at 4 am GMT +7", pesan terkirim dengan tanda centang dua.
Setelahnya, ia langsung melempar benda persegi panjang mungil itu ke atas kasur, tangannya dengan cepat mematikan layar laptop kemudian mengatur alarm pukul 03.55 dan segera memadamkan lampu kamar lalu bersiap tidur dalam waktu yang singkat ini. Ia sangat berharap besok bisa menghabiskan waktunya untuk tidur-tiduran di kasur empuk ini, tapi ah sudahlah... Kegiatannya hampir setiap hari penuh hingga malam hari....
Ah....
Berandai dulu coba...
Hari ini tenang, tanpa kegiatan.
Aku akan senang sekali ada dalam duniaku...
Beberapa saat setelah terbaring, matanya terpejam. Kesadarannya hilang perlahan. Ya, tubuh memang harus beristirahat setelah sekian lama dipaksa untuk bekerja. Walaupun singkat, ia harus menghargai waktunya untuk tidur. Begitulah dia, Riene Oktriasanabila yang tidak mau dipanggil Riene dan hanya ingin dipanggil Alsa. Tidur dan bercengkrama dengan laptop adalah kegiatan utamanya, ya walaupun pembagiannya tidak merata. 5:1, lima untuk bekerja dan 1 untuk tidur. Saking tidak pedulinya dia dengan dunia luar, dia sendiri sering tidak tahu film-film anak muda yang akan tayang di bioskop. Dan hey! Dia bahkan tidak tahu menahu tentang film marvel yang sering dibicarakan oleh teman-teman seumurannya. Astaga! Sekudet apakah manusia ini? Dia tidak tahu personel BTS, Blackpink, atau group band korea lain-lainnya yang sering diagung-agungkan oleh para wanita segala usia. Bahkan, tentang perkuliahannya sendiri... Dia beberapa kali telat datang ujian karena tidak ingat waktu ujiannya. Tapi, sekelebat kekurangannya itu, dapat ia tutupi dengan rasa tidak pedulinya yang begitu besar. Tidak peduli seburuk apapun dirinya, life must go on, katanya. Ada banyak celah untuk menuju garis terakhir.
03.55, tring tring tring tring
Suara alarm segera membuatnya terbangun. Tersadar bahwa ada interview pada pagi hari, Alsa langsung beranjak dari kasurnya dan segera membasuh wajah lalu kembali membuka laptop. Dari situlah ia memulai aktivitasnya. Hidupnya memang lebih sering berhadapan dengan laptop daripada manusia, kemana-mana ia selalu membawa laptopnya agar ia dapat mengerjakan pekerjaannya kapan saja dan dimana saja.
Alsa mulai melakukan interview dengan orang Amerika berwajah Arab. Sejak masuk organisasi, ia disibukkan dengan berbagai jobdesc yang harus dikerjakan. Jadwalnya juga semakin padat dan sebisa mungkin harus tetap seimbang dengan akademik, ya walaupun dia sedikit acuh tak acuh dengan kuliahnya. Tapi, dia sangat menyukai pekerjaannya di organisasi, baginya ini adalah pengalaman yang benar-benar luar biasa, tidak semua anak seusianya dapat melakukan hal yang ia lakukan saat ini. Kata orang-orang di organisasi, Alsa adalah gadis yang sunyi karena ia hanya akan bersuara jika menurutnya dia harus bersuara. Oleh karena itulah, dia lebih sering terlihat menggerakkan tangannya untuk menulis daripada menggunakan mulutnya untuk bersuara. Tapi, pada posisinya sebagai anggota organisasi dia mengerti bagaimana berekspresi menghadpaai manusia-manusia yang harus berhadapan dengannya. Dia sering menyebut-nyebut hal tersebut dengan kata profesional. Ya, profesional dalam bekerja. Dia tidak ingin hubungan personalnya merusak kualitas kerjanya, yaa meskipun ini hanya sebuah organisasi. Ternyata dia membawanya ke ranah yang lebih serius. Katanya, ini demi impiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
Romance"a person who, because of shyness, unpopularity, or lack of a partner, remains at the side at a party or dance. any person, organization, etc., that remains on or has been forced to the sidelines of any activity: The firm was a wallflower in this ye...