Hari itu, tanggal 8 April. Tepatnya hari Sabtu. Di organisasi sedang diadakan local training untuk semua anggotanya. Namun, Alsa si gadis pendiam ini terpaksa harus pergi menyusul karena ternyata ia mengikuti lomba debat tingkat Universitas. Namanya sudah direkomendasikan oleh Dekanat Fakultas untuk maju mewakili Fakultasnya. Sebenarnya, dia sendiri tak pernah berpikiran untuk mengikuti lomba debat. Sejak SMA dirinya selalu berkecimpung dengan lomba-lomba di bidang menulis, pun kalau harus mengandalkan kemampuan public speaking biasanya hanya sebatas persentasi karya ilmiahnya dihadapan para juri. Tapi, berhubung kali ini namanya direkomendasikan langsung, ia merasa tak enak untuk menolak tawaran tersebut. Toh, hitung-hitung ini pengalaman untuknya bisa mengikuti kompetisi debat Bahasa Inggris di kampusnya sendiri.
Waktu itu, sore mulai gelap seperti akan memuntahkan segala isinya. Alsa baru saja tiba di kamar kost setelah seharian mengikuti kompetisi yang melelahkan. Hari ini ia dapatkan kekalahan dalam berkompetisi karena ia sadar akan kemampuannya yang masih jauh di bawah rata-rata. Belum sempat beristirahat, ia langsung mandi agar dapat segera menyusul ke acara local training karena lokasi villa nya cukup jauh dari tempat tinggalnya saat ini.
Ternyata yang datang menyusul ada sekitar lima anak. Tiga diantaranya adalah partner Alsa ketika mengikuti lomba debat hari ini. Dua lainnya merupakan anggota baru di organisasi. Alsa memasang wajah lelahnya. Sementara angin berhembus membuatnya merasakan kantuk yang sangat berat. Tak lama kemudian, matanya terpejam. Dia benar-benar tertidur sambil bersandar di dinding. Setiap hari rasanya selalu melelahkan.
Entah karena rutinitas atau karena tak punya tempat berteduh? Seakan-akan hidup hanya untuk berlari mengejar sesuatu yang tak bisa kau jelaskan...
Sedetik kemudian Alsa terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 20.15, namun belum terlihat juga orang yang akan menjemput mereka berlima. Hal itu membuatnya kesal sendiri karena energinya sudah terkuras habis pada lomba debat yang begitu ramai tadi siang. Akhirnya gadis itu memberanikan diri menelpon May.
Tak ada jawaban
Lalu menghubungi Nata....
Tak ada jawaban juga...
Entah kenapa rasanya menyebalkan sekali harus menunggu. Padahal ia juga mengerti bahwa semua orang sibuk demi keberlangsungan acara training. Saat itu, Alsa sendiri tak mengerti dengan dirinya yang mudah sekali tersulut emosi ketika kelelahan menghampiri tubuh lemahnya.
Tanpa pikir panjang, Alsa kembali membuka layar handphonenya dan mengetikkan sesuatu untuk Elvan,
"Van.. yang jemput kita berlima udah otw belum?"
Sedetik kemudian pesan tersebut langsung dibalas
"Udah otw kok, sekitar lima belas menitan. Kenapaaa?" Elvan bertanya balik.
"Oh Okay! Thanks. Gak apa-apa kok cuma agak ngantuk sedikit" balas Alsa
"Oalah.. Semangat dong Riene, jangan ngantuk!!" Pria itu membalas sambil mengirimi sticker kelinci tertawa yang menggemaskan.
Lima belas menit kemudian, seorang laki-laki bermata sipit dengan kacamata bulat khas miliknya tiba. Pria itu tersenyum ke semua orang yang telah menunggunya. Dia adalah Krisna yang bertugas menjemput semua anggota yang datang terlambat alias menyususl. Malam yang gelap dilalui bersama menelusuri jalanan yang basah karena baru saja disiram air hujan. Udara semakin dingin dan jalanan semakin berkelok karena mulai memasuki daerah perbukitan. Perjalanan di tempuh sekitar tiga puluh menit.
Sesampainya di villa, tubuh Alsa mulai merasakan perbedaan yang signifikan. Gadis itu kedinginan hingga tubuhnya sedikit bergetar. Kepalanya mulai terasa berat, mungkin dia kebanyakan menghirup angin selama perjalanan membuatnya terkena penyakit sejuta umat manusia di negara +62 ini, yaitu masuk angin. Keadaan villa ternyata cukup ramai, membuat Alsa sedikit minder dan mulai mencari-cari Nida dan Dira, teammate nya di organisasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
Romance"a person who, because of shyness, unpopularity, or lack of a partner, remains at the side at a party or dance. any person, organization, etc., that remains on or has been forced to the sidelines of any activity: The firm was a wallflower in this ye...