10. Luar Kota

62 6 0
                                    

Semalaman Alsa tak bisa tertidur dengan nyenyak karena ia khawatir bangun kesiangan meskipun sudah beberapa alarm ia atur di handphone, namun dia sendiri tetap tidak bisa percaya bahwa ia akan bangun tepat. Pagi itu jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, satu jam sebelum keberangkatannya menuju Kota Surabaya. Ransel abu-abu miliknya sudah beres ia rapikan semalam agar pagi ini bisa santai dan tak perlu repot-repot menyiapkan perintilan barang yang harus dibawa.

drrt drrt drrt....

Suara benda persegi panjang itu membangunkan lamunan Alsa yang sedari tadi hanya menengok jam dinding kamarnya "Kak Alsa bangun, ayo ke stasiun sekarang.." seseorang di sana mengingatkan Alsa untuk segera pergi menuju stasiun.

"hmmm..." jawab Alsa masih setengah sadar

Alsa pun beranjak dari tempat tidurnya, "Masih nagntuk May..."

"Ihhh ayo bangun, cuci muka, sholat, mandi terus ke sini. Buruan kak Alsa nanti ketinggalan kereta.." May mulai ricuh dengan ocehannya. Ia langsung mematikan sambungan telponnya dan langsung berdiri dengan mata yang masih terpejam.

Seharusnya aku menginap saja di tempat May, gumam Alsa dalam hatinya.


Pukul 4.45 pagi di stasiun.

"Aduh.. Krisna di mana lagi, di telfon gak diangkat, di chat gak di bales, sebentar lagi keretanya mau jalan nih..." May sibuk sendiri dengan handphonenya karena Krisna belum juga muncul di hadapannya.

"Kita masuk duluan aja May, tiketnya titipin aja sama mbak-mbak check in di sana aja" saran Nata.

May menghela berat, wajah mulai tertekuk, ia khawatir dengan Krisna yang belum juga hadir, "Yaudah deh.."

May, Nata, Alsa, Dira, dan Mr. President segera check in dan langsung masuk ke dalam gerbong kereta. Setelah lima menit berlalu, masih belum terlihat juga wajah Krisna.

"Eh si Elvan bukannya juga ikut ke Surabaya juga ya..?" tiba-tiba Nata bertanya

"Gak tau ah gak jelas orang itu..." Jawab May cemberut

"Lah, terus dia berangkatnya kapan dong?"

May hanya mengangkat kedua bahunya

Tak lama itu, pegumuman bahwa kereta akan segera berangkat mulai diumumkan namun, Krisna beum juga terlihat...

"ahhhh!! Itu itu!" Dira menunjuk seorang pria bermata sipit yang terengah-engah membawa koper hitam. Nata langsung berjalan keluar dari gerbong untuk membantu Krisna. Tepat sekali kaki mereka menginjak gerbong, kereta mulai berjalan pelan meninggalkan stasiun.

Semua menghela berat karena ulah Krisna di pagi buta.

Perjalanan darat ini memakan waktu selama sepuluh jam. Berada di gerbong kereta ekonomi memang sangat-sangat luar biasa, aroma pesing begitu menusuk serta udara panas karena mesin pendingin yang sepertinya tidak berfungsi dengan begitu baik. Hanya saja pemandangan alam yang begitu menenangkan dapat membalas segala ketidaknyamanan yang dirasakan oleh segerombol anak-anak manusia ini.

"Elvan jadinya gimana sih?" tiba-tiba Nata bertanya.

"Gak tahu kak Nata" Jawab May dengan cepat

"Dia naik kereta yang jam 6 sama temennya dari..."

"eh dari mana ya..." sambung Alsa yang tiba-tiba lupa

"Tahu darimana Al?" Nata dan Mr. President serempak bertanya

"Kak Elvan ngabarin Kak Alsa?" May ikutan bertanya

Alsa masih tetap diam menatap lurus ke depan.

WALLFLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang