Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Sejak tadi pagi jadwal kuliahnya begitu padat tapi tak ada satu kelas pun yang ia hadiri. Beberapa hari ini kondisi tubuhnya semakin memburuk. Sudah tiga hari setelah ia bertemu Elvan di malam hari itu. Alsa bolos kuliah selama tiga hari. Tiga hari? Tanpa keterangan sama sekali. Ia mengurung dirinya sendiri tanpa berkomunikasi dengan siapapun. Bukan tanpa tujuan ia melakukan ini. Agar dapat beristirahat dengan tenang tanpa gangguan alam luar sana. Segala alat elektronik ia nonaktifkan selama tiga hari ini, termasuk pekerjaannya di organisasi. Lalainya, ia tidak izin terlebih dahulu kepada Nata bahkan ia seperti menghilang ditelan bumi. Tanpa kabar sama sekali.
Perutnya semakin perih, keringat bercucuran. Mesin pendingin ruangan pun ia padamkan karena sudah menggigil di dalam selimut. Hidungnya mampet hingga sulit bernafas, kepalanya terasa sangat berat seperti ada yang menggantungi, dan suhu tubuhnya meningkat. Alsa sudah tak kuat untuk menahan lebih lama, ia mengambil handphone nya menghubungi Elvan.
Namun tidak ada jawaban.
Jemarinya kembali mencari-cari nama Lala,
Tak ada jawaban juga.
Kembali ia mencari nama-nama Gilang di deretan kontak yang tersimpan.
Pria itu me-reject panggilannya.
"Lagi ada dosen. Kenapa Al?" pesan masuk dari Gilang
"Kapan selesainya Lang?" tanya Alsa
"Harusnya sih udah kelar.."
"Ni dosennya baru aja nutup kelas. Gimana?"
"Eh temenin ke dokter yuu" pinta Alsa tanpa basa-basi
"Oh oke oke, aku langsung ke kosan kamu nih sekarang"
Alsa pun bersiap-siap. Hanya menggandeng tas kecil dan memakai jaket hitam ia segera pergi mengunci pintu kamar dan menemui Gilang yang sudah menunggunya. Wajahnya pucat dan matanya sayu. Sakit yang ia tahan hampir satu bulan ini akhirnya memuncak juga. Berjalan pun rasanya seperti melayang-layang di udara. Gilang sadar akan kondisi Alsa yang sudah sangat tidak baik. Pria itu segera membawa Alsa pergi ke rumah sakit terdekat. Sore hari yang cukup melelahkan bagi seorang Gilang pada hari itu. Ia memulai kelasnya sejak jam tujuh pagi hingga jam tiga sore. Sekarang? Apalagi ini? Temannya sakit
"Kata dokter harus cek darah" ucap Alsa yang menghampiri Gilang.
"Lu kenapa si Al? Perasaan terakhir ketemu sehat wal'afiat aja"
Alsa memanyunkan bibirnya,"itu...kecapekan aja kali"
"Elvan ke mana ya?" tiba-tiba Gilang mengubah topik pembicaraan. Raut wajahnya penasaran.
Alsa hanya mengangkat kedua bahunya,"Bukannya kalian sering satu kelas?"
"Iya.. masalahnya dia gak masuk tadi. Ada tiga kelas. Biasanya dia titip absen sama gua"
"Haaahhh?" Alsa terkejut lalu kedua bola matanya membesar.
"Iya anjir tidur deh kayaknya dia.." Gilang segera mengutak-atik handphonennya, mencari-cari nama Elvan.
Namun tetap tak ada jawaban dari Elvan.
"Nona Alsa.." salah satu perawat memanggil nama Alsa.
Gadis itu pun masuk ke dalam ruangan diikuti Gilang.
Dokter tersenyum melihat kedatagan pasien dan walinya.
"Mbak Alsa udah ngerasa sakit-sakit mulai kapan?" tanya sang dokter
"Mulainya, kira-kira tiga minggu yang lalu dok..." jawab Alsa tak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
Romance"a person who, because of shyness, unpopularity, or lack of a partner, remains at the side at a party or dance. any person, organization, etc., that remains on or has been forced to the sidelines of any activity: The firm was a wallflower in this ye...