36 - 911

1K 82 29
                                    

Katanya, luka adalah bagian dari rasa sakit. Tetapi katanya lagi, luka adalah bagian dari rasa yang tidak nyata. Sebuah refleksi dari harap yang sia-sia.

.
.
.
Chapter 36
[911]

Awalnya, Seohyun menolak ketika Kyuhyun berniat mengantarkannya sampai depan pintu apartemen, padahal lelaki itu tahu, apartemennya berada di lantai atas—tetapi lelaki itu tetap bersikukuh ingin mengantarkannya sampai ke depan pintu, hanya untuk m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya, Seohyun menolak ketika Kyuhyun berniat mengantarkannya sampai depan pintu apartemen, padahal lelaki itu tahu, apartemennya berada di lantai atas—tetapi lelaki itu tetap bersikukuh ingin mengantarkannya sampai ke depan pintu, hanya untuk memastikan bahwa Seohyun baik-baik saja. Akhirnya, Seohyun mengalah dengan menganggukkan kepalanya, membiarkan Kyuhyun menarik tangannya untuk di genggam.

Sejujurnya, Kyuhyun memang selalu melakukannya. Lelaki itu selalu mengantarkannya sampai ke depan pintu, memastikan segalanya baik-baik saja, barulah setelah itu Kyuhyun akan pergi. Atau ketika lelaki membiarkan Seohyun menunggu, dan Kyuhyun yang akan mengantre demi gadis itu. Sejak dulu, Kyuhyun selalu melakukan hal kecil untuk Seohyun.

Hanya saja, dulu Seohyun pikir itu adalah hal yang biasa.

Sekarang barulah Seohyun merasa bahwa apapun yang Kyuhyun lakukan untuknya, terasa sangat manis meskipun itu hanyalah hal sederhana yang tidak perlu di lakukan. Tentu saja Seohyun menyukainya.

“Jangan menatapku terus nona, kau bisa jatuh cinta,” ucap Kyuhyun tiba-tiba. Membuat Seohyun yang asyik menatap lelaki itu kemudian tersentak kaget. Kedua matanya mengerjap pelan. “A–aku tidak menatapmu. Aku hanya melamun.”

Kyuhyun tertawa, menertawakan alasan konyol yang baru saja Seohyun lontarkan. Tapi dia menghargainya, karena dia tahu Seohyun hanya merasa malu. “Kalau begitu, aku akan berpura-pura tidak menangkapmu, okay? Jadi, tatap saja sepuasnya.”

“Kau menyebalkan!” sahut Seohyun dengan nada merajuk. Merasa terlalu malu dengan dirinya sendiri.

Seohyun kemudian melipat bibirnya sebal, sembari tangannya berniat menekan tombol lift. Tetapi sebelum dia melakukannya, Kyuhyun lebih dulu menekannya seolah lelaki itu adalah orang yang lebih tahu dimana Seohyun tinggal. “Biar aku saja yang melakukannya.”

“Kenapa?” Tentu saja Seohyun perlu bertanya pada lelaki itu.

“Kenapa apanya?” Kyuhyun menoleh pada Seohyun di sampingnya, dan melempar tanya sembari menaikkan sebelah alisnya. Tidak mengerti bagian mana kalimat nya yang perlu di balas dengan kata tanya.

“Aku hanya ingin menekan tombol, tapi kau bilang biar kau saja yang melakukannya. Memangnya kenapa? Apa ada yang salah jika aku melakukannya? Demi tuhan itu bahkan hanya——”

Sebelum Seohyun memperpanjang kalimat nya lagi, Kyuhyun buru-buru menunduk dan memberi satu kecupan di atas bibir gadis itu. Dari posisinya sekarang, Kyuhyun hampir saja terkekeh begitu melihat kedua mata Seohyun yang membulat, bersamaan dengan pintu lift yang terbuka lebar. Menampilkan beberapa orang disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's Not Fallin In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang